Kendal, medianasional.id Hal itu terungkap dalam Rakor penutupan lokalisasi prostitusi di kabupaten Kendal di Hotel Sae In Kendal, Senin 29/10/18.
Penutupan lokalisasi, bukan sekedar melaksanakan aturan perundang undangan. Namun yang tak lebih penting prostitusi itu bertentangan dengan ajaran agama. Sehingga negara berkewajiban untuk mengangkat harkat dan martabat, untuk mempersiapkan kehidupan mereka yang lebih baik. Rakor ini merupakan persiapan untuk penutupan dua tempat lokalisasi di Alaska Sukorejo dan GBL Kaliwungu sebelum penutupan permanen.
Dalam rakor tesebut wabup Kendal Masrur Masykur yang mewakili Bupati mengatakan kementrian Sosial menarget Indonesia pada tahun 2019 bebas dari prostitusi.Pada periode tahun 2014-2017 Kemsos telah menutup 122 dari 136 lokasi prostitusi di sejumlah propinsi, dan 20.000 (PSK) dinkembalikan pada keluarganya.
“Saya juga mengingatkan keputusan penutupan juga memperhatikan dampak ekonomi sosial bagi warga yang terdampak. Belum lagi adanya migrasi Psk dari satu lokalisasi yang di tutup ke lokalisasi yang lain”imbuh Wabup.
Wabup berharap rencana penutupan berjalan lancar dengan adanya dukungan dari Dinas dan Aparat terkait.
Dan untuk para PSK akan di berikan pelatihan sehingga eks psk punya ketrampilan yang produktif untuk kehidupan mereka kedepanya.
Di kesempatan yang sama Kepala Dinas Sosial Koen Tjahjadi S.sos, menuturkan bahwa penutupan lokalisasi merupakan tindak lanjut dari Rakor Penanganan Prostitusi Menuju Indonesia Bebas Lokalisasi Prostitusi Tahun 2019 yang di adakan di Jakarta pada 19 April 2018 lalu.
Pada bulan November 2018 nanti akan diadakan sosialisasi pada warga dan Psk yang terdampak penutupan lokalisasi. (sumber : e- kominfo)
Kontributor : Saerozim
Editor : Puji_Leksono
