Raja Rutong Buka Sasi Laut: Prosesi Adat untuk Konservasi Laut dan Pelestarian Lingkungan

Ambon, Maluku2645 Dilihat

Ambon, medianasional.id – Pada hari ini, Selasa 27/02/2024, Raja Rutong, Reza Valdo Maspaitella bersama masyarakat Rutong menggelar acara adat yang disebut dengan “Buka Sasi Laut” di Rutong. Prosesi Adat ini dimulai dengan penutupan sasi laut yang sudah dimulai sejak tahun 2020, yaitu pelarangan pengambilan biota laut seperti lobster, lola, dan teripang. Hari ini, secara Adat, Sasi Laut dibuka kembali dengan tujuan agar biota laut tersebut dapat ditangkap kembali demi kesejahteraan masyarakat Negeri Rutong.

Makna dari Sasi Laut ini sangatlah dalam, karena tidak hanya mengenai pencegahan penangkapan berlebihan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem laut.

ADVERTISEMENT

Makna daripada Sasi Laut ini adalah bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan daripada biota biota laut kita.

“Dengan adanya Sasi Laut, budaya dan tradisi  berabad abad yang sudah turun-temurun di Negeri Rutong ini, supaya kita dapat menjaga keseimbangan dan kesempatan, bagi alam untuk kembali reproduksi dan menyeimbangkan jumlah populasi daripada biota biota laut,” ucap Raja Rutong.

Tradisi yang telah berlangsung turun-temurun selama berabad-abad yang bertujuan untuk memberi kesempatan bagi alam untuk pulih dan memperbanyak populasi biota laut.

Reza juga menambahkan, Prosesi adat ini juga menjadi bagian integral dari upaya konservasi laut, yang meliputi perlindungan hutan bakau dan spesies laut lainnya seperti penyu dan ikan salamander yang berkembang biak di pesisir pantai.

Dalam acara ini juga, hadir berbagai pemangku Adat yaitu Upulatu dan Inalatu dari wilayah Leitimur Selatan, termasuk Camat Leitimur Selatan, Dinas Perikanan Kota Ambon, Dinas Perikanan Provinsi Maluku, dan perwakilan dari Universitas Pattimura, yang diwakili oleh Profesor Bob Mosse. Mereka bersama-sama menjadikan acara ini sebagai platform untuk mengembangkan penelitian dan potensi pesisir dan kelautan.

Reza Berharap, prosesi adat ini adalah untuk menjaga dan melestarikan budaya adat yang telah ada selama berabad-abad, serta menegaskan pentingnya pengelolaan lingkungan hidup sebagai konsep perlindungan lingkungan yang sekarang ini sudah menjadi populer dalam dunia modern.

Prosesi Acara adat ini menjadi momentum untuk memahami bahwa konservasi yang sejati berasal dari kearifan lokal dan tradisi yang telah teruji dari generasi ke generasi, tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.