Mencegah Disleksia Dini Pada Anak

Artikel223 Dilihat

Mencegah Disleksia Dini Pada Anak

Oleh : Fita Dwi Oktavia

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Peradaban Bumiayu

Normalnya anak bisa membaca ketika menginjak usia enam atau tujuh tahun. Namun, sayangnya masih ada beberapa anak yang sudah menginjak usia sekolah belum mampu membaca dengan lancar. Penting bagi guru dan juga orangtua untuk mengajari si kecil untuk berlatih membaca agar si kecil tidak mengidap gangguan membaca atau yang lebih dikenal dengan nama disleksia. Disleksia sendiri adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan membaca termasuk di dalamnya memgenali huruf, angka, dan simbol atau tanda baca yang digunakan dalam kalimat, sulit mengenali kata-kata, memahami bacaan dan menggunakan bahasa. Jika si anak mengalami gangguan salah satu atau lebih dari kemampuan tersebut, maka ia akan mengalami gangguan membaca yang kemudian disebut sebagai disleksia.

Tanda anak disleksia harus disadari sejak dini agar orangtua dapat memberikan pola asuh yang tepat pada anak. Hingga saat ini penyebab disleksia sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, disleksia ini diduga karena adanya kelainan pada susunan saraf anak, pengaruh interaksi lingkungan, dan faktor keturunan. Namun, umumnya akan terlihat tanda-tanda seperti si anak kesulitan membaca, kemampuan berbicara yang sangat lambat, mengalami sulit koordinasi dan sulut untuk konsentrasi serta mudah terserang sakit.

Anak dengan disleksia memang memiliki gangguan dan kesulitan dalam proses belajar, namun bukan berarti bahwa si anak memiliki kemampuan intelegensi yang rendah. Begitupun sebaliknya, anak dengan intelegensi rendah bukan berarti mengidap disleksia. Bisa jadi karena kesulitan anak belajar disebabkan oleh pola didik yang kurang maksimal, seperti tidak diajarkan membaca dan tidak memiliki kesempatan belajar pada jenjang pendidikan.

Mencegah disleksia dini pada anak bisa dilakukan dengan cara melakukan pendekatan edukasi khusus. Biasanya, penentuan jenis ini didasarkan pada tingkat keparahan disleksia yang dialami dan berdasarkan hasil dari tes psikologi pengidap. Selain itu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan baca dan tulis anak adalah dengan fokus pada kemampuan fonologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia. Membacakan buku cerita anak dan dongeng pada anak sedari kecil akan membantu untuk mencegah kemungkinan gangguan membaca pada anak. Semakin sering si anak dibacakan cerita oleh orangtuanya semakin anak mengerti dan tahu banyak kosa kata yang diperolehnya.

Mengajarkan membaca kepada anak sejak kecil memang tidak mudah, mengingat usia anak yang masih belia belum mampu untuk menangkap apa yang orangtua bacakan cerita untuknya, hal ini bukan lantas membuat orangtua berhenti, hal tersebut adalah salah satu proses pengenalan tentang pengucapan kata yang akan didengar oleh si kecil. Penting bagi orangtua untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk mulai mengajarkan kegiatan membaca pada anak. Biasanya balita sudah mulai tertarik belajar membaca sekitar umur 2 tahun. Hal ini karena pada masa itu, pola pikir anak sudah mulai terbentuk dan anak cenderung mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Dalam masa inilah orangtua mulai rutin membacakan buku cerita untuk si kecil.

Di samping mengajarkan anak membaca sejak usia dini, orangtua juga perlu tanggap dan peka pada setiap kondisi sang anak yang mulai menunjukkan gejala disleksia. Jika tidak, hal ini dapat berimbas kepada kondisi psikologis anak, anak bisa merasa depresi dan akan menurunkan rasa kepercayaan dirinya. Dan apabila kondisi disleksia sang anak bertambah parah segera konsultasikan kepada dokter, dan  beri penanganan yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.