Teras walikota: Semangat Revolusi Jihad Santri Masa Kini

Pekalongan88 Dilihat

Kota Pekalongan – medianasional id
Masih dalam rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2020, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menyelenggarakan kegiatan Teras Walikota yang dijadikan sebagai wadah diskusi bersama walikota yang berlangsung di Guest House, Jumat (23/10/2020). Acara ini dihadiri oleh Sekda Kota Pekalongan, para asisten, para kepala OPD, camat, dan perwakilan santri se-Kota Pekalongan.

Dalam acara tersebut, Walikota Saelany menyampaikan bahwa peran santri dalam era masa kini sangat penting untuk menjadi role model bagi generasi milenial. Sosok santri menjadi percontohan di masyarakat, hal ini selaras dengan visi misi Kota Pekalongan yakni lebih sejahtera, berbudaya, dan mandiri berdasarkan nilai-nilai religiusitas. “Santri tidak hanya mendapatkan ilmu agama, namun juga ilmu umum. Ini yang dikehendaki pada masa sekarang, tidak hanya pintar namun juga benar. Selaras dengan visi misi kami, santri menjadi salah satu prioritas kami untuk menjadikan santri sebagai sosok yang akhlakul karimah,” ungkap Saelany.

Senada dengan yang disampaikan Walikota Saelany, Rektor IAIN Pekalongan, Dr H Ade Dedi Rohayana MAg mengungkapkan bahwa banyak hal yang bisa diambil hikmahnya dari sosok santri, salah satunya yakni semangat juang untuk terus belajar. Hal ini menurutnya perlu dijadikan teladan oleh masyarakat. “Semangat santri dalam berjuang belajar ilmu agama dan juga ilmu umum patut dicontoh oleh anak-anak zaman sekarang,” imbuh Ade.

Semangat revolusi jihad santri dijelaskan Ketua RMI Kota Pekalongan, Kiai Abdul Kholid Ma’rufi, tentu berbeda dengan perjuangan para santri masa dulu yang harus berjuang dengan berperang untuk membela bangsa. Santri tidak hanya belajar ilmu tetapi juga ilmu umum termasuk perkembangan IPTEK. Model pembelajaran di ponpes terbagi dua yakni model kaderisasi ulama dan model menyelamatkan generasi. Di Kota Pekalongan, mayoritas model ponpesnya yakni menyelamatkan generasi. Ke depan ia berharap dapat muncul ponpes model kaderisasi ulama untuk menjawab krisis ulama di Kota Pekalongan.

“Kami berharap ke depannya ada ponpes model kaderisasi ulama sehingga menjawab krisis ulama yang sekarang terjadi dan siap untuk mencetak ulama baru. Mengingat anak muda sekarang kurang tertarik dengan ilmu agama,” ujar kiai Ma’ruf.

Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Pekalongan, Drs H Maksum menjelaskan, dalam peringatan HSN 2020, pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Dimana hadirnya UU ini memastikan bahwa pesantren tidak hanya mengemban fungsi pendidikan saja. “Pemerintah kita sudah mengeluarkan UU Pesantren, inilah yang selalu para kyai perjuangan. Dalam UU tersebut fungsi ponpes ada 3 yakni fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan pemberdayaan umat. Kalau dulu santri terkesan dipinggirkan tetapi sekarang sudah diakui secara konstitusional,” kata Maksum.

Maksum juga melaporkan bahwa sejumlah bantuan dari pemerintah baik pusat, provinsi maupun daerah disalurkan sebagai wujud perhatian pemerintah kepada pondok pesantren. “Kami laporkan untuk bantuan tahun ini, bantuan ponpes dari pusat yakni untuk 36 ponpes se-Kota Pekalongan. Kemudian, Ada 15 ponpes yang mendapatkan bantuan ponpes daring  sejumlah Rp15 juta per ponpes. Bantuan BOP untuk 25 ponpes sejumlah 25 juta,” tutur Maksum.

(Anton S)

Editor: Sofyan Ari

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.