Pemkab Bungo Gelar Apel Siaga dan Peralatan Pengendalian Bencana Hidrometeorologi Tahun 2020

Bungo, Jambi, Sumatera123 Dilihat

Bungo, medianasional.id – Pemerintah Kabupaten Bungo mengadakan Apel Siaga dan Gelar Peralatan Pengendalian Bencana Hidrometeorologi, bertempat di lapangan upacara MTQ baru kabupaten Bungo, Jumat (17/01/2020).

Tampak hadir pada kegiatan ini Wakil Bupati Bungo, H Safrudin Dwi Apriyanto S Pd, Kodim 0416/Bute, Kapolres Bungo, Ketua DPRD Kabupaten Bungo, Ketua GOW Bungo, Ketua DWP, para Asisten, Kepala OPD dan ASN dilingkup Setda Bungo, para peserta upacara baik dari pimpinan Perusahaan yang ada di kabupaten Bungo serhta undangan lainnya.

Upacara ini diadakan karena menurut hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa kabupaten Bungo diperkirakan dari awal Januari sampai Februari akan terjadi curah hujan yang cukup tinggi.

Hal ini disampaikan Wabup Bungo H Safrudin Dwi Apriyanto S Pd saat memimpin Upacara tersebut.

Ditambahkan Wabup bahwa apel siaga dan gelar peralatan pengendalian bencana hidrometeorologi Kabupaten Bungo tahun 2020 ini merupakan langkah strategis bersama untuk mewujudkan sinergitas antar stakeholder terkait dalam penanggulangan bencana siaga dan gerak peralatan.

“Apel siaga dan gelar peralatan pengendalian bencana hidrometeorologi Kabupaten Bungo tahun 2020 ini merupakan langkah strategis bersama untuk mewujudkan sinergitas antar stakeholder terkait dalam penanggulangan bencana siaga dan gerak peralatan,” kata Wabup.

Ini dilaksanakan dengan tujuan yang pertama untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia sarana dan prasarana penanggulangan bencana banjir tanah longsor dan angin puting beliung baik pemerintah daerah instansi vertikal dunia usaha maupun masyarakat,” terangnya.

Kedua agar tindakan yang dilaksanakan terencana terkoordinasi terpadu dan cepat dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada,” ujar Apri.

Yang ketiga adalah mengurangi risiko kerugian harta benda kerusakan lahan pertanian kerusakan tanaman, kerusakan infrastruktur dan pencegahan berbagai bibit penyakit serta korban jiwa bencana. Hidrometeorologi adalah bencana alam yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi seperti hujan lebat gelombang tinggi dan angin kencang, kerusakan hutan di daerah aliran sungai atau DAS dan lahan kritis,” tambah Apri.

Ini menjadikan daerah tersebut berpotensi tinggi dilanda bencana hidrometeorologi seperti banjir tanah longsor angin puting beliung sebagai akibat dari ulah manusia,” tutur Apri.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa BMKG telah memprediksi bahwa pada bulan Januari hingga Februari 2020 ini terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang di Kabupaten Bungo. Hal ini tentu berpotensi sebagai penyebab terjadinya bencana banjir tanah longsor dan angin puting beliung serta menyebabkan pohon tumbang.

Kabupaten Bungo memiliki daerah rawan banjir dan tanah longsor yang tersebar di 48 Dusun atau Kelurahan pada 15 Kecamatan.

Sedangkan jumlah penduduk terpapar dari bahaya banjir dan tanah longsor lebih kurang 31% dari jumlah penduduk.

Kabupaten Bungo pada tahun 2019 terjadi sebanyak 11 kali bencana hidrometeorologi yaitu 9 kali bencana banjir yang merendam 448 unit rumah 2 unit bangunan sekolah pada 14 Dusun dalam 7 Kecamatan.

Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Tenah Sungai Besar Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang sedangkan bencana banjir bandang terjadi di Dusun Renah Sungai Ipuh masih Kecamatan yang sama.

Berkaitan dengan pengendalian bencana hidrometeorologi perlu adanya langkah-langkah konkret dari semua stakeholder yang terlibat baik pemerintah daerah TNI, Polri, lembaga atau dunia usaha organisasi yang terkait dengan penanggulangan bencana serta masyarakat.

“Mudah-mudahan dengan kita bersama kita akan mampu untuk meminimalisir bahkan juga  hal yang tidak kita inginkan akibat dampak dari bencana yang terjadi di Bungo,” tutup Wabup.

Dalam hal bencana, Kepala BNPB Kesbangpol kabupaten Bungo Tobroni Yusuf mengatakan bahwa titik rawan bencana ada di 15 kecamatan yang ada di kabupaten Bungo, 2 Kecamatan boleh dikatakan daerah aman bencana.

“Sebagaimana diketahui, kita selaku leading sektor yang berkaitan dengan bencana yaitu BNPB Kesbangpol, titik rawan yang ada di kabupaten Bungo 2 kecamatan yaitu Rimbo Tengah dan Bungo Dani itu tidak ada aktivitas banjir,” kata Tobroni.

Selebihnya di 15 kecamatan itu dipastikan, manakala datang hujan rawan banjir utama, berikut ada aktivitas rawan tanah longsor. Selebihnya di 15 Kecamatan itu dipastikan, manakala datang hujan rawan banjir utama, berikut ada aktivitas rawan tanah longsor,” pungkas Tobroni.

“Oleh karena itu kami atas nama pemerintah kabupaten Bungo, melalui BNPB Kesbangpol melakukan kegiata Apel Siaga dan Gelar Peralatan Pengendalian Bencana dengan guna untuk mengetahui kesiapan peralatan semua pihak yang terkait termasuk perusahaan,” tambahnya.

Tobroni berharap agar rekan rekan media dapat menginformasikan kepada setiap stafholder sehingga aktivitas di lapangan betul betul dapat di antisipasi dengan sebaik baiknya.

Usai upacara dilanjutkan peninjauan alat alatvyang dilipergunakan. (fa)

Posting Terkait

ADVERTISEMENT
Konten berikut adalah iklan platform MGID, medianasional.id tidak terkait dengan isi konten.

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.