Mengupas Misteri Keberadaan Kera di Makam Ngujang

Tulungagung173 Dilihat

Tulungagung, Medianasional.id -Mengupas misteri kera-kera Ngujang yang ada di makam Desa Ngujang Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung Jawa timur yang mempunyai cerita mistis di wilayah makam Ngujang yang sampai sekarang masih banyak diyakini oleh warga sekitar dan bahkan masyarakat di luar daerah Tulungagung.

Ribut Ngatenan saat ditemui wartawan Medianasional.id mengatakan sebenarnya di makam desa Ngujang itu tempat yang sakral pernah ditempati (petilasan) oleh sunan Kalijaga.

“Dulu ceritanya disini itu sebenarnya yang ada bahasa jawanya petilasan (tempat yang pernah dibuat istirahat/persinggahan)oleh sunan Kalijaga beberapa waktu.
Petilasan di sini berbentuk batu yang sudah di yakini oleh masyarakat sekitar sini bertahun – tahun yang lalu”, katanya. jumat (21/8/2020).

Konon ada 3 poin cerita yang diterima oleh juru kunci makam Ngujang ribut terjadinya atau keberadaan kera – kera yang ada di makam Ngujang.

Ribut mengaku lebih kurang sudah 21 tahun menjadi penjaga makam/juru kunci di makam Ngujang.

Ribut menceritakan 3 poin keberadaan kera – kera yang ada di makam tersebut sesuai informasi yang Ia terima dari pendahulu/lelulurnya dulu.

“Poin pertama konon katanya waktu dulu Sunan Kalijaga pernah singgah ke tempat ini dengan memberikan wejangan bahasa jawanya (amalan) pada muridnya (santrinya) saat itu ada suara kera (nguk nguk) saat mejang (memberi amalan), saat itu juga sunan kali jaga bersapda, suatu hari kalau jaman sudah berubah rame akan saya beri nama Desa Ngujang”.

“Poin kedua konon ceritanya saat Sunan kali jaga memberikan ilmu/amalan (memberikan wejangan-red) pada muridnya,ada beberapa santri yang main di atas pohon dan di sabda oleh sunan kalijaga menjadi kera (saat Sunan Kalijaga mewejang muridnya malah ada muridnya yang main-main naik ke pohon, terus sunan berkata kayak kera aja main di atas pohon, maka jadilah kera”.

“Poin ketiga konon ada cerita kera-kera itu jilmaan dari orang yang sudah mati cari pesugihan disini menjadi kera.
Kalau itu menurutku ya kurang pas,bila orang mati disini menjadi kera,terus kalau kera mati akan jadi apa?”, singgung ribut sambil bertanya-tanya.

Ribut menjelaskan berarti kalau dengan adanya cerita-cerita seperti itu menandakan munculnya kera – kera yang ada di makam desa Ngujang, sudah ada sejak dulu sebelum adanya Desa Ngujang berdiri.

“Berarti saya punya pikiran kera- kera di sini muncul sebelum adanya Desa Ngujang itu ada dan ini perlu kita jaga dan dilestarikan”, tambahnya.

Lanjut Ribut, memang benar banyak orang – orang di luar Tulungagung yang datang ke makam ngujang untuk berziarah makam.

“Yang datang kesini banyak yang berjiarah makam dan bermacam – macam tujuannya, kalau niatnya baik insyaalloh hasilnya juga baik, tapi bila niatnya buruk, ya buruk juga hasilnya. Semua itu disini kan cuma buat lantaran untuk tujuannya yang hasilnya itu semua tergantung Alloh”, ungkap Ribut.

“Menurut saya semua kera di sini bukan gaib, karena semua orang di sini bisa melihat dengan nyata dan mata normal, kalau kera-kera ini gaib anda dan semua orang di sini sakti semua, lah buktinya bisa lihat kera – kera itu dengan sadar”, tandasnya.

Ribut juga berharap kepada pemerintah Daerah untuk bisa memperhatikan dan peduli pada ekosistem kera-kera disini dan makam Ngujang ini bisa dijadikan tempat wisata religius ke depannya.

“Mengingat banyaknya kera-kera di sini dan konon adanya tempat persinggahan (petilasan-red) sunan Kalijaga di sini, saya berharap pemerintah Desa, Kabupaten bahkan provinsi bisa menjadikan tempat obyek wisata yang religius kedepannya,biar tidak hilang sejarah dan ekosistem kera yang ada disini nantinya”, harap Ribut.

Reporter :Arsoni

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.