Korban Gempa dan Tsunami Disambut Wihaji dan Menuturkan Kesedihan Yang Mendalam Atas Musibah yang Dialami

Batang46 Dilihat

Batang, medianasional.id Beberapa korban musibah gempa dan tsunami asal kabupaten Batang sempat ditahan oleh mandor berjumlah 11 orang yang berasal dari kabupaten Batang yang menjadi korban gempa tsunami Palu, Siggi, Donggala Sulawesi Tengah akirnya bisa pulang ke kampung halamannya.

Adapun jumlah korban sebanyak 11 orang tersebut tercacat berasal dari Kecamatan Reban, datang dengan keadaan selamat dan langsung disambut jajaran Pemkab Batang.

Dengan kondisi meraka yang nampak lesu usai menempuh perjalanan dari Palu menuju Jakarta melalui jalur udara, kemudian menuju Batang via darat. Rombongan tersebut sampai di Rumah Dinas Bupati Batang sekitar pukul 03.30 WIB.

” Salah satu korban bernama Judi (36), warga Desa Sukomangli, Kecamatan Reban, menuturkan bahwa Pria 36 tahun tersebut selama lima bulan di palu telah meninggalkan dua anak dan istrinya.

” Kendati musibah yang menimpahnya Judi tak menyangka tempat ia mengadu nasib digunjang gempa dan tsunami begitu dahsyat, hingga pemukiman warga porak-poranda.

“Dalam waktu sekejap kota palu rata dengan tanah dan puing – puing bangunan, musibah yang melanda palu membuat bumi seperti gunjang, saya bersama dengan rekan-rekan sejawat langsung lari keluar dari gedung tempat kami bekerja. Kurang lebih sekitar 30 menit kami lari naik ke atas bukit,” jelasnya saat ditemui di Rumah Dinas Bupati Batang, Jumat (12/10/2018).

” lanjutnya, menuturkan dengan kondisi mata ayah dua anak tersebut berkaca-kaca seolah tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan trauma akan gempa tsunami yang ia alami, saat menceritakan begitu
mencekamnya situasi di lokasi saat guncangan dahsyat memporak-porandakan bangunan di Palu.

“Saya berlari kencang saat menyelamatkan diri menuju tempat yang aman sambil mengumandangkan takbir, karena saya sudah pasrah dan hanya bisa pasrah,” paparnya.

Seolah terbawa suasana, Judi menuturkan melihat banyaknya orang yang tertimpa bangunan dan meninggalkan di tempat tanpa sempat meminta tolong, tragis dan memilukan. Dalam kondisi demikian genting saya hanya bisa berlari menyelamatkan diri.

“Dalam batin saya mau menolong juga bagaimana, karena saya juga lari kencang menyelamatkan diri, miris kalau mengingat peristiwa itu, waktu itu yang ada di benak saya, hanya keluarga di rumah,” tambahnya.

Bupati Batang Wihaji yang menyambut kepulangannya warga asal kabupaten batang mengatakan, warga Batang yang yang menjadi korban yang kita pulangkan sudah kali kedua ini, sebelumnya memang sempat ditahan oleh mandor proyek karena merasa mempunyai tanggung jawab kepada anak buahnya yang belum mendapatkan bayaran atau gaji.

“Pasca gempa melanda memang belum bisa mendapatkan gaji karena tidak bisa mengambil uang tunai di Bank, setelah mendaptkan gaji mereka di perbolehkan pulang,” Kata Wihaji

ia juga menjelaskan bahwa masih ada tersisa 7 orang warga Batang yang di sana, dan ada penanggung jawabnya, kita akan pantau terus perkembangannya dan kalau mereka mau pulang kita fasilitasi. Imbuh wihaji

” Yang pasti tercatat sementara ada satu orang warga Batang yang meninggal dunia bernama Mudi, dan adapun yang hilang bernama Naryo,” jelas Wihaji

Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Sri Purwaningsih, yang mendampingi belasan korban gempa tsunami tersebut menuturkan. Pekan lalu 13 warga Batang telah dibawa pulang, dan kini bertambah lagi 11 orang lainya yang sudah berhasil dipulangkan.

“Dari total ada 31 warga Batang yang ada di Palu, yang dinyatakan selamat ada 28 orang, dan tercatat 1 orang meninggal dunia,” imbuhnya.

Sementara Sigit Kaur Perencanaan Desa Sukomanghali Kecamatan Reban menjelaskan, bahwa ada beberapa orang yang belum pulang namun di kelompok yang berbeda dan jauh dari lokasi bencana, hanya saja ada tiga orang yang di lokasi bencana saat ini lagi menunggu proses evakuasi selesai.

” Sejumlah tiga orang tersebut merupakan mandornya, mereka bertangung jawab penuh, kalau memang evakuasi telah selesai dan tidak ditemukan mereka baru mau pulang,” jelasnya.

Lanjutnya, dari 11 orang semuanya warga Desa Sukomangli Kecamatan Reban diantaranya Sunadi, Sutrimo, Judi, Toto, Tasno, Ahmadi, Basir, Musafikin, Slamet Ngaman, Ropi’i, Kodirin.

“Dalam kesempatan tersebut Bupati Wihaji juga memberikan santunan sebagai rasa empatinya, dan berharap kalaupun mereka memang mau bekerja kembali disana setelah dinyatakan aman dari gempa dan sudah kembali normal.

Kontributor : Sukirno
Editor : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.