Masyarakat Pertanyakan Transparansi Proses Pilkades Pejambon

Batang140 Dilihat

Batang, medianasional.id.
Pilkades serentak di Kabupaten Batang telah berjalan sukses dan lancar. Namun berbeda yang terjadi di desa Pejambon, Warga pejambon D mengatakan masih menjadi tanda tanya sebagian besar masyarakat desa Pejambon yang merasa banyak ditemukan kejanggalan mengenai pelaksanaan pilkades desanya, mulai tidak nampak akur dan bersahabat seketika kedua calon tidak terlihat duduk berdampingan,” katanya. Sabtu (23/11/19)

“Juga terkait jumlah suara terakhir yang diduga tidak sama dengan jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap), (1) Pejambon 543 tidak hadir 144. (2). Pejambon Gunung 154 tidak hadir 28. (3) Rowadi Kidul 183 tidak hadir 10. (4). Rowadi Lor 360 tidak hadir 46 total DPT 1240 dan yang tidak hadir 228 jadi yang hadir hanya 1012,” ujarnya.

“Namun hasil suara berbeda dengan yang hadir mencoblos, dengan rincian sebagai berikut, No. 1 Padi 529 suara, No. 2 Ketela 540 sedangkan yang rusak 12 suara. Dengan total jumlah suara penjoblos 1081.

Dari jumlah suara sebenarnya 1012 namun setelah dirinci naik menjadi 1081, artinya ada 69 suara siluman yang diduga sengaja dibuat oleh pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab guna meloloskan no. 2 ketela Sopyan agar terpilih menjadi kepala desa Pejambon,” terangnya.

Asal usul 69 suara tidak jelas sumbernya harus ditindak lanjuti oleh pihak berwenang. Jangan sampai proses demokrasi tercoreng dengan cara yang tidak sehat. Dan nampak fulgar dipertontonkan,” tegasnya.

Bukan berhenti disitu saja dimungkinkan kuat surat suara yang rusak sebanyak 12 suara, menguntungkan pihak no. 2 Ketela Sopyan karena dari total surat suara yang rusak, 11 suara milik no. 1 padi Abadi, dan 1 kerusakan suara milik no. 2 ketela Sopyan,” tandasnya.

Disini dirasa tidak logis seketika dominan kerusakan mengacu ke no. 1 padi Abadi. Skenario ini butuh ditelusuri secara mendalam oleh pihak berwajib. Dan juga pemangku kepentingan, camat, bupati agar kejadian serupa tidak terjadi dikemudian hari,” tegas D menyampaikan kepada awak media.

Tambahnya bahwa ia menyampaikan dengan seksama dengan bukti falid dan dapat dipertanggung jawabkan,” jelasnya.

Ketua panitia Sumantoro, dia mengatakan bahwa pelaksanaan pilkades telah berjalan sesuai prosedur. Dan jumlah suara dan penjoblos dirinya menyampaikan akan melihatkan rekapan hasil kemarin biar semua jelas dan terang.

Dan ditengah – tengah masyarakat juga dirasa habis pilkades aman, damai. Walaupun awalnya soal penempatan kursi duduk ada silisih komunikasi, namun dapat terselesaikan.

Karena simulasi awal tempat duduk memang seperti yang diduduki no. 1 Padi Bapak Abadi namun panitia sudah menyiapkan tapi justru no. 2 Ketela Sopyan meminta kursi plastik untuk tempat duduknya.

Kami selaku panitia hanya mempersiapkan tempat diduduk, mau digunakan monggo (silahkan) tidakpun tidak apa – apa, kami tidak bisa memaksa untuk duduk berdampingan. Walaupun eloknya duduk harus berdampingan sesuai ketetapan panitia. Mungkin bisa jadi no. 2 ketela duduknya menghadap kearah mana, sesuai wejangan ataupun arahan orang yang dituakan atau diyakini,” ucapnya.

Lanjut Sumantoro, manakala ada pihak yang tidak puas dengan penyelenggaraannya pilkades Pejambon kemarin, harusnya jauh hari, sebagaimana yang kami dari panitia sampaikan, apabila dirasa kurang puas dengan hasilnya, setelah satu minggu pencoblosan calon kades yang keberatan dapat menyampaikan atau melaporkan ke panitia, dan setelah dua minggu lebih dapat melaporkan ke kecamatan, adapun setelah lebih satu bulan dapat melaporkan ke kabupaten (Bupati).

Agar semua gamblang dan jelas,” ujar Sumantoro bahwa dirinya sebagai panitia berdiri independen tidak ada keterpihakan ke salah satu calon,” (Sofyan Ari)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.