Gawat ! Adik Beradik Positif Terserang DBD, di Kecamatan Ipuh

Mukomuko, medianasional.id – Gawat ! terdapat dua orang waga desa Semudam kecamatan Ipuh, kabupaten Mukomuko, kambali  mengalami serangan Demam Berdarah Dengue (DBD). Dua oarang itu yakni, Cinta (6) dan Putri (12) tahun, yang secara kebetulan adik beradik. Anak dari Pasangan Suami Istri (Pasutri) Saibul Azmi (46) dengan Hafni Wati (39).

Setelah dinyatakan positif terindikasi DBD oleh Puskemas Ipuh, maka warga dibawah umur tersebut, langsung dilarikan ke salah satu Rumah sakit (RS) yang berada di Kota bengkulu, Senin (30/04). Hal tersebut diungkapkan salah seorang mantan anggota DPRD Mukomuko priode 2009-2014, Suharto.

Dikatakan Suharto, sebagai warga desa Semundam, dia  mengharapkan kepada Pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tentunya. Agar segera menanggulangi pemasalahan yang terjadi. Karena baru sebulan yang lalu waga desanya, sebanyak 10 orang yang dinyatakan positif terkena DBD. Namun sekarang hal itu kembali lagi, menimpa warga desanya.

“Sebagai warga kami sangat mengharapkan perhatian Pemkab dalam hal ini, tetunya melalui pihak Dinkes. Karena baru sebulan yang lalu waga Semundam ini, menderita DBD dan dinyatakan KLB. Tetapi sekarang terulang kembali. Kami minta dinas tekait memfokuskan penaganan terhadap DBD itu, didaerah kami. Karena boleh dikatakan sudah sangat rawan sekali.” ungkapnya.

Sementara itu Kadis Dinkes Mukomuko, Junharto.SKM Selasa (01/05) mengatakan. Disamping dilakukan penanganan oleh pihaknya, dia juga menghimabau agar seluruh warga membudakan pola hidup bersih. Untuk lebih efektif lanjutnya, penerapan gerakan 3M. Untuk memberantas nyamuk penyebar demam berdarah. Yang penting sekali semestinya dilakukan, adalah memberantas nyamuk penularnya (Aedes aegypti). Serta jentik-jentiknya di tempat perkembangbiakan, untuk menangkal DBD itu, yaitu “Gerakan 3M PLUS” secara teratur dan kontinyu.

Dijelaskannya, gerakan 3M itu sendiri dikenal dengan gerakan (Menguras, Menutup dan Mengubur). Menguras dalam artian, terhadap bak mandi, vas dan tempat penampungan air, minimal 1 minggu sekali. Menabur bubuk abete atau altosid pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras.
Menutup, rapat-rapat tempat penampungan air. Atau, memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air. Mengubur, barang-barang bekas yang dapat menampung air.

“Dari itu budayakanlah hidup bersih sedini mungkin. Tentunya mulai dari individu masing-masing. Kalau upaya itu kita lakukan dengan maksimal, maka kita semua aka terhindar dari yang namanya DBD. Itinya budayakan pola hidup sebersih-bersih mungkin. Namu kami dari dinas pun, tetap akan mengupayakan penaganan, terkait perihal itu.” Demikian Junharto.(Aris)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.