Tanggul Kali Bodri Longsor Pemukiman Warga Sekitar Terancam

Kendal278 Dilihat

Kendal, medianasional.id
Memasuki musim penghujan dengan intensitas hujan yang tinggi di wilayah Kabupaten Kendal Jawa Tengah di beberapa hari terakhir ini, mengakibatkan naiknya debit air di sungai-sungai yang ada, salah satunya yaitu Sungai Kali Bodri.

ADVERTISEMENT

Dengan debit air yang tinggi di Sungai Bodri, telah mengakibatkan sebagian tanggul longsor dan rusaknya sepanjang 250 m di Desa Lanji Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

Tanggul dengan konstruksi tiang pancang yang dibangun dengan biaya lebih dari Rp. 3 Milyar tersebut merupakan proyek dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah, yang masih dalam masa pemeliharaan, dimana kondisinya saat ini rusak sangat parah akibat tidak mampu menahan derasnya air Sungai Bodri dan beban tanah urugan yang mengalami likuifaksi.

Nurfaizun Kepala desa Lanji saat dimintai keterangan terkait dengan kondisi tanggul yang rusak tersebut, Selasa (23/1/2019), mengatakan bahwa pihaknya sudah melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak- pihak yang berkompeten.

Sementara itu, Adi Darmawan dari Perwakilan Pusdataru Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Kendal, saat dimintai konfirmasinya di kantornya di Jalan Laut Kota Kendal, Rabu (23/1/2019), mengatakan bahwa memang telah terjadi longsor pada tanggul yang ada di Dusun Padatan Desa Lanji Kecamatan Patebon.

Namun saat ditanya apa yang menjadi penyebab longsor tersebut, Adi Darmawan menjawab bahwa hal tersebut terkait dengan masalah teknis dan hal itu bukan wewenangnya untuk memberikan jawaban.

” Untuk mendapatkan informasi yang lengkap terkait hal teknis pembangunan tangggul di Desa Lanji, silahkan datang saja langsung ke Dinas Pusdataru Jawa Tengah “, kata Adi.

Adi menambahkan bahwa hari ini (Rabu, 23/1/2019), tengah dilakukan pemasangan tiang pancang darurat dengan menggunakan bambu untuk mencegah terjadinya longsor susulan.

Dari informasi seperti yang di beritakan Tribunsatu.com, pembangunan tanggul sejak awal dimulainya pembangunan, pengurugan pembuatan tanggul tidak menggunakan tanah urug pilihan akan tetapi menggunakan tanah berem yang merupakan tanah latri atau tanah sedimentasi.

Sementara itu masih menurut Tribunsatu.com juga berhasil menghubungi Memed pengawas lapangan pembangunan tanggul, dan mengatakan bahwa diduga rusaknya tanggul tersebut disebabkan adanya mata air di bawah tanggul sehingga tanah urugan menjadi tidak stabil.

” Sudah beberapa kali dilakukan pengurugan pada sisi dalam tanggul atau di sisi luar tiang pancang, akan tapi selalu terjadi longsor. Informasi terakhir yang saya terima, perusahaan akan melakukan pengurugan kembali setelah kondisinya stabil “, ujar Memed

Reporter : Saerozim
Editor : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.