Sejarah, Ternyata Gedung Kodim 0702/Purbalingga Pernah Menjadi Kantor dan Rumah keponakan Karl Marx

Purbalingga516 Dilihat

Purbalingga, medianasional.id – Asisten Residen atau AR adalah pejabat Belanda yang ditempatkan di wilayah setingkat afdeling atau kabupaten yang jabatannya selevel dengan Bupati. Jadi, dapat dikatakan AR adalah jabatan tertinggi pejabat kolonial non pribumi di kabupaten. Bupati dengan garis birokrasi dari Inlandsch Bestuur (perangkat pegawai pribumi) dikontrol dan diawasi oleh seorang Asisstent-Resident (AR) dengan garis birokrasi Europeesch Bestuur (perangkat pegawai pemerintah dari kalangan orang Eropa).

Satu hal yang menarik yaitu ada seorang Assistent Resident Belanda yang pernah menjabat di Purbalingga dan merupakan keponakan dari Karl Marx. Itu lho, seorang pemikir dunia dan pengarang buku “Das Kapital” sering disebut sebagai Bapak Ideologi Marxisme yang mengilhami lahirnya paham Komunisme.
Nama orang itu adalah Henri Eduard Benno (H.E.B) Schmalhausen. Empat tahun lamanya (1899–1903), Ia tinggal di Purbalingga sebagai Assistent Resident yang merupakan jabatan tertinggi di wilayah setingkat kabupaten pada era Pemerintahan Kolonial Belanda.

Berdasarkan catatan sejarah seperti dinukil dari catatan buku De Koloniale Staat 1854 – 1942, francien Van Anrooij dan Https://www.igosaputra.com , AR di Poerbolinggo pernah dijabat oleh Tuan Tak pada 1831, Willem Canneman (1851-1854), C Bosscher, A Thesingh (1875), BW Heaviside (1888), HEB Schmalhausen (1899), Ch Ph Riviere (1903), H Leenmans, dan P L Holscher (1938).

Jadi, Scmalhausen pernah menjabat di Purbalingga selama kurang lebih empat tahun yaitu 1899-1903 dan kemudian usai menjabat di Purbalingga, Ia pulang ke negaranya dan hanya tiga tahun berselang setelah pulang dari Purbalingga ia meninggal pada 23 Februari 1906 di usia relatif muda yaitu 48 tahun, dikebumikan di Apeldoorn, Gelderland, Belanda.

Dimanakah Scmalhausen tinggal saat menjabat AR di Purbalingga? Setiap AR, termasuk Schmalhausen, bertempat tinggal sekaligus beraktivitas di Kantor AR bersama para controleurs-nya. Nah ini yang menarik karena saat ini, kantor AR yang pernah ditempati Schmalhausen digunakan sebagai Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0702/Purbalingga. Letaknya di Jl. Letjend S. Parman No. 1, Kelurahan Bancar, Purbalingga dan saat ini telah dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya.

Bangunan era kolonial yang berciri khas arsitektur indische empire itu relatif masih terawat dengan baik karena pihak Kodim 0702/Purbalingga merawatnya dengan tentunya sesuai aturan perundang undangan yang berlaku. Tembok kokoh dan tebal, langit-langit tinggi, lantai dari marmer. Kemudian, di tengah terdapat Central Room besar yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan belakang. Barisan pilar besar bergaya Yunani berjajar di ruangan untuk mendukung atap yang menjulang ke atas, itulah gambaran Gedung ex Kantor AR di Purbalingga yang saat ini di pakai oleh Kodim 0702/Purbalingga sebagai markasnya.

Gedung itulah yang menjadi saksi bisu keponakan Karl Marx menorehkan tintanya menceritakan penderitaan warga pribumi, termasuk warga Purbalingga yang saat itu oleh kompratriotnya disebut dengan Inlander. Tulisan Schmalhausen, secara tidak langsung ikut mengilhami para pejuang kemerdekaan untuk membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan.

Nah kewajiban kita sebagai generasi muda penerus bangsa tinggal melanjutkan perjuangan para pendahulu kita karenanya tetap jaga persatuan dn kesatuan bangsa demi keutuhan dan kejayaan NKRI.

Bambang/Tio

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.