Kunker di Malut, Ini Penjelasan Mayor Jenderal TNI Dedy Kusmayadi

Maluku Utara276 Dilihat
Foto istimewah

Ternate, medianasional.id – Dalam melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) di Maluku Utara, Mayor Jenderal TNI Dedy Kusmayadi memberikan pencerahan dan meninjau langsung aktifitas Satgas Armed 9 dari 35 pos yang tersebar di Maluku Utara dengan jumlah personil sebanyak 500 mines kota Tidore Kepulauan.

Pria lulusan Akademi Militer tahun 1987 yang juga sekaligus mantan Komandan Platon 732 Banau dengan pengabdian selama 10 tahun ini, ia menyampaikan bahwa kunjungannya di Maluku Utara karena pasukannya melaksanakan tugas Pengamanan daerah rawan tepatnya di wilayah Maluku Utara, yang terdiri dari Halmahera Barat, Halmahera Utara, Morotai, Kota Ternate, Taliabu, Sula, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan.

Tak hanya itu, disampaikan karena personilnya sudah bertugas hampir 9 bulan. Sehingga kunjungan ini untuk meninjau langsung personil dalam tugas pengamanan.

Selain itu, dikatakan lanjut, bahwa tujuan kunjungan ini adalah memberikan motifasi. “Kalaupun di militer dikenal dengan Dalwas Ops pengendalian dan pengawasan operasi,” Kata Dedy Kusmayadi kepada media ini tepatnya di Royal Resto Ternate, Jumat (16/10/2020).

Ia bahkan menjelaskan personil pengamanan daerah rawan di Maluku Utara ini, karena awalnya pernah terjadi konflik. Sehingga pasukan ini di tempatkan untuk mengantisipasi apabila terjadi konflik, tetapi berdasarkan perkembangan suda terlihat bagus semua.

“Meski sudah bagus semua, tetapi kita tetap mengajak dan menghimbau kepada masyarakat agar konflik itu bisa hilang dan kita sadarkan mereka bahwa konflik itu tidak ada manfaatnya sama sekali, karena konflik itu hanya menyensarakan semua,” Terangnya.

“Selain mengantisipasi apabila terjadi, mungkin situasi yang kita akan melakukan antispasi dengan penyekatan penyekatan. Tetapi yang paling penting kita mengajak kepada masyarakat untuk tidak mengulang kembali terjadinya peristiwa tersebut,” Kata Komandan Bintang Dua yang awalnya pernah menjadi perwira pertama di Maluku Utara selama 10 tahun.

Dedy bahkan menuturkan, (red-mengakhiri) meski kerawanan dan profokasi masi ada, tetapi saat ini masyarakat sudah memiliki tingkat kesadaran yang baik dan lebih tinggi yang muncul dari kesadaran masyarakat itu sendiri. Sehingga hanya di arahakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif, baik kebun percontohan dan pengelolahan hasil bumi yang bisa dikembangkan serta cara berternak yang baik dan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.