Pemda Bangli Kunker ke Desa Pasirsari Bekasi

Jawa Barat58 Dilihat

Bekasi, redaksimedinas.com – Kunjungan kerja dari Pemerintah Kabupaten Bangli Provinsi Bali ke Desa Pasirsari Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat dalam rangka peningkatan kapasitas Kepala Desa di Kabupaten Bangli dan untuk mengetahui serta lebih memahami penerapan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.

Pada awal tahun 2018 ini, Desa Pasirsari kedatangan tamu lagi dari Provinsi Bali yaitu dari Pemerintahan Kabupaten Bangli. Acara ini dihadiri juga oleh Wakil Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja SH, sebagai tuan rumah selaku aparatur Pemerintahan Kabupaten Bekasi.

Rombongan dari aparatur Pemerintahan Kabupaten Bangli ini berjumlah sekitar 95 (sembilan puluh lima) orang terdiri dari Perbekel atau Kepala Desa se-Kabupaten Bangli, Camat, KaDis dan Bupati Bangli serta dari unsur lainnya.

Desa Pasirsari telah banyak menerima kunjungan kerja dari berbagai daerah yang ada di Indonesia khususnya dari Provinsi Bali baik dari Pemerintahan Desa sampai ke tingkat Pemerintahan Daerah yang tujuannya untuk menyamakan persepsi terkait penerapan UUD No. 6 Tahun 2014. Banyaknya kunjungan ini karena Desa Pasirsari adalah desa terbaik tahun 2017 yang telah mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya penghargaan dari Bupati Bekasi sebagai Desa terbaik se-Kabupaten Bekasi, penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai desa terbaik se-Provinsi Jawa Barat dan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia sebagai desa terbaik harapan 1 tingkat nasional.

Disampaikan oleh Bupati Bangli, I Made Gianyar, SH., M.Hum, kepada Pemerintah Desa Pasirsari dalam sambutannya, bahwa kedatanganya bersama rombongan adalah acara rutin tahunan BimTek atau Bimbingan Teknis kapasitas aparatur Pemerintahan Desa dan BPD beserta Kaurnya untuk memecahkan kejenuhan. Berikutnya diteori manajemen adalah berprestasi, rangkaian desa sudah pernah dikunjungi ke desa-desa yang berprestasi untuk dapat diterapkan di Kabupten Bangli tersebut.

Menurutnya, Desa Pasirsari adalah Desa terbaik oleh karena itu Pemerintahan Kabupaten Bangli berkunjung ke Desa Pasirsari untuk belajar bersama dalam meningkatkan kapasitas aparaturnya.

“Pertemuan kali ini adalah jalinan hati, kedatangan kami kesini untuk sharing, kita berkunjung ke Bekasi pun banyak hal yang ada di Pasirsari, karena Pasirsari adalah desa terbaik, maka kami ingin belajar agar kami bisa menerapkannya di Kabupaten Bangli, “ katanya.

Kepala Desa Pasirsari, H. Lamjah Hertansyah mengatakan, kedatangan para aparatur Pemerintah Kabupaten Bangli Provinsi Bali merupakan kunjungan studi banding yang diartikannya saling belajar satu sama lain untuk menyamakan persepsi bukan untuk saling menggurui melainkan berbagi ilmu dan pengalaman serta bagaimana menjadi seorang pemimpin yang teladan dan menjadi panutan di masyarakat.

Dikatannya, merasa bangga dan terharu karena kedatangan tamu kali ini, Bupati nya turut ikutserta dalam kunjungan kerja ke Desa Pasirsari dan suatu kehormatan bagi Pemerintah Desa Pasirsari kunjungan kerja tersebut. Dalam kunjungan kali ini membahas terkait lomba desa dan hasil dari lomba desa itu sendiri agar bagaimana setelah lomba desa itu benar-benar serius artinya tidak main-main dalam melaksanakan tata kelola didalam Pemerintahan Desa.

Kades Pasirsari mengungkapkan juga, bahwa Desa Pasirsari sebagai desa terbaik tahun 2017 tingkat nasional itu biayanya sangat besar dan tidak hanya rekayasa semata. Banyak yang harus dibenahi mulai dari tata kelola keuangan, tata kelola pemerintahan dan harus mempunyai sebuah inovasi dan terobosan.

“Saya merasakannya, untuk menjadi desa juara itu sangat berat, butuh waktu dan proses, yang terpenting adalah mau belajar, belajar dan belajar, sebab biaya untuk mengikuti lomba desa itu modalnya sapi hadiahnya anak ayam, artinya kita tidak hanya merekayasa sesuatu yang harus kita lombakan, menjadi desa juara itu bukan karena bagusnya sebuah bangunan desa melainkan bagaimana tata kelola keuangan dan tata kelola pemerintahan yang benar dan transparan. Tapi jangan dilihat dari hadiahnya, melainkan kita harus menimba ilmunya, agar menjadi seorang Kepala Desa itu bisa memecahkan sebuah masalah dan menciptakan solusinya,” ungkapnya.

“Menjadi Kepala Desa jangan hanya memangku jabatan, tetapi harus berinovasi dan membuat terobosan, maka disini saya membuat terobosan 717 yang artinya masuk kerja jam 7 pagi pulang jam 5 sore kemudian masuk kerja lagi jam 7 malam pulang jam 5 pagi, sabtu dan minggu pun saya masuk kerja, jadi tidak ada liburnya, saya terus melayani masyarakat dengan baik,” ujarnya.

”Kenapa saya ciptakan pelayanan 24 jam karena disitu ada masalah, Desa Pasirsari banyak pendatang, maka saya buatkan Running Teks disetiap pintu masuk atau gapura yang tujuannya adalah mempermudah orang mencari alamat keluarganya yang tinggal di Pasirsari, itulah jawaban pelayanan dari jawaban akibat muncul dari masalahnya,” tandasnya.

Kades Pasirsari juga menyampaikan bahwa desa adalah hak otonom, artinya mengurus rumah tangganya sendiri dan tidak mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Dikatannya, dalam sebuah desa itu pasti berbeda-beda permasalahannya, tergantung tinggal bagaimana seorang kepala desanya yang bisa membuat terobosan-terobosan untuk memecahkan permasalahan dan bagaimana mecari solusinya. Tinggal dibuatkan Perdes, maka permasalahan itu akan terjawab.

Diakuinya, menjadi seorang Kepala Desa itu harus mempunyai banyak wawasan dan tidak lalai dalam bekerja serta ingin belajar, maka Kepala Desa itu sendiri akan menjadi lebih baik dan berprestasi serta menambah banyak ilmu untuk diterapkan di masyarakat.

“Desa itu harus buka wawasan, kalau kita tidak lalai, kalau kita mau belajar, belajar dan belajar maka bukan hanya kita saja yang bagus, imbasnya ke kabupaten kemudian ke provinsi lalu sampai ke pusat atau nasional, sampai akhirnya menjadi desa yang berprestasi, kini Desa Pasirsari menjadi sorotan banyak desa di wilayah Indonesia contohnya dari Bali, kalau tidak juara tidak mungkin kita bisa bertemu disini, tapi sekali lagi disini saya jelaskan yang intinya kita hanya saling berbagi ilmu bukan untuk saling menggurui melainkan bagaimana menjadi Kepala Desa yang teladan dan menjadi panutan di masyarakat,” pungkasnya. (toni)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.