Diduga Keracunan Permen, Siswa SD di Purwokerto Tak Sadarkan Diri

Jawa, Jawa Tengah248 Dilihat
Permen yang diduga mengandung bahan berbahaya.

 

Purwokerto – Dua anak tak sadarkan diri setelah memakan permen yang diduga mengandung racun. Kejadian berawal pada hari Rabu 20 September 2017, pukul 11.00 Wib Elisabeth (52) menjemput cucunya Daniel (7) siswa kelas 1 di SD N 3 Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas bersama Riski (6) adik Daniel, dengan menggunakan sepeda motor. Ketika itu Elisabeth tidak memperhatikan korban membeli permen warna warni sebesar tablet bodrex satu bungkus yang berisi banyak seharga Rp.1000,- kata Daniel, dan permen tersebut dimakan Daniel bersama Adiknya Riski, dalam perjalanan pulang ke rumah yang beralamat di Perum Sub Inti RT 5/6, Kel. Berkoh, Kec. Purwokerto Selatan, sampai habis.

 

Pada hari Kamis (21/09) pukul 02.00 Wib Daniel muntah-muntah dan Riski buang air besar. Hanya saja Riski tidak parah, dan sembuh karena makan permennya sedikit. Dikira masuk angin Daniel dikeroki, bila dikasih makan dan minum selalu muntah serta bilang perut dan kepala sakit sekali hingga pingsan, hingga dibawa ke Puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Diketahui kondisinya hingga tidak sadarkan diri.

 

Diduga Daniel dan Riski keracunan permen yang mengandung bahan berbahaya dengan barang bukti muntahan dan hasil laboratorium. Permen didapat dari seorang laki – laki pedagang mainan dan permen dengan cara dijinjing yang menjual permen kepada anak-anak.

 

Jika terbukti mengedarkan atau menjual permen yang mengandung racun tersebut, terlapor dapat disangkakan pasal 204 KUHPidana dan atau UU makanan dan minuman dan atau UU perlindungan Konsumen.

 

Dari kejadian ini dimohon perhatian untuk stakeholder terkait, terinformasi bahwa telah beredar permen Susu mengandung Pcc dan sudah beredar di berbagai kota dengan sasarannya anak-anak sekolah, di jual seharga Rp. 2.000 / renteng. (Waris)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

6 komentar

  1. Disinformasi beritanya

    http://www.rri.co.id/purwokerto/post/berita/437338/banyumas/dokter_anak_rsud_margono_soekarjo_purwokerto_anak_sd_yang_tidak_sadarkan_diri_bukan_karena_mengkonsumsi_permen_mengandung_pcc.html

    KBRN, Banyumas: RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, memberikan klarifikasi, terkait beredarnya kabar di media sosial, anak SD di Purwokerto, menjadi korban pil PCC.

    Dokter anak RSUD Margono Soekarjo, Muhammad Mukhson kepada RRI Sabtu (23/9/2017) menjelaskan seorang anak berusia enam tahun, bernama Daniel Catur Lastiyo, siswa kelas 1, SDN 3 Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan masuk ke RSUD Margono Soekarjo pada Jum’at (22/9/2017) pagi, dalam keadan tidak sadarkan diri.

    Dari keterangan orang tua, anak tersebut pada hari Rabu (20/9/2017) selepas sekolah, membeli permen susu bermerek dagang. Kemudian pada Kamis dini hari (21/9/2017), mengalami, muntah-muntah, demam dan kemudian tidak sadarkan diri.

    ” Jadi dari keterangan keluarga, anak ini membeli permen susu yang dijual murah. Kemudian pada Kamis dinihari, mengalami muntah-muntah,”kata dokter anak Mukhson didampingi oleh Direktur RSUD Margono Soekarjo dokter Haryadi Ibnu Junedi.

    Dibawa ke RSUD Margono Soekarjo, masih dalam keadan tak sadarkan diri, hingga Sabtu siang, atau lebih dari 24 jam. Dengan kondisi ini pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan intesif, dan pengecekan sampel muntahan,dan darah di laboratorium.

    Dijelaskan oleh Mukhson, untuk pasien yang disebabkan oleh pengunaan obat-obatan psikotropika, atau obat-obatan kimia, terdapat gejala meronta-ronta, akan mulai sadar sekitar 4 jam. Kemudian rentang waktu tidak sadarkan diri, dari mengkonsumi biasanya sekitar 3 jam. Namun dalam kasus Daniel, tidak sadarkan diri lebih dari 24 jam, dari mengkonsumi permen.

    Kemudian dari hasil gejala dan pemeriksaan laboratorium, dokter Mukhson menjelaskan sementara ini, sakit Daniel disebabkan karena bakteri atau terjadinya infeksi, bukan karena mengkonsumsi permen yang mengandung obat kimia, atau pil PCC.

    ” Kesimpulan kami sementara ini, bukan karena obat-obat yan ada dalam permen, apalagi oleh pil PCC. Pasien anak seperti ini, kami juga sering menangani sebelum adanya marak kasus pil PCC menyeruak di masyarakat,”kata Mukhson.

    Sementara itu, pihak keluarga meminta kepada wartawan untuk tidak memotret kondisi Daniel. Selain itu mereka tidak bersedia diwawancarai, dan menyerahkan pengobatan ini kepada pihak rumah sakit.

    Dalam pesan berantai di media sosial yang tersebar luas, Daniel tak sdarkan diri akibat mengkonsumsi permen beracun dan mengandung PCC. Pesen berantai ini, dilengkapi foto kondisi Daneil, dan permen yang mirip obat. (RA).

      1. Silahkan ,itu juga saya dapat dari hasil pencarian karena tidak percaya bahwa ada permen yg mengandung racun atau pcc seperti yang diberitakan via pesan berantai wa dll…
        Mohon untuk kedepannya pastikan dulu berita yg didapat dari sumber atau pihak yg berwenang sehingga tidak menjadi berita yg disinformasi atau bisa menjadi hoax..

        Ini link nya

        http://www.rri.co.id/purwokerto/post/berita/437338/banyumas/dokter_anak_rsud_margono_soekarjo_purwokerto_anak_sd_yang_tidak_sadarkan_diri_bukan_karena_mengkonsumsi_permen_mengandung_pcc.html

        1. Iya, setiap berita kan ada hak jawab. Jadi kalopun berita yg pernah di posting kurang pas, akan diterbitkan lagi berita jawabannya/klarifikasi.
          Maka dari itu selalu ada kata “Diduga” di dalam judul dan isi berita. karena wartawan tidak berhak memvonis suatu hal. Sifatnya menyampaikan informasi dari data yg didapat.