Infrastruktur Rusak Parah, Anak Desa Pranten Susuri Tebing Demi Sekolah

Batang223 Dilihat

Batang, medianasional.id
Naik angkutan umum banyak tersedia, bahkan mengendarai sepeda motor sendiri terkadang masih suka telat saat masuk sekolah, Terkadang masih dijumpai juga siswa-siswi SMP N/Maupun Swasta yang ada di wilayah perkotaan khususnya wilayah Kabupaten Batang dan sekitarnya.

Infrastruktur yang memadai, angkutan umum yang tersedia, dan juga jarang terjadi bencana alam tanah longsor menjadi dambaan hampir semua anak – anak di semua daerah di pelosok negeri, Tanpa kecuali para anak pelajar di sekitar Desa Pranten Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Anda perlu ketahui bahwa saudara – saudara kita di wilayah Dukuh Pranten sana seperti Khoirul Rizal dan Dani Difanudin yang masih duduk dibangku kelas VIII SMPN 4 Bawang hari – harinya saat berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki dengan medan yang curam di kanan kiri, jalan setapak naik turun dan menyeberangi kali yang sesekali menjadi hambatan saat banjir dan musim penghujan datang.

Semangat belajar yang tinggi untuk menuntut ilmu serta menambah wawasan pengetahuan di bangku SMPN 4 Bawang itu menjadi tujuan mereka para siswa – siswi tingkat pertama. Hanya jalan setapak yang harus di tempuh dengan berjalan kaki diantara tanaman sayur warga dan semak belukar itupun tidak bisa dilakukan jalan bergandengan apalagi berjejer hanya bisa dilakukan beriringan karena medan jalan yang memprihatinkan. Ini dilakukan karena akses jalan utama lewat perhutani putus akibat longsor beberapa waktu lalu.

Menurut Khoerul Rizal siswa kelas VIII SMPN 4 Bawang, Jum’at (5/6/2020) sembari jalan pulang habis dari sekolah menuturkan, Saya berangkat tadi pagi agak siangan karena hanya datang kesekolah melengkapi persyaratan pencairan PIP (Program Indonesia Pintar). Namun tiap hari sebelum adanya wabah Pandemi Covid 19 berangkat pukul 06. 00 WIB.

“Dalam suasana libur akibat Covid 19 ini tiap senin kita diberikan mata pelajaran oleh guru yang di anter kerumah door to door oleh guru terkadang juga Kepala sekolah menghantarkan sendiri ” Ungkapnya.

Lain Khoerul Rizal lain pula Dani Difanudin yang juga siswa kelas VIII SMPN 4 Bawang menjelaskan, Sebelum adanya wabah Virus Corona saya berangkat tiap hari bersama – sama tiga orang dari kampung Pranten, susahnya kalau musim penghujan kita berangkat nunggu hujan reda, terkadang kita malah tidak jadi masuk sekolah karena lamanya hujan turun.

“Yang menjadi keprihatinan teman – teman sewaktu kita berangkat cuaca cerah, saat waktu pulang turun hujan dan terkadang banjir datang tiba-tiba yang mengakibatkan nunggu terkadang sampai magrib, Saat terjadi hujan lebat terkadang merepotkan keluarga untuk menjemput kita”, Bebernya.

“Sering bersekolah tanpa uang saku, biasanya hanya ditemani botol air minum sesekali terkadang diberikan uang saku”, Ungkap Khoerul dan Dani bergantian saat menjawab pertanyaan.

Harapan mereka berdua adalah perhatian khusus dari pemerintah kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah untuk membenahi akses jalan yang sering putus akibat bencana alam tanah longsor. Kalau jalan tidak terputus terkadang kalau keluarga tidak sibuk bisa di anter keluarga saat berangkat ke sekolah, semoga jalan yang putus akibat longsor segera dapat dilalui kembali walaupun jaraknya lumayan jauh.

Perjuangan yang tidak mudah untuk anak-anak Pranten Kecamatan Bawang Kabupaten Batang bisa menempuh pendidikan SMPN 4 Bawang. Anak – anak Pranten Bawang harus bangun sebelum matahari terbit sering juga tidak sarapan pagi karena perjalanan yang jauh dan agar tidak telat masuk sekolah.

Satu – satunya akses menuju sekolah hanya dengan berjalan kaki tidak bisa ditempuh dengan kendaraan umum seperti anak-anak yang hidup diperkotaan, kanan kiri lereng curam, naik turun. Jalan biasa dilalui sementara terputus karena adanya longsor yang mengakibatkan terputus, itupun harus di tempuh kurang lebih 7 KM berjalan kaki.

Medan tanjakan curam dari bebatuan cadas, turunan yang licin akibat tanah merah, adanya kubangan lumpur bekas longsoran yang membuat akses jalan penghubung terputus beberapa waktu lalu,Berdampak pada aktivitas keseharian warga masyarakat untuk berbalik arah, lereng jurang di sisi kanan dan kiri jalan. Betapa sulitnya perjuangan untuk mendapatkan ilmu di bangku SMPN 4 Bawang.

Sebagai anak Dusun Pranten Khoerul dan Dani menempuh perjalanan kaki kurang lebih 1 jam dengan jarak tempuh karena medan curam, Sementara tim rombongan dari Polsek Bawang Polres Batang Polda Jawa Tengah yakni Kanit Intelkam Bripka Dayadi, Bhabinkamtibmas Desa Pranten Bripda Septa Adi Prasetya, Kepala Sekolah SMPN 4 Bawang Mulud Sugito, S.Pd M.Kom beserta rombongan lainya mencoba mengikuti jalan yang dilalui para siswa merasa ngos-ngosan dan boros waktu akibat kelelahan dan berhenti tidak hanya satu dua kali berhenti, namun berkali-kali berhenti merayap.

Khoerul dan Dani hanyalah salah satu contoh potret kecil, Masih ada kawan – kawannya anak dari dataran tinggi Pranten yang setiap kali berangkat kesekolah bercucuran keringat demi perjuangan kesekolah menuntut ilmu.

Reporter : Puji_L

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.