Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Tutup Usia

Jakarta133 Dilihat
Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama.

Jakarta, medianasional.id – Kabar duka dirasakan kalangan pers nasional. Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama (88), meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (9/9/2020) pukul 13.05 WIB.

Jakob wafat karena mengalami gangguan multiorgan. Di usia yang senja memperparah kondisi Jakob hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Dilansir dari kompas.com, Dokter Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Felix Prabowo Salim, mengatakan, kondisi awal Jakob Oetama saat masuk rumah sakit sudah mengalami gangguan multiorgan.

Dia pertama kali masuk ke rumah sakit pada 22 Agustus 2020. Kondisinya sempat membaik, tetapi kemudian memburuk lagi. Hingga pada Minggu (6/9/2020) sore, Jakob mengalami koma.

“Selama perawatan sempat sebenarnya naik turun, di mana selama perawatan hampir lebih dari dua minggu sempat perbaikan dan terjadi penurunan, hanya pada saat-saat terakhir karena faktor usia dan kondisi semakin memburuk, akhirnya beliau meninggal,” ujar Felix.

Pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading telah melakukan swab test kepada Jakob Oetama, hasilnya dinyatakan negatif.

Rencananya, jenazah Jakob Oetama dibawa ke rumah duka di Jalan Sriwijaya 40, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk dilakukan ibadah misa.

Jokob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931. Almarhum wafat pada usianya yang memasuki 88 tahun. Dia mengawali kariernya pertama kali menjadi seorang guru.

Namun, dia kemudian memilih jalan sebagai wartawan hingga kemudian mendirikan jaringan media terbesar, Kompas Gramedia, bersama rekannya, PK Ojong.

Perjuangan Jakob Oetama besarkan Kompas Gramedia

Saat membesarkan Intisari dan Kompas, Jakob Oetama dan PK Ojong berbagi tugas. Jakob mengurusi editorial, sedangkan Ojong di bidang bisnis.

Namun, kemudian situasinya menjadi tidak mudah bagi Jakob. Setelah 15 tahun kebersamaannya dengan Ojong membangun Kompas, Ojong meninggal mendadak dalam tidurnya tahun 1980.

Kepergian Ojong meninggalkan beban berat. Beban itu tiba-tiba terpikul di pundak Jakob.

Kenang Jakob dengan rendah hati, “Saya harus tahu bisnis. Dengan rendah hati, saya akui pengetahuan saya soal manajemen bisnis, nol! Tapi saya merasa ada modal, bisa ngemong! Kelebihan saya adalah saya tahu diri tidak tahu bisnis.”

Kerendahan hati bahwa ia tidak tahu bisnis itulah yang kemudian mengembangkan Grup Kompas Gramedia menjadi sebesar sekarang. Kerendahan hati ini pula yang membuatnya tidak merasa jemawa atas apa yang dicapainya.

Ia tidak pernah merasa kaya di antara di antara orang miskin, juga tidak merasa miskin di antara orang kaya.

Keluarga Besar Media Nasional turut berbelasungkawa atas wafatnya Tokoh Pers Nasional Jakob Oetama. Selamat Jalan…

Sumber : Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.