Kasus bullying nampaknya akhir-akhir ini santer terdengar terutama di lingkungan sekolah, dari tingkat Sekolah Dasar (SD), menengah pertama (SMP), Menengah Atas (SMA) bahkan sampai di tingkat perguruan tinggi seperti di salah satu perguruan tinggi favorit belum lama ini.
Sebenarnya apa sih bullying? Dan apa dampaknya bagi si korban?
Bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan yang melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan. Hal ini dapat terjadi disemua bidang, batas-batas wilayah geografis, ras, sosial ekonomi. Bullying terjadi ketika seorang siswa target perilaku negatif, diulang-ulang selama beberapa waktu, yang dilakukan oleh siswa lain atau kelompok siswa.
Perilaku Bullying diantaranya yang sering sekali kita dengar digunakan/dilontarkan kepada individu atau kelompok yang dianggap lemah, contoh-contoh Bullying secara langsung, Menggoda, Mengejek, Mendorong, Menyerang, Memeras, Merusak barang-barang. Dan ada juga Bullying dengan secara tidak langsung contohnya: Mengucilkan, Menyebarkan gosip, lelucon yang menyakitkan, dan pelecehan verbal serta perilaku sosial. Dan Cyber Bullying adalah: penggunaan teknologi Internet, termasuk jejaring sosial,SMS dan Email. Seperti yang dikutip dari situs blog The Lutfi Journal.
Lalu dampak buat si korban dan si pelaku bullying apa?
Dampak terhadap korban bullying diantaranya menjadi kurang minat mengerjakan tugas dari sekolah, sering absen dan bolos sekolah, prestasi menurun, kurang pergaulan dengan teman-teman sekolahnya, mudah emosi (labil) ketika depresi, marah, sedih, sering mengalami sakit kepala, sakit perut, nafsu makan menurun, sulit tidur, sering terlihat ada luka dan memar, barang-barang pribadi banyak hilang karena dipalak atau dicuri, bahkan tidak menutup kemungkinan korban akan berbuat nekat sampai berakibat fatal.
Dampak terhadap pelakunya dapat menyebabkan prestasinya rendah, suka menyendiri, termasuk merokok, menggunakan narkoba, dan tindakan-tindakan kepada kekerasan dan anarkis, sering bolos sekolah, sikap yang menantang orang tua maupun orang dewasa, khususnya bagi mereka yang memegang otoritas, dihukum pidana di pengadilan.
Seperti pada pemberitaan Redaksi Medinas.com beberapa waktu lalu tentang meninggalnya seorang siswi bernama Elfa Lestari (16) yang diduga depresi akibat terus-terusan di bully teman sekolahnya sehingga Ia berbuat nekat dengan menceburkan diri ke Sungai Kampar hingga merenggut nyawanya pada hari Senin (31/07).
Dari informasi yang didapat melalui akun instagram yeniwidiyahnasution, yang tak lain adalah kakak sepupu Elfa Lestari. Pada caption di akun instagramnya menjelaskan bahwa Elfa dikenal sebagai siswa berprestasi sejak SD hingga SMP nilainya cukup bagus sehingga Ia berhasil masuk SMAN 1 Bangkinang, namun bukannya senang dengan teman baru dan sekolah baru, selama beberapa minggu bersekolah Elfa menjadi bahan olok-olokan teman sekelasnya. Salah satu kalimat ejekan menurut sumber yang paling menyakitkan adalah, “jangan mau berteman sama Elfa karena ayah Elfa gila keluarga ndak beres ayahnya kerja angkut barang di pasar”, sehingga teman-teman lain ikut menjauhinya.
Memang dibenarkan ayah Elfa mengalami gangguan jiwa, namun pihak keluarga rutin membawanya berobat ke rumah sakit dan minum obat setiap hari sehingga tidak kambuh lagi.
Pihak keluarga merasakan kesedihan yang amat dalam, dan berharap pihak yang berwajib mengusut kasus ini hingga tuntas. Berita yang mengabarkan Elfa memiliki penyakit ayan dan sering kesurupan itu menurut keluarga tidak benar, karena Elfa anak yang rajin dan mempunyai prestasi di sekolah.
Untuk itu bagi semua orang tua maupun guru di sekolah diharapkan menekan terjadinya bully di lingkungan rumah ataupun sekolah, karena dampaknya sangat buruk bagi psikis anak. Semoga tidak ada lagi kejadian seperti apa yang dialami Elfa Lestari. (Dn)
