Remaja yang Hilang Saat Berenang di Sungai Kampung Merasa Ditemukan Meninggal

Kalimantan Timur159 Dilihat

BERAU, medianasional.id – Setelah 3 hari menghilang, Dionisius Sebmiardi Naga Mahasiswa asal Malang yang sedang berlibur ke kampung Merasa, akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Dionisius S. Naga (20) tenggelam di lokasi wisata Batu Kapal, Kampung Merasa, Kecamatan Kelay Berau ditemukan pada Sabtu (31/10) sekitar pukul 12.50 oleh tim gabungan Polsek Kelay, Koramil, PMI dan BPPD kabupaten Berau.

Iptu Agus Priyanto mengatakan, “Korban saat ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa, jasad korban ditemukan sekitar 10 km dari tempat korban tenggelem. Korban ditemukan dengan dengan posisi mengapung di sungai merasa,” katanya.

Ditambahkannya, korban saat ini dievakuasi ke RSUD dr Abdul Rivai untuk dilakukan autopsi. Setelah itu akan dibawa ke rumah duka.

Lokasi ditemukannya korban cukup jauh sehingga butuh waktu untuk melakukan evakuasi jasad korban. Dionisius merupakan seorang Mahasiswa yang kuliah di Malang Jatim. Ia bersama temannya berekreasi ke lokasi wisata Batu Kapal, Kampung Merasa untuk mengisi waktu libur panjang.

Kapolsek Kelay, IPTU Agus Priyanto mengatakan jika korban ditemukan mengapung sekitar 10 kilometer dari lokasi awal. Arus deras diduga kuat membuat korban terbawa jauh dari lokasi.

Lanjutnya, pencarian sebelumnya dilakukan oleh TNI-Polri bersama dengan tim lainnya. Bantuan dari masyarakat sekitarpun sangat bagus membuat pencarian begitu cepat membuahkan hasil.

“Banyak yang bantu pencarian, antusias masyarakat begitu luar biasa sehingga korban bisa segera ditemukan, ” katanya.

Diketahui sebelumnya, Seorang remaja bernama Dionisius Sebmiardi Naga (20), beralamat di Jalan Gunung Maritam Rt.30 Kelurahan Tanjung Redeb dilaporkan hilang usai berenang di sungai kampung Merasa, Kecamatan Kelay pada Kamis (29/10/2020) sekitar pukul 14.09 Wita. Kejadian bermula saat korban bersama rekan-rekannya 10 Orang datang dari Tanjung Redeb menuju Kampung Merasa untuk rekreasi ke wisata Batu Kapal.

“Padahal wisata tersebut sejak bulan April lalu sudah ditutup oleh kampung karena pandemi Covid-19”, ungkapnya saat dikonfirmasi awak media.

Wisata tersebut diketahui hanya untuk menikmati pemandangan. Wisatawan tidak diperbolehkan untuk berenang, namun karena rombongan tidak menggunakan pemandu sehingga korban pun berenang.

“Korban loncat dari batu kapal itu, namun tak muncul. Padahal di lokasi itu tidak boleh berenang”, ujarnya.

Agus menambahkan, dari informasi yang diterima memang korban bersama rombongan tidak diketahui oleh pemerintah kampung jika sedang rekreasi, sehingga tidak ada pemandu yang menemani.

“Setelah dapat laporan kalau korban hilang, warga sekitar dan keluarga bersama TNI Polri langsung melakukan pencarian, dan hanya dalam waktu Tiga hari, korban sudah bisa kita temukan,” pungkasnya. (Safaruddin)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.