Usai Rapat dengan Kemenko Polhukam,Ini Kata Kadis Pariwisata Raja Ampat 

Papua Barat183 Dilihat
Kepala dinas (Kadis) Pariwisata Raja Ampat saat wawancara bersama  sejumlah awak media,usai rapat dengan Deputi Bidang Koordinasi Kominfotur Kemenko Polhukam,Forkopimda dan pimpinan OPD lainnya, di Balai Wayag,Kantor Bupati Raja Ampat, di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat,Rabu (12/8/2020) siang

Raja Ampat, medianasional. id- Usai rapat dengan Deputi Bidang Koordinasi Kominfotur Kemenko Polhukam.Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kabupaten Raja Ampat kepada awak media mengatakan, bahwa kita ketahui bersama,sejak bulan maret lalu tahun ini (2020) tanah air kita (Indonesia) dilanda pandemi Covid-19 yang berdampak menurunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar Raja Ampat melalui sektor Pariwisata.

“Seluruh objek wisata di Indonesia ditutup,termasuk di Raja Ampat.Kami menutup seluruh objek wisata saat mulainya wabah Covid-19 masuk ke Indonesia bulan maret lalu. Penutupan objek wisata di Raja Ampat tujuannya untuk mencegah penyebaran,penularan Covid-19,”ujar Kepala dinas (Kadis) Pariwisata Raja Ampat kepada sejumlah awak media usai rapat dengan Kemenko Polhukam, Forkopimda dan pimpinan OPD lainnya, di Balai Wayag,Kantor Bupati Raja Ampat, di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat,Rabu (12/8/2020) siang.

Dijelaskannya, dengan penutupan objek wisata,tentu saja berdampak pada perekonomian Raja Ampat.Selain itu, Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menggerakan roda perekonomian di Raja Ampat.

“Tak ada turis berkunjung ke Raja Ampat,otomatis berdampak pada nihilnya PAD untuk penarikan pajak retribusi bagi wisatawan. Untuk masyarakat yang memiliki usaha hotel, homstay, resort tak ada pemasukan karena tak ada tamu,sedangkan Kapal,Speed Boat yang biasa mengantar penumpang,tamu banyak yang stanby karena pembatasan pergerakan orang dan pembatasan transportasi laut maupun udara sehingga mereka hanya bisa gigit jari,”ungkap Yusdi sapaan akrab Kadis Pariwisata Raja Ampat.

Ia menyebut, tahun lalu 2019 mencatat kurang lebih 40.000 (empat puluh ribu) wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Menurut Yusdi, tutupnya seluruh objek wisata di seluruh Indonesia berdampak pada tersendatnya pertumbuhan ekonomi,termasuk di Raja Ampat.Dengan melihat hal tersebut, tentu saja Pemerintah pusat dan daerah tak ingin perekonomian ditanah air terus terpuruk.

“Sehingga Presiden Jokowi menarapkan program terobosan adaptasi kebiasaan baru ditengah pandemi Covid-19 yang insaallah dapat menumbuhkan perekonomian dan dapat mengurangi angka penyebaran Covid-19 di Indonesia,”harapnya.

Yusdi menambahkan, adaptasi kebiasaan baru ditengah pandemi Covid-19 masyarakat bisa beraktivitas seperti sedia kala sesuai dengan profesinnya masing-masing. Dengan itu,perekonomian Indonesia bisa berangsur tumbuh. Adaptasi kebiasaan baru,pihaknya berencana membuka objek wisata secara berlahan-lahan sembari memperketat disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat setempat maupun kepada turis.

Kepada wartawan, yusdi berujar, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan pelatihan kepada pengelola objek wisata,di Raja Ampat.Materi pelatihannya bagimana mematuhi protokol kesehatan dalam menyambut,melayani tamu di era adaptasi kebiasaan baru ditengah pandemi Covid-19.

“Selain itu kita memberi dukungan bantuan Alat Pelindung Diri (APD Kesehatan Covid-19) bagi pengelola objek wisata dan rencananya kami akan melakukan simulasi membuka perlahan-lahan objek wisata untuk Wisatawan domestik dulu tapi tergantung perkembangan,jika kondisinya aman kita buka pelan-pelan,”tutur Yusdi.  

“Kalau turis mancanegara itu regulasinya dari pemerintah pusat,jika jadi kami buka objek wisata untuk para turis domestik (dalam negeri) dan tiketnya dijual secara online. Ini salah satu cara untuk mengurangi angka penyebaran,penularan Covid-19 di Indonesia,”tandasnya. 

Editor: Zainal La Adala 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.