Silat Mandar Sanggar Seribu Ceria Pulau Tidung

Artikel348 Dilihat


Pusake atau disebut juga Pusat Kajian Budaya dan Edukasi Betawi
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta bekerja sama  dengan sanggar Seribu Ceria pulau Tidung untuk melaksanakan pelatihan daring palang pintu sebagai identitas warga Betawi, pada hari Senin, 27 September 2021. Pusake Betawi merupakan unit pelaksana teknis tentang kebetawian. Pusake Betawi dipimpin oleh seorang ketua dengan dibantu oleh beberapa koordinator dengan tujuan untuk menggali, mempertahankan dan mengembangkan karya seni Betawi melalui kegiatan penelitian dan pendidikan. Tujuan ini tercermin dalam nama Pusake Betawi yang berarti pusat yang memumpunkan pada kajian dan edukasi Betawi yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan ketertarikan dan kecintaan terhadap budaya Betawi, melahirkan pelaku baru yang kreatif dan profesional, dan mewujudkan keharmonisan seni budaya Betawi dengan budaya global. Di samping itu, Pusake Betawi juga menjadi semacam lembaga pelestari kebudayaan Betawi sebagai kelompok etnik asli yang mendiami Jakarta.

Ketua Pusake Betawi, Dr. Siti Gomo Attas, M.Hummenyampaikan pada acara pelatihan daring dengan peserta yang bergabung dari seluruh Indonesia bahwa acara tersebutterselenggara atas kerjasama dengan sanggar Seribu Ceria Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu sebagai pengabdian masyarakat kepada masyarakat tersebut yang sudah dirintis sejak 2019.

“Adanya acara ini bertujuan untuk merajut kembali tali silaturahmi dengan masyarakat pulau Tidung sebagaimana kita ketahui bahwa budaya Betawi khususnya di pulau Tidung merupakan bagian dari budaya dan merupakan aset bangsaIndonesia.” Ucap ketua Pusake Betawi dalam pidato sambutan acara pelatihan daring melalui Zoom.

Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd, turut hadir dalam acara pelatihan daring tersebut dan menyampaikan pidato dalam sambutannya, saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada narasumber yang berkenan meluangkan waktu kepada H. Zahrudin Ali Albatawi sebagai maestro pantun Betawi dan Abizar Algifari sebagai ketua Sanggar Seribu Ceria. Di pandemi selalu semangat dan kreatif dalam mengembangkan budaya Betawi. Saya mengucapkan selamat dan semoga kegiatan hari ini yang sudah dihadiri oleh peserta dari seluruh Indonesia berjalan lancar dan mendapatkanpencerahan bahwa budaya Betawi tidak lekang dimakan waktu karena ini kekayaan dari budaya kita yang patut kita lestarikan. Karena satu-satunya Universitas Negeri yang ada di Jakarta sudah sewajarnya kebudayaan Betawi mempunyai hubungan harmonis dengan teman-teman dan komunitas seni budaya Betawi dan hal itu sudah menjadi kewajiban kita Bersama. Semoga kerjasama ini tidak berhenti di sini.”

 

Pelatihan daring Palang Pintu tersebut dipandu oleh Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd sebagai perwara, kemudian acara tersebut di moderator oleh Rizky Wardhani, M.Pd., MTCSOL. Acara tersebut narasumber sebagai pemateri yaitu  H. Zahrudin Ali Albatawi sebagai maestro pantun Betawi dan Abizar Algifari sebagai ketua Sanggar Seribu Ceria.

 

Abizar Algifari bercerita bahwa ada tujuh suku yang sejak awal mendiami Pulau Tidung. Mereka berasal dari Bugis, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan, Sumbawa, Banten dan Betawi. Tidak diketahui suku mana yang pertama kali mendiami Tidung. Cerita mengenai nenek moyang Orang Pulo  hanya dikembangkan dari warisan kisah dari mulut ke mulut. Kemudian warisan budaya yang ditinggalkan dari terdahulu mereka yang sampai sekarang dipakai adalah Yalil dan juga silat Mandar. Yalil merupakan salam dan pujian diselingi shalawat nabi. Yalil disenandungkan dari pihak lelaki untuk memanggil tuan rumah. Di acara pelatihan Palang Pintu Pusake Betawi, Abizar Algifari selaku ketua sanggar Seribu Ceria memperagakan jurus dan gabungan Langkah dari silat Mandar.

 

“Untuk silat Mandar adalah warisan leluhur orang pulau Tidung, jadi jurus yaitu ada 12 jurus dengan 30 sampai 35 isi dan 5 gabungan antara langkah dan jurus yang dipadukan oleh prasmen. Kalau prasmen itu adalah gabungan dari langkah dan jurus. Untuk jurus memang asli dari turun-temurun keluarga Mandar. Latihan silat Mandar sudah mulai dari sekolah dasar, di hari sabtu dan minggu dan di hari selasa biasanya kami mengadakan pentas di dalam pulau tidung, ketika sebelum pandemic datang.” Pungkas Abizar Algifari, selaku ketua Sanggar Seribu Ceria.

Prasmen Silat Mandar tercipta pada saat kita lomba sekitar tahun 2013 dan di lombakan tahun 2015 di Jakarta.  Pada tahun 2015 di Ragunan Silat Mandar mendapatkan juara 3 tingkat Jakarta dan masuk ke tingkat Nasional. Namun, pada saat itu pendiri dan pelatih dari Silat Mandar tidak sempat untuk berangkat ke Kutai, Kartanegara, Kalimantan. Silat mandar memiliki TPQ dan mengajarkan ke anak-anak sampai dewasa mengenai keagamaan yaitu mengaji dan juga ruqiah.

Awal terbentuknya sanggar ini kan ada kemauan dari semua. Termasuk adalah saya sebagai pendiri Sanggar itu sendiri, pada saat itu   punya niat keinginan pertama; menggerakan generasi muda untuk saling berbaur, menyatu antara pulau Tidung itu sendiri (Selatan, Utara, Barat, Timur), kita satukan menjadi satu kekuatan, satu keinginan dan kita sama-sama juga mendirikan Sanggar Seribu Ceria, kita mengundang semua unsur yaitu pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan semua yang ada diikutsertakan di Pulau Tidung dan kita rapat bareng di Mushola Al-Rahman Pulau Tidung dan mendapatkan kesepakatan timbul kata Sanggar Seribu Ceria. Dan pada saat itulah awal dari Sanggar Seribu Ceria itu timbul bukan kata namanya Sanggar Seribu Ceria, tapi Sanggar Seni Budaya Tidung Ceria. Cuma saya sebagai ketua dan pendiri merasa sanggar ini bukan cuma untuk Pulau Tidung, tapi untuk semua Pulau Seribu jadi saya ganti dengan kalimat Sanggar Seribu Ceria dan itu juga disepakati oleh semua tokoh. Pada saat itu terbentuklah nama Sanggar Seribu Ceria di Pulau Tidung dan dilanjutkan oleh generasi-generasi muda di Pulau Kelapa yang disana ada cabang Sanggar Seribu Ceria.” Ucap Abizar Algifari.

Harapannya Silat Mandar dapat dipelajari oleh semua, terutama keturunannya dan kedua generasi-generasi muda yang ada di Pulau Seribu dan bisa mengembang keseluruh masyarakat. Ya, terutama di Pulau Seribu dan umumnya kepada semua. Jadi Silat Mandar adalah wadah untuk kita belajar bela diri dan istilahnya ada tambahan dari batiniahnya untuk kita sama-sama bawa digenerasi yang akan datang dan kita kembangkan menjadi budaya di Kepulauan Seribu ini. Karena yang saya tau Silat Mandar ini adalah banyak manfaatnya bagi kita semua, terutama bela diri untuk anak-anak generasi muda dan semuanya.

Selain itu, maestro pantun Betawi, H. Zahrudin Ali Albatawi juga menyampaikan bahwa Palang Pintu merupakan ujung tombak budaya Betawi. Setiap pernikahan selalu memakai adat Palang Pintu yang di dalamnya terdapat pantun, silat, dialek dan pesan yang didapat.

“Saya membuat pantun belajar secara otodidak. Pantun-pantun syaa sudah dibukukan dan sudah ada 1000 lebih pantun yang saya ciptakan. Kalau ditanya bagaimana cara membuat pantun, menurut saya itu tergantung kemauan untuk membuat pantun yang bermakna. Pantun itu bisa dibilang komunikasi dan biassanya pantun tentunya ada pembuka, isi dan penutup. Karena sebetulnya basic orang betawi tidak langsung ke point dalam menyampaikan, jadi pantun bisa sebagai sarana juga dalam menyampaikan isi dan makna yang terkandung di dalamnya.” Ucapnya ketika dalam acara pelatihan daring palang pintu Pusake Betawi.

Secara keseluruhan acara pelatihan daring palang pintu sebagai identitas warga Betawi  yang diadakan oleh Pusat Kajian Budaya dan Edukasi Betawi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta bekerja sama  dengan sanggar Seribu Ceria pulau Tidung berjalan lancar dengan diikutsertakan perserta 50 orang lebih dari seluruh Indonesia. Harapannya walaupun acaranya belum bisa diadakan secara luring dikarenakan masih dalam kondisi pandemic, namun tidak mematahkan semangat kita sebagai masyarakat untuk selalu merawat kebudayaan di Indonesia khususnya di Jakarta budaya Betwai, dengan demikian budaya kita terus dapat dilestarikan dengan cara yang  kreatif walaupun hanya melalui daring.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.