Wihaji Panen Raya Padi Membramo di Harjowinangun

Batang206 Dilihat

Batang, medianasional.id
Orang nomor satu di pemerintah Kabupaten Batang yakni Wihaji bersama pejabat terkait seperti Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Batang Megayani Tamrin yang didampingi pejabat Muspika Kecamatan Tersono melakukan panen raya padi jenis Membramo, Kamis ( 26/12/2019) di Desa Harjowinangun Barat.

“Panen raya padi jenis Membramo ini sekaligus untuk mengetahui bagaimana hasil panenya antara yang yang diperlakukan dengan tritment fungisida, yang hasilnya perbandinganya 1 hektar selisih hasil mencapai Rp 4,5 juta rupiah perpanen,”kata Wihaji

Wihaji mengatakan, bahwa para petani sekarang ini tidak kepingin bercocok tanam yang rumit – rumit yang terpenting saat panen raya panenya bisa bagus, pengerjaan waktu bercocok tanam efektif, dan efisien.

“Kalau bisa modalnya sedikit panenya banyak, obatnya sedikit harganya murah suketnya tidak banyak, dan teknologi pertanian mampu tidak menjawab semua itu”, Bupati berharap.

Ia juga meminta kepada Dinas Pertanian agar moderenisasi pertananian agar bisa dipakai oleh warga petani, sebab para petani itu lebih pengalaman dalam bercocok tanam karena sudah lama menggeluti duniannya. Jangan sampai para petani mendapatkan bantuan teknologi pertanian petaninya tidak mau, karena alasan biaya yang mahal.

Karena keterbatasan anggaran, Pemkab Batang baru bisa membantu traktor, Mesin Combine. Pemerintah juga berupaya meningkatkan kesejahteraan petani, agar terus berinovasi dengan memberikan pendampingan kepada para petani maupun kelompok tani.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Batang Megayani Tamrin menjelaskan, Rata – rata panen di wilayah Kecamatan Tersono lahan seluas 1 hektar bisa menghasilkan 6 ton padi saat panen, padahal dengan luasan mencapai 1742 hektar, kalau – rata – rata di Kabupaten Batang 1 hektar berhasil 5 ton padi.

“Sepanjang tahun di Kabupaten Batang mampu surplus padi sekitar 180 ribu ton padi dari lahan persawahan seluas 22.480 hektar, lahan bukunya sekitar 17 ribu hektar” Beber Megayani Tamrin.

Lebih lanjut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Batang menjelaskan, walaupun alih fungsi lahan di wilayah Kabupaten Batang cukup lumayan banyak, namun tidak terlalu berpengaruh yang signifikan, dengan adanya teknologi para petani berdampak yang dulu setahun tanam dua kali sekarang bisa mencapai 2,5 kali.

“Alih fingsi lahan yang mengalihkan rakyat sendiri ada tapi kalau diaturan RTRW tidak ada, sehingga tidak ada pengaruh,” jelasnya.

Dalam dialognya dengan para petani, hampir semua petani di wilayah Kecamatan Tersono yang hadir dalam temu petani tersebut mengatakan, bahwa kendala para petani saat bercocok tanam yakni seperti kesulitan pupuk, dan rusaknya saluran irigasi pertanian.

Pada kesempatan tersebut Bupati Wihaji, menjawab pertanyaan petani untuk masalah irigasi akan di bangun sesuai skala prioritas karena mengingat keterbatasan anggaran. Untuk permasalahan kelangkaan pupuk Bupati meminta penggantian distributor jika seringnya terjadi kelangkaan pupuk bahkan menaikan harga pupuk tidak sesuai patokan.

Reporter : Puji_L

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.