Tambak Garam Desa Bunton Jadi Percontohan Model Tunnel

Jawa Tengah436 Dilihat

Cilacap, redaksimedinas.com – Tambak garam di Dusun Sawangan Desa Bunton Kecamatan Adipala, Cilacap, kini menjadi proyek percontohan produksi garam dengan sistem tertutup. Senin, 19/02/2018.

ADVERTISEMENT

Program ini dikembangkan oleh Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal. Model yang dikembangkan yakni sistem tunnel dan pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 Desember 2017.

“Kita melatih sekitar 50 warga desa setempat, dan pembuatan serta pengembangan lahan kristalisasi garam telah ditindaklanjuti pada tanggal 12 – 16 Februari 2018”, kata Plh. Kepala BPPP Tegal, Septa Hadi Nugroho.

Serah terima lahan tambak percontohan dilakukan pada Jumat (16/2/2018) lalu, dihadiri Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan KKP Mulyoto, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Sujito, Camat Adipala Teguh Prastowo, sejumlah pejabat, penyuluh perikanan, kelompok nelayan, serta undangan lain. Cilacap dipilih sebagai percontohan karena kualitas air laut di wilayah ini lebih bersih sehingga baik digunakan untuk pembuatan garam krosok.

Produktivitas satu unit lahan tunnel, lanjut Sapta, mencapai 60 ton per tahun. Didalamnya terdapat 10 petak lahan dengan 5 petak diantaranya untuk pembuatan air tua, dan sisanya untuk proses kristalisasi garam. Model ini dikembangkan sebagai solusi untuk mengatasi kelangkaan garam, karena proses produksi dapat berlangsung sepanjang tahun tanpa terkendala musim. Sebab meski berada di ruang tertutup, suhu di dalamnya memungkinkan untuk pembentukan kristal garam.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan KKP Mulyoto mengatakan, kebutuhan garam nasional saat ini mencapai 3,9 juta ton per tahun. 1,7 juta ton di antaranya merupakan kebutuhan konsumsi masyarakat dan 2,2 juta ton untuk kebutuhan industri. Setengah dari total kebutuhan tersebut masih diperoleh dari impor karena produksi garam nasional belum mampu memenuhi kebutuhan itu.

“Luas tambak garam di Indonesia mencapai 25 ribuan hektar. Namun setiap tahun kebutuhan garam semakin meningkat, baik untuk produksi maupun konsumsi”, kata Mulyoto.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Sujito mengungkapkan, pihaknya akan mengoptimalkan pengembangan garam dengan sistem tertutup. Bahkan program ini telah masuk dalam rencana strategis Dinas Perikanan Cilacap sehingga keberhasilannya menjadi indikator kinerja OPD tersebut. Pihaknya menyambut baik kegiatan ini, terlebih selama kegiatan berlangsung seluruh biaya ditanggung KKP.(Ec/Hms)

Posting Terkait

ADVERTISEMENT
Konten berikut adalah iklan platform MGID, medianasional.id tidak terkait dengan isi konten.

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.