Lahat, medianasional.id – Seringnya mati listrik malam hari, dan ini yang ke lima kalinya mati sehingga merugikan konsumen yang diatur undang undang nomor 8 tahun 1999, ancaman merugikan bagi konsumen Secara umum. Dikenal ada empat hak dasar konsumen yang harus dilindungi, yaitu: hak untuk mendapatkan keamanan, hak untuk mendapat informasi, hak untuk memilih dan hak untuk didengar.
Bambang MD warga desa Sirah Pulau, kecamatan Merapi Timur, mengatakan akibat seringnya mati listrik mengakibatkan alat elektronik seperti kulkas, kipas angin, TV akan rusak, sedangkan pihak PLN cabang Kabupaten Lahat tidak pernah memberikan pemberitahuan melalui pengumuman di media cetak maupun online.
“Tahu tahu lampu mati, hari ini Jumat 7 April 2023 sudah empat kali dalam semalam,” ucap Bambang,
Lebih lanjut, “seringnya mati listrik di bulan suci ramadhan sudah menjadi langganan, terkadang menjelang buka puasa mati lampu sampai pukul 24.00 WIB baru nyala, ini merugikan konsumen, dan konsumen dilindungi oleh undang-undang nomor 8 tahun 1999”, kata Bambang, Jumat (7/4).
Masih kata Bambang MD, “di Merapi banyak tambang batubara dan PLTU, ada 2 sudah beroperasi yaitu PLTU BANJAR SARI di Desa Sirah pulau dan Gunung Kembang wilayah Merapi timur, sedangkan PLTU KEBAN AGUNG di Desa Kebur, Merapi barat sudah beroperasi juga, namun tetap sering listrik tiba-tiba. Pihak PLN Kabupaten Lahat mungkin kekurangan suplay listrik sehingga daya listrik kurang hingga sering mati lampu,” ucap Bambang.
Bambang mengatakan, “sudah sempat mengadu ke bagian pengaduan di Rayon Gardu Lembayung namun tetap saja tidak ada hujan maupun petir malam ini terus mati lampu,” keluhnya.
Senada juga dikeluhkan Peri, “seringnya mati listrik saat sedang berbuka puasa tahu tahu lampu mati, kami mengharapkan pihak bagian gangguan PLN untuk memberikan informasi kepada warga melalui pengumuman dan kami harapkan GM PLN Lahat untuk dapat memperbaiki dan tetap memberikan pelayanan konsumen yang terbaik jangan dirugikan,” imbuhnya.
