Opini : Unik dan Istimewanya Ibadah Puasa di Indonesia

Artikel70 Dilihat

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin*, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (Q.S. Al Ahzab ayat 35).

Yang dimaksud dengan muslim di sini, ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya. Sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini, ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.

Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah karena dalam bulan ramadhan Allah SWT memberikan kelipatan pahala untuk hamba yang beribadah kepada-Nya, sebuah kenikmatan yang sungguh menjadi suguhan istimewa dalam bulan ramadhan. Dalam awal-awal pada bulan ramadhan banyak orang menyambutnya dengan penuh kebahagian dan keunikan.

Umat Islam di Indonesia dalam menyambut dan melaksanakan ibadah puasa mempunyai cara unik tersendiri. Contohnya ketika membangunkan orang untuk santap makan sahur, muslim di jawa biasanya kalangan pemuda dan anak desa menyiapkan peralatan musik sederhana terbuat dari bambu yang dipotong-potong dan dibuat lubang ditengahnya, atau yang dinamakan kentongan agar ketika dipukul akan menghasilkan suara-suara yang beraneka tergantung ukuran dari potongan bambu tersebut.

Untuk menunggu waktu berbuka puasa juga dikenal istilah ngabuburit biasanya muslim diindonesia mengisi dengan membaca Al-qur’an dimasjid atau dimushola terdekat ada juga yang menamkan nggolet sore dalam muslim jawa, dengan jalan-jalan sekitar kampung untuk menunggu waktu buka puasa. Terdapat juga berbagai macam makanan dan minuman yaitu takjilan, dijawa sering dikenal orang membuat takjilan seperti cendol, dawet dan berbagai minuman khas lainya, ini adalah budaya umat islam dalam menyambut yang hanya terdapat diIndonesia menarik sekali bukan.

Hikmah Puasa

Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa Islam dibangun atas dasar lima pilar yang tidak dapat berdiri, kecuali dengan kelima pilar itu, yaitu pengakuan akan keesaan Allah Subhanahu Wata’ala dan kenabian Rasulullah Muhammad SAW, menjaga salat lima waktu yang dilaksanakan berdasarkan syarat, rukun dan wajibnya, membayar zakat kepada yang berhak bila sudah terkena kewajiban, puasa bulan Ramadan dengan niat yang benar dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu mengadakan perjalanan, baik mampu dalam arti cukup perbekalan maupun mampu dalam arti lainnya (seperti biaya keluarga yang ditinggalkan). Adapun amalan lain selain yang lima ini dianggap sebagai pelengkap kecuali ada dalil yang mewajibkannya.

Puasa dalam bulan Ramadan adalah kewajiban yang harus dipenuni oleh umat islam diseluruh dunia, Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183 “Hai orangorang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Dikatakan bulan Ramadan adalah bulan maghfiroh, karena merujuk pada Q.S Al-azhab ayat 35 yang tertera diatas, dari ayat tersebut adalah sebuah kenikmatan dan nilai yang unggul yang Allah berikan untuk orang yang berpuasa.

Keutamaan dalam bulan puasa juga petik dari penjelasan Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: “Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu” (Shahih Muslim No.1793)

Dari penjelasan diatas dapat dipetik hikmah bahwa allah SWT mewajibkan untuk berpuasa dan dalam ibadah puasa mengndung kenikmatan dan keistimewaan yang diberikan oleh Alla SWT.

Puasa & Matematika

Pahala yang dilipat sepuluh gandakan oleh Allah adalah kenikmatan yang begitu istimewanya, perhitungan dalam ilmu matematika dikatakan kita beribadah puasa satu bulan penuh yaitu tiga puluh hari. Maka ketika dikalikan dengan sepuluh akan dihasilkan angka tigaratus hari, dan ketika ditambah enam hari berpuasa dalam bulan syawal yaitu sesudah bulan ramadan akan dihasilkan angka enampuluh hari.

Jika dijumlahkan berpuasa dalam bulan ramdhan dan enam hari di bulan syawal, akan dihasilkan angka tigaratus enampuluh hari. Dalam riwayat dijelaskan bahwa orang yang berpusa dalam bulan Ramadan dan enam hari dalam dibulan syawal itu dianggap berpuasa satu tahun penuh.

Dalam hitungan menuturt ilmu matematika juga ditemukan hasil tigaratus enampuluh hari, karena dalam satu tahun terdapat angnka yang sama. Jelaslah bahwa memang betul bulan ramadhan adalah bulan penuh magfiroh dan keistimewaan terkait dengan penjelasan dalam kitab Al-Qur’an dan Hadits nabi Muhammad SAW.

Puasa Memanusiakan Manusia.

Ayat yang menegaskan tentang pahala yang setimpal untuk setiap hambanya yang mau menjalankan puasa di bulan suci ramadhan. Puasa memang sesuatu yang hanya dijalankan dalam satu bulan setiap tahunnya. Unik dalam berpuasa sebuah kultur yang mencerminkan akan gotong royong untuk semua umat islam. Mayoritas di negara Indonesia memang beragama islam untuk itu Indonesia sedang berpanen ketika datangnya bulan suci ramadhan, semua umat islam menyediakkan segala yang ada untuk menikmati indahnya bulan suci ramadhan. Banyak seorang yang menyebut bahwa puasa adalah menahan hawa nafsu dalam artian bahwa berpuasa merupakan suatu kemuliaan untuk manusia menjadi manusia, selama ramadhan berlangsung tentunya umat islam atau semua manusia akan menghargai sesamanya karena dalam kebiadaban manusia ada jarak tersendiri ketika menjalankan puasa.

Manusia akan lebih menghargai sesamanya dan tentunya semua manusia di bumi merasa di muliakan ketika dibulan suci ramadhan. Pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan dan kekerasan lainnya akan sedikit terasa berat ketika dijalani itulah yang dinamakan jarak ketika bulan suci ramadhan. Manusia akan berlomba-lomba untuk menambah hal kebaikan untuk dirinya, dan melupakan semua kesalahan yang pernah dilakukan serta memafkan segala seseorang yang telah menyakitinya, dalam hal ini merupakan suatu bentuk implementasi bahwa dibulan suci ramadhan manusia tersebut memang benar-benar menghadirkan manusia. Uniknya dalam berpuasa dibulan suci ramadhan ialah bukan terletak hanya berbicara tentang kultur dan adat tapi tentang sifat atau karalteristik manusia yang dalam hal ini disebut memanusiakan manusia.

Oleh : Siti Zulaeka (Mahasiswa PBSI/4 Universitas Peradaban Bumiayu)
Editor : Abu Bakar Sidik

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.