Guna Mengangkat Wisata Religi, Bambang Sugiat Bangun Prasarana Pendukung

Pekalongan426 Dilihat

Kajen – medianasional.id

Keberadaan suatu daerah tidak lepas dari dinamika yang terkandung dalam sejarah perjalanan pada masanya, baik era kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan RI, sudah barang tentu semangat kegigihan para pendahulu berkorban jiwa dan raga menorehkan tinta emas pencapaian.

Seluruh upaya bertujuan mencapai titik kemenangan, alhasil mampu berdiri mewujudkannya. Tonggak sejarah suatu daerah, dalam kilas balik proses berdirinya mengandung makna penting, strategis dan mendalam. Rabu, 6/1/2020.

Sehingga tidak terbantahkan bagi kita semua sebagai generasi penerus untuk senantiasa menjaga, mengenang dan melestarikannya, tentu dengan harapan agar tidak pudar, terkikis maupun tergeser, apalagi hilang oleh pergerakan waktu, masa dan zaman.

Historis menjadi modal dasar berdiri suatu daerah, seyogianya di kenang dan di jaga sepanjang masa. Maka pentingnya kita menghormati jasa – jasa perintis pendahulu kita dalam kiprah dan perjuangnya, agar nilai – nilai luhur, budi pekerti tertular, tertanam sejak dini.

Oleh karena itu, hendaknya kita memupuk dan menanamkan jiwa handarbeni pada daerah dari mana kita berasal. Sehingga kita terasa tanpa beban menjaga dan melestarikan sebagai kekayaan kearifan lokal. Dengan demikian generasi sekarang dan akan datang dapat mengenangnya.

Salah satu desa di Kabupaten Pekalongan yang memiliki sejarah panjang dan di rasa penting untuk di telusuri benang merah keberadaannya adalah pedukuhan Welo desa Wringin Agung kec. Doro, Kab. Pekalongan.

Karena terkait erat dengan sosok wali bernama Mbah Wali Ki Ageng Welo yang di makamkan berdampingan dengan para pasukan se perjuangan pada masa Pangeran Dipo Negoro, tepatnya di pedukuhan Welo desa Wringin Agung.

Konon dalam cerita bersumber dari warga sekitar mengatakan bahwa Ki Ageng Welo adalah salah satu laskar Pangeran Dipo Negoro, beliau terkenal sakti madraguna, dan berjasa dalam perjuangan kemerdekaan RI.

Keberadaannya erat kaitannya dengan sungai Welo yang mengalir, membentang dan melintasi sepanjang sungai Petungkriyono sampai Pekalongan. Sehingga pada saat khoul para pengunjung dari luar desa membludak membanjiri sekitar lokasi.

Sehingga mendesak kebutuhan utamanya kala itu adanya sarana jalan yang layak dilewati menuju pesarean, mengingat dulu akses jalan masih tanah merah dan selama kurun waktu 23 tahun mengalami beberapa kali pergantian kepala Desa Wringin Agung diantaranya Kasmari menjabat 1 tahun, Rujai menjabat 16, Sanuji menjabat 6 tahun tetap kondisinya sama tidak ada tindakan nyata yang dilaksanakan pemerintah desa saat itu, dan terkesan diabaikan.

Tepatnya pada tahun 2020, di estafet kepemimpinan Kepala Desa Wringin Agung Bambang Sugiat yang memasuki 2 tahun pengabdiannya, dan memasuki 25 tahun keberadaan Makam Wali Ki Ageng Welo nampak terlihat terawat, sedemikian pula jalan menuju lokasipun sudah di cor, dan lampu penerangan nampak terpasang rapi guna memudahkan para peziarah pada malam hari.

Warga dukuh Welo bernama Bendi (43) tahun menuturkan, saat ini di kepemimpinan Bambang Sugiat terlihat lebih baik, nampak ada gerakan kepedulian, dengan adanya pengerjaan pengecoran jalan dan pemasangan lampu penerangan menuju lokasi makam, ini bukti nyata sentuhan perhatian pemerintah desa dalam menggaungkan kembali wisata religi di pedukuhan Welo desa Wringin Agung agar lebih dikenal,”ucapnya.

“Sekarang masyarakat yang datang berziarah pada siang maupun malam hari sudah tidak ada kendala apapun. Tentunya, Saya sebagai warga masyarakat memberikan apresiasi positif kepada Pemerintah Desa Wringin Agung, khusus Kepala Desa Bambang Sugiat yang telah peduli dan memberikan perhatian penuh kepada leluhur warga pedukuhan Welo, utamanya agar masyarakat sekarang dan generasi kedepan mengenal sosok beliau sebagai pendiri pedukuhan Welo,”ungkapnya.

Dalam keterangannya Kepala Desa Wringin Agung Bambang Sugiat menyampaikan, bahwa yang ia laksanakan sudah sepatutnya sebagai Kepala Desa memberikan pelayanan terbaik dan perhatian penuh kepada masyarakat, salah satunya bagaimana respon langkah dan upaya nyata pemerintah Desa terkait keberadaan makam Ki Ageng Welo yang merupakan aset wisata religi yang harus membutuhkan perhatian dan sentuhan nyata,”terangnya.

Bambang menambahkan, adanya makam beliau di pedukuhan Welo desa Wringin Agung, adalah kebanggaan kita bersama, karena jasa beliau sehingga pedukuhan Welo ada sampai sekarang ini, jadi sudah sepantasnya kita jaga bersama,”ajaknya.

Terkait dana untuk pembiayaan, ia menjelaskan semua berkat swadaya masyarakat peduli, ada yang membantu pasir, semen dll, dan juga uang pribadi Saya selaku kepala Desa guna memberikan contoh yang baik, bagi generasi sekarang, agar tumbuh kepedulian dan rasa menghormati kepada jasa para pendahulu kita,”ungkapnya.

Dengan perbaikan sarana prasarana pendukung saat ini, pengecoran jalan dan penerangan lampu ke lokasi, harapannya setiap khoul beliau, kedepannya makin ramai para pengunjungnya. Pada gilirannya akan memberikan peluang usaha bagi warga sekitar yang minat berjualan,”tegasnya.

“Kegiatan ini juga bagian langkah dan upaya kita dalam nguri -nguri budaya kearifan lokal, yang tentu sepatutnya kita jaga bersama keberadaannya,”tuturnya.

Reporter : Sofyan Ari / Sukirno

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.