Terkait Berita Kebakaran Rumah Kades Selagan Jaya, Slamet Handoyo : “Pemberitaan Itu Mengandung Propaganda, Ilustrasinya Sangat Berlebihan”

Bengkulu37 Dilihat
Slamet Handoyo

Mukomuko, redaksimedinas.com – Salah seorang PNS, yang kebetulan menjabat sebagai staf bagian Pendidikan Dasar (Dikdas), di Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Mukomuko, bernama Slamet Handoyo.

Persoalannya, Slamet tidak senang setelah membaca pemberitaan di media online, yang memberitakan hampir saja terjadi kebakaran, jelang tengah malam, sekitar pukul 23:05 wib malam Sabtu yang lampau.

Berita tersebut, tertuliskan hampir saja mengakibatkan rumah Kades Selagan Jaya Sp 3 Sumanto, terjadi kebakaran. Kalau saja warga setempat tidak proaktif dan segera menolong. Hampir saja terjadi kebakaran tersebut, diakibatkan terdapat arus pendek listrik pada warung sembako, yang berdempetan dengan rumah milik Sumanto tersebut.

Kronologis kejadian itu, berawal dari korsleting listrik. Dikarenakan pada posisi colokan Coolcast (Kulkas) di warung sembako itu melampai batas, banyaknya colokan yang bertumpu pada titik colokan kulkas tersebut. Oleh karena itu, sakelarnya sampai melepuh. Sehingga menimbulkan panas, latas terjadi percikan api.

Sesuai dengan apa yang dibicarakan Kades Sumato itu sediri, ketika dihubungi via ponsel kejadian pada hari Jum’at malam (05/01/2018) yang lalu.

“Untungnya warga sekitar segera membantu, hingga sebelum terjadi kebakaran itu, dapat diatasi”, kata Sumanto.

Baca Juga : Si Jago Merah Melahap Rumah Kades Selagan Jaya – SP III Kecamatan Koto Mukomuko

Yang menjadi persolan, semenjak berita tersebut tayang, Kades seseorang yang bersangkutan sediri, ketika dihubungi via ponsel keesokan harinya merasa tidak keberatan mendengar berita yang telah tayang, pada tiga media online tersebut.
Akan tetapi, seorang PNS di Disdikbud bernama Slamet Handoyo, malah mempersoalkan pemberitaan tersebut, hingga kebakaran jenggot.

Setelah menyimak, secara seksama berita yang dibagikan di Media Sosial (Medsos) akun facebook, dirinya menulis kata-kata yang bermuatan, seolah tidak menyukai tulisan tersebut.

Adapun yang dipermasalahkan Slamet Handoyo, tentang redaksionalnya, secara keselurahan. Baik di bagian ilustrasinya serta tata cara penulisannya. Seakan – akan dirinya, pada posisi redaksi pemberitaan itu.
“Ilustrasinya terlalu lebay, serta tulisan yang ditampilkan tidak profesional. Dan mengadung profokasi serta propaganda,” menurut Slamet Handoyo, ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, bagian Dikdas di Disdikbud Senin (08/01/2018).

Menurut Slamet, berita online yang muncul pada halaman akun facebook miliknya, seakan – akan mengganggunya. Kebetulan secara tidak langsung, penulis berita ini, berteman dengan akun facebook miliknya.

Ketika ditemui wartawan media ini, seolah – olah Slamet Handoyo ingin mengajari penulis, tentang tatacara menulis di media. Bahkan penulis sempat meminta ajarkan kepada dirinya, bagaimana tatacara menulis berita yang dianggapnya benar dan baik (Profesional), kalau saja Slamet Handoyo di posisi penulis. PNS tersebut kebetulan, merupakan warga Desa Selagan Jaya, kecamatan Kota Mukomuko.

Namun kenyataannya Slamet Handoyo tidak bisa menjawab apa – apa yang dimintai penulis. Slamet Handoyo, malah berdalih serta menjawab, masalah tata cara menulis berita itu, bukan kapasitas dirinya. Akan tetapi, yang dipermasalakannya itu, menurut hemat penulis adalah tentang redaksional tata bahasa serta masalah pada gambar ilustrasi pemberitaan kebakaran tersebut.

“Bukan bidang saya masalah pemberitaan itu. Saya bukan memabahas masalah redaksinya. Akan tetapi yang saya kritik, tata cara penulisannya dan photo ilustrasinya. Pemberitaan itu, mengandung propaganda, ilustrasinya sangat berlebihan. Karena hal itu tidak demikian harusnya,” kilah Slamet. (Aris)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.