Pecinta Tanah Air Indonesia

Artikel307 Dilihat

Pecinta Tanah Air Indonesia

Oleh : H. Aan Hidayat SH

( Ketua Petanesia Kabupaten Semarang )

Berangkat dari keprihatinan Maulana Habib Luthfi bin Yahya atas situasi dan kondisi bangsa, munculnya sikap sikap Intoleran, radikal juga anarkis di tengah masyarakat, yang kalau dibiarkan maka bukan mustahil ke depan negara kita akan hancur, permasalahan ini tidak cukup dibebankan kepada pemerintah tetapi masyarakat harus juga turut aktif menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa ini, maka perlu ada gerakan bersama yang melibatkan seluruh elemen bangsa untuk bersama sama membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga kedaulatan, persatuan dan kesatuan, maka Beliau memilki gagasan untuk mendirikan ormas PETANESIA Pecinta Tanah Air Indonesia dan merangkul seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menjadi jembatan penyambung pesan cinta tanah air dan kebangsaan kepada masyarakat di seluruh lapisan dan dalam rangka menerjemahkan ajaran agama untuk selalu mencintai tanah air juga untuk menjaga amanah para pendiri bangsa.

Beliau Maualana Habib Luthfi Bin Yahya berpesan PETANESIA selamanya tidak boleh berubah menjadi Parpol tetapi tetap sbg ormas yang bersiyasah kebangsaan untuk menjaga keutuhan kedaulatan NKRI, karena Beliau sudah sangat besar dan sama sekali tidak akan memanfaatkan ormas ini untuk kepentingan pribadi, Beliau sudah menjadi tokoh Internasional sejak tahun 2000 dg menjabat sebagai Pimpinan Jamiyyah Thoriqoh se Indonesia bahkan Dunia dan hari ini Beliau juga menjabat sbg Wantimpres.

Hubbul wathon minal iman atau Mencintai Tanah Air adalah sebagian dari bukti kemanan, yang merupakan gagasan pemikiran ulama besar Hadhrotusy Syekh KH Hasyim Asyari atas dasar pengejawentahan dari ajaran Agama harus ditancapkan ke dalam fikiran dan sanubari seluruh rakyat indonesia sehingga jiwa patriot dan nasionalisme rakyat Indonesia tetap kuat dan kokoh.

Kader Petanesia harus memperkokoh jati dirinya dan masyarakat di sekitarnya untuk menghayati jati diri bangsa seperti air laut yang tetap asin meskipun setiap detik jutaan kubik bahkan miliaran kubik air tawar bercampur kotoran, sampah yang beraneka ragam dan sangat keruh tetap tidak merubah jati diri air laut yang tetap asin, begitupula harapan Maulana Habib Luthfi Bin Yahya terhadap seluruh rakyat Indonesia utamanya Kader Petanesia dimanapun berada.

Seperti tokoh Krisno sang pemimpin dalam pewayangan yang dikenal jliteng atau hitam, filosofi warna hitam juga demikian seperti air laut, warna hitam adalah warna yg sangat kuat, yang tidak mudah dipengaruhi oleh warna apapun, maka setiap warga negara indonesia khususnya Kader Petanesia, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat harus memiliki jatidiri bangsa yang kuat seperti warna hitam di antara aneka warna.

Meskipun Indonesia sudah merdeka 75 tahun lebih dan kelihatannya sudah tua, tetapi kalau dibandingkan dg usia peradaban dunia Indonesia masih sangat belia, maka perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI ini masih sangat panjang.

Hari ini Indonesia mengalami krisis kebangsaan, pancasila sbg dasar negara masih terus dipermasalahkan, maka tugas kader Petanesia untuk meluruskan pemahaman pemahaman yang berpotensi menghancurkan kedaulatan NKRI di tengah masyarakat.

Tokoh agama dan tokoh masyarakat di lingkungan masing masing, harus menjadi jembatan penghubung antara cita cita pendiri bangsa kepada seluruh lapisan masyarakat untuk selalu menjaga keutuhan bangsa,

Presiden Indonesia pertama pernah berkata, musuh para pendiri bangsa lebih ringan karena hanya menghadapi penjajah yang kelihatan, tetapi kita semua dan generasi berikutnya akan sangat berat karena akan berhadapan dengan bangsanya sendiri atau saudaranya sendiri dan ternyata terbukti hari ini sudah sangat memprihatinkan banyak sekali anak bangsa yang tersesat dan ingin menghancurkan tanah airnya sendiri.

Kerukunan antar umat beragama merupakan perintah Allah dan menjadi ajaran seluruh agama, termasuk ajaran kakek nenek moyang kita sejak abad ke 8 yang lampau, Empu Tantular di dalam kitab Sutasoma menulis tentang Bhineka Tunggal Ika, Borobudur dibangun oleh Raja Budha Syailendra tetapi arsitek dan pelaksananya adalah seorang Hindu, begitu juga Candi Prambanan dibangun oleh Umat Hindu di masa kekuasaan Budha.

Indonesia harus tetap menjadi teladan persatuan, kerukunan dan kebhinekaan di dunia,  karena Bangsa Arab sudah pecah menjadi banyak negara begitupun bangsa eropa telah terpecah menjadi puluhan negara, Rusia juga telah pecah menjadi banyak negara, dan Indonesia telah membuktikan dirinya bisa dan mampu mempersatukan banyak bangsa menjadi satu negara, keberhasilan ini harus kita jaga sampai kapanpun,

Segala hal yang berpotensi memecah belah bangsa harus kita antisipasi dan kita kembalikan kepada cita luhur bangsa dan juga harapan kakek nenek moyang kita sejak jauh sebelum kemerdekaan.

Mari berPetanesia dengan bangga, karena mencintai tanah air adalah ibadah yang tentunya akan melahirkan banyak keberkahan bagi semuanya khususnya NKRI dan terutama Kader Petanesia sendiri.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.