PB HIPPMAMORO Aksi Refleksi Hari Tani

Maluku Utara49 Dilihat
Aksi

Ternate, medianasional.id – Pengurus Besar Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Morotai (PB-HIPPMAMORO) Provinsi Maluku Utara, melaksanakan refleksi salah satu hari besar negara republik indonesia yakni hari tani nasional yang jatuh pada tanggal 24 september, bertempat di depan halaman kantor walikota ternate, Selasa (24/09/2019) Malam.

Ketua Hippmamoro Rijalun Popa dalam Orasinya menyampikan bahwa tujuan dari refleksi ini adalah untuk mengingatkan kembali pada khalayak masyarakat Maluku Utara tentang perjuangan leluhur yang bertahan hidup dan membangun bangsa yang besar ini dari semngat bertani. dalam historis kta ketahui bersama pada saat itu di masa presiden soekarno saat beliau meninjau persawahaan para petani hingga berdialog dengan petani ia temukan dan cetuskan dari semangat petani yakni ideologi marhaenisme.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, perjalanan waktu perjuangan kaum tani tani mulai dari tahun 1926 masa kolonial belanda hingga kemerdekaan republik indonesia tahun 1945 dan tahun 1948 semangat perjuangan kaum tani tetap berlangsung demi meperjuangkan kemerdekaan republik indonesia yang seutuhnya.

“Kini realitas telah membuktikan bahwa kebijakan pemerintah baik di nasional yaitu terkait Rancangan Undang-undang Pertanahan tidak bisa menyelesaikan konflik agraria bahkan lemah dalam hal meminimalisir tuntan kaum tani, maupun d provinsi hingga kabupaten kota sering kali terjadi diskriminasi kebijakan terhadap kau tani, ruang hidup dirampas hanya karna persoalan pembangunan dan kepentingan segelintir orang. padahal bung karno pernah mengatakan bahwa hidup dan matinya bangsa terletak pada petani,” Tegasnya saat orasi.

Dikatakan, maka di hari yang besar in selaku ketua umum mewakili institusi PB-HIPPMAMORO bersikap agar RUU Pertanahan tidak sahkan, persoalan agraria baik di Provinsi Maluku Utara maupun di Kabupaten Pulau Morotai yang harus d tuntaskan, serta kebijakan nasional dan daerah harus mementingkan kepentingan kaum tani.

“Dari selatan gunung semeru hingga utara puncak marlako, hanya ada satu kata ‘REVOLUSI’,” Pungkasnya. (SB)

Safrin

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.