Pemerintah Kabupaten Pasuruan Laksanakan Project STOP

Pasuruan148 Dilihat

Pasuruan, medianasional.id – Bupati Irsyad Yusuf mengapresiasi program Project STOP (Stop Ocean Plastics) Pasuruan yang mulai diterapkan di Kabupaten Pasuruan sejak tahun 2019. Menurutnya, dipilihnya Kecamatan Nguling dan Lekok sangat tepat karena kedua wilayah tersebut berkonsentrasi pada pengurangan sampah-sampah plastik.

Disampaikan di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti dalam agenda serahterima kemitraan kedua program Project STOP di Kabupaten Pasuruan, Kepala Daerah memaparkan beberapa poin penting tentang tantangan keberlanjutan program ke depannya. Tujuannya tidak lain untuk mengurangi sampah dan kebocoran plastik ke lingkungan. Seperti halnya yang ditargetkan pada saat penyerahan Project STOP kepada Pemerintah Pasuruan untuk dikelola secara mandiri oleh masyarakat Desa di kedua Kecamatan yang dijadikan sebagai titik konsentrasi.

“Saya apresiasi kepada Sistemic, Nestle dan semua pihak terkait. Karena program ini tidak hanya seremonial saja. Tapi bagaimana keberlangsungan program ini bisa menjadi pilot project dan inspirasi bagi Desa-Desa di seluruh Kabupaten Pasuruan,” pinta Bupati didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Heru Ferianto.

Di sisi lain, Bupati juga menyampaikan harapannya kepada seluruh pemangku kepentingan agar lebih mengoptimalkan program Project STOP. Sehingga berdampak signifikan terhadap terciptanya kondisi lingkungan yang lebih berkualitas.

“Maka setelah diserahkannya Project STOP Pasuruan ini, saya berharap evaluasi atau bahkan rekomendasi dari para pemangku kepentingan sangat diharapkan oleh Pemda. Bagaimana bisa melanjutkan atau ikut memaksimalkan atau bahkan mereplikasi dari program Project STOP,” ucapnya dengan nada penuh optimisme pada hari ini, Kamis (23/2/2023).

Menurut Bupati, hal utama yang perlu dipersiapkan bersama adalah merubah budaya masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Terutama dalam pengolahan sampah.

“Tantangan terbesar kita, tidak hanya soal sarana prasarana dalam pengolahan sampah. Tapi persoalannya sangat kompleks yakni merubah budaya atau kebiasaan masyarakat. Baik pengolahan sampah di TPA maupun di TPS,” ujar Gus Irsyad sapaan familiarnya.

Maka dari itu, dibutuhkan dukungan penuh antar stakeholders yang ada di Desa. Tidak hanya melibatkan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) saja, melainkan juga peran aktif dari organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan serta organisasi kepemudaan.

“Maka Pak Kades, manfaatkan dan optimalkan potensi Desa di wilayah masing-masing. Ajak menyelesaikan permasalahan pengolahan sampah, terutama dalam hal merubah budaya dan kebiasaan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Pak Kades saya kira sudah bisa merasakan adanya perubahan program ini,” kata Bupati.

Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Borealis dan Systemiq, Project STOP telah menyediakan layanan pengangkutan sampah kepada lebih dari 132 ribu warga di Kecamatan Lekok dan Nguling. Berikut menciptakan 120 lapangan kerja permanen bagi warga setempat serta mengangkut lebih dari 5 ribu ton sampah. 700 ton diantaranya adalah plastik, terhitung sejak awal program di tahun 2019.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.