Widayanti Ajak Ambon Pertahankan Brand Sebagai Kota Musik dan Berkolaborasi dalam Pariwisata

Ambon3383 Dilihat

Ambon,medianasional.id – Widayanti dari Tim Kerja Papua dan Maluku Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mengungkapkan pesan penting dalam acara “Penguatan Jejaring Tata Kelola Destinasi Pariwisata” yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Hotel The City, Ambon, pada Kamis (26/10/23).

Dalam pertemuan tersebut, Widayanti mengingatkan masyarakat Ambon tentang pentingnya mempertahankan citra kota sebagai “Kota Musik.” Ia menekankan bahwa, menciptakan dan mempertahankan brand Ambon sebagai Kota Musik bukanlah tugas satu individu, seperti Ronny Loppies Direktur Ambon Music Office (AMO) tetapi memerlukan kolaborasi semua pemangku kepentingan. Ia mengilustrasikan prinsip “Sapu Lidi,” di mana satu lidi mungkin tidak memiliki dampak besar, namun dengan kolaborasi yang baik, potensi Kota Ambon sebagai Kota Musik bisa terealisasi dan pentingnya merevalidasi Brand Ambon sebagai Kota Musik, ujarnya.

ADVERTISEMENT

” Perlu diingat bahwa membangun Ambon sebagai Kota Musik bukan tugas yang mudah; Brand Ambon sebagai “Kota Musik” tidak hanya bergantung pada satu individu seperti Ronny Loppies. Oleh karena itu, perlu berkolaborasi dan memiliki semangat “Sapu Lidi” di mana semua orang berperan, bukan hanya satu lidi, untuk menjaga eksistensi dan merevalidasi brand Ambon sebagai Kota Musik. Meskipun tantangannya ada, upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan citra Ambon sebagai Kota Musik harus tetap dijaga dan dilestarikan,” ujarnya.

Widayanti juga menyebut bahwa, pada bulan November 2023, evaluasi akan dilakukan untuk menentukan apakah brand tersebut masih relevan atau perlu pembaruan. Ia memberikan apresiasi kepada upaya individu seperti Ronny Loppies yang, meskipun bekerja sendirian, tetap menjaga eksistensi brand tersebut.

Dalam upayanya menjadikan Ambon sebagai Kota musik, Widayanti mendorong semua pihak untuk berkolaborasi. Ia menyatakan bahwa, kerja sama diperlukan tidak hanya antara komunitas musik, praktisi, pengusaha, dan seniman, tetapi juga harus melibatkan media dan pemerintah daerah. Kolaborasi ini diperlukan untuk mencapai tujuan mengangkat Ambon sebagai Kota Musik.

Widayanti juga mengingatkan betapa pentingnya kolaborasi antar-dinas dan pemangku kepentingan dalam industri pariwisata. Ia menekankan bahwa, pariwisata tidak hanya tanggung jawab satu pihak, dan kerjasama harus melibatkan berbagai sektor, termasuk lingkungan dan kesehatan, untuk menciptakan pengalaman wisata yang positif.

Widayanti berharap agar pemerintah daerah tetap menjaga citra Ambon sebagai Kota Musik, dan menjamin upaya untuk menjaganya. Ia menegaskan, pentingnya mempromosikan brand “Ambon sebagai Kota Musik” untuk menarik pengunjung dan menggerakkan ekonomi Kota.

” Saya berharap bahwa, keindahan dan daya tarik Kota Ambon akan menjadi daya tarik bagi semua pengunjung yang tiba di bandara, dan upaya untuk mendorong brand “Ambon sebagai Kota Musik” akan terus berlanjut,” ungkapnya.

Lanjut Dikatakannya, Pemerintah harus menjaga Marwah Ambon sebagai Kota Musik, mengingat bahwa musik merupakan identitas kuat di Kota ini.

” Marwah ini seharusnya dijaga oleh pemerintah daerah seperti menjaga brand yang telah diberikan oleh Tuhan kepada Kota Ambon. Harapannya adalah ada perubahan positif yang menciptakan spot-spot indah di Kota sebagai pintu gerbang bagi pengunjung yang tiba melalui bandara. Kota Ambon perlu memperkuat brandnya sebagai Kota Musik dan memberikan pengalaman positif kepada pengunjung yang datang, bukan hanya layanan, tetapi juga citra Kota. Akses yang mudah ke Ambon harus dimaksimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, dengan harapan semua pariwisata hotel di Ambon selalu penuh. Melalui inisiatif ini, Ambon harus membranding dirinya sebagai tujuan yang menarik dan layak untuk dikunjungi,” tutup Widayanti.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.