Guyonan Gus Dur, Kompolnas RI : Itu Kritikan Membangun Untuk Polri

Jakarta, Maluku Utara163 Dilihat
Komisioner Kompolnas RI, Poengky Indarti

Jakarta, medianasional.id – Gus Dur menyatakan tentang Polisi yang jujur ada 3, yaitu “Pak Hoegeng, Patung Polisi dan Polisi Tidur” adalah menyitir guyonan yang muncul pada masa Orde Baru. Dalam konteks yang dikatakan pada saat itu adalah untuk melakukan Reformasi Kepolisian, sejalan dengan amanat Reformasi di Indonesia, untuk memisahkan Polri dan TNI.

Pada masa Orde Baru, Polri disatukan dengan TNI masuk ke dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sehingga watak polisi sipil menjadi militeristik dan harus direformasi. Gus Dur bertekad mereformasi Polri untuk menjadi polisi sipil.

Hal ini dikatakan Komisioner Kompolnaa RI Poengky Indarty kepada media ini, Jumat (19/6/2020) pagi tadi.

Ia bahkan tidak tahu apakah penyidik mempermasalahkan status Facebook seorang warganet di Sula, dengan status yang menyinggung institusi atau apa?. Tetapi memang jika status tersebut tidak mengutip lengkap konteks Gus Dur berbicara, kemungkinan ada pihak-pihak yang merasa tersinggung.

“Saya menyambut baik kasus ini tidak dilanjutkan prosesnya. Ini hanya butuh komunikasi saja. Di satu sisi, bagi Polri hal ini harus dianggap sebagai kritik membangun untuk bisa meningkatkan profesionalitasnya dalam melayani, mengayomi, melindungi masyarakat dan menegakkan hukum guna mewujudkan harkamtibmas,” Ucapnya.

Lanjut dia, sebagai anggota Polri di manapun juga harus paham bahwa masyarakat mengharapkan Reformasi Polri berjalan dengan baik. Sehingga jika ada kritik membangun, seharusnya ditanggapi dengan baik.

“Di sisi lain, bagi warganet agar bijak bermedia sosial dan jika memposting kutipan diharapkan secara utuh sesuai konteksnya, agar tidak menimbulkan salah pengertian,” tegasnya.

Menurut dia, masalah ini bisa terjadi, duga terkait pengetahuan anggota yang memeriksa dari Polres Sula Maluku Utara yang kurang memahami bahwa apa yang diposting adalah guyonan Gus Dur pada awal masa Reformasi.

“Saya mengapresiasi Pak Kapolda sudah memberikan teguran dan arahan. Saya berharap ada bimbingan dan arahan terus-menerus agar pemahaman seluruh anggota lebih terbuka. Tidak melihat dari kaca mata sempit bahwa guyonan Gus Dur di masa Orba yang dikutip netizen adalah untuk mempermalukan dirinya dan institusinya,” bebernya.

Atas masalah ini, ia bilang sangat penting untuk dapat membuka pemahaman dan wawasan anggota agar dapat menerima kritik membangun sebagai kontrol masyarakat untuk mengawal Reformasi Polri.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.