Bupati Hadiri Haul KH. Ahmad Dimyati bin KH. Bulqin Surobayan

Pekalongan296 Dilihat

Kajen, medianasional.id Jumat (13/7/2018) pagi, Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.,M.Si menghadiri Haul KH. Ahmad Dimyati bin KH. Bulqin ke-27 di Kompleks Makam Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo.

ADVERTISEMENT

Selain Bupati, haul dihadiri oleh para Habaib dan kyai dari Kabupaten maupun Kota Pekalongan. Antara lain Habib Abdurrahman, KH. Muhammadun Raden Jundi (Rois Syuriah PCNU Kabupaten Pekalongan), KH. Muslih Khudori (Ketua Tanfidziah PCNU Kabupaten Pekalongan), KH. Zawawi Dured, KH. Muhammad Dzilqon dari Kranji, KH. Zaenal Arifin dari Kota Pekalongan selaku penceramah dan para kyai lainnya. Tampak pula Kepala Desa Surobayan Abdillah Ragil dan ratusan warga masyarakat Desa Surobayan dan sekitarnya.

Bupati dalam sambutannya selaku keluarga almarhum, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para Habaib dan Kyai yang berkenan hadir. “Saya selaku adik ipar almukarom KH. Ahmad Dimyati, disamping menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayahNya, serta keikhlasan warga masyarakat untuk hadir, saya mengucapkan jazakumullah ahsannal jaza untuk mengenang perjalanan perjuangannya almaghfurllah almukarom KH. Ahmad Dimyati bin KH. Bulqin bin H. Thoha,” ujar Bupati.

Diceritakan Bupati, KH. Ahmad Dimyati merupakan seorang tokoh agama pada zamannya (sekitar tahun 1980-1990an). Beliau selalu mengisi di banyak masjid, termasuk mengisi acara di Radio Candra saat itu. Kitab yang biasa beliau baca di setiap mengisi pengajian di masjid-masjid yaitu kitab Ihyaa Uulumudin. Setelah KH. Ahmad Dimyati wafat, pengajian diserahkan kepada almukarom KH. Fahrurrozi.

“Oleh KH. Fahrurrozi, saya selaku santri waktu itu diminta untuk menyerahkan kitab tersebut kepada KH. Amin di Jetakkidul. Jadi waktu itu, saya selaku santri tugasnya adalah melayani KH. Ahmad Dimyati dan KH. Fahrurrozi,” ungkap Bupati.

Oleh karena itu, Bupati Asip Kholbihi berpesan kepada anak-anak muda, para santri jangan pernah lelah dan terus-menerus untuk melayani para orang tua, para kyai. Karena, menurut Bupati, dibalik itu nanti akan ada hikmah yang diberikan Allah SWT kepada kita semua.

“Menurut saya ini adalah pelajaran yang tidak ada kitabnya. Pelajaran inspirasi hidup itu harus dimulai dari yang kita bisa lihat. Para habaib, para kyai itu adalah wujud kitab hidup. Tidak baca tekstualnya, namun kita mempelajari dari apa yang beliau sampaikan, beliau ajarkan itulah manifestasi dari ajaran kitab-kitab yang beliau pahami secara baik. Dan saya meyakini bahwa para kyai itulah mengamalkan ilmu dengan sangat baik sehingga bermanfaat bagi masyarakat seluruhnya khususnya Kabupaten Pekalongan,” imbuhnya.

Sumber : didik/dinkominfokab.pekalongan

Kontributor : Sofyan ari

Editor : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.