Demak, medianasional.id. Program bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) dari Pemprov Jateng sebesar Rp 10 juta per rumah, tidaklah akan cukup. Selain harga bahan bangunan yang tinggi, honor tukang bangunan per hari, rata- rata Rp 100 ribu.
“Saya meminta dengan sangat, peran serta masyarakat sekitar rumah yang mendapat bantuan RTLH membantu perbaikan rumah,” kata Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maemoen, usai mengunjungi dan menyerahkan bantuan RTLH di kediaman Tritanto warga RT 5 RW 1 Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Selasa (29/1/2019) siang.
Rumah milik Tritanto dengan dinding papan itu sering tergenang air limpasan dari sungai yang mengalir di depan rumahnya. Uang sebesar Rp 10 juta pun menurut Taj Yasin akan diterima Rp 8-an juta karena harus dipotong pajak. Jika dihitung, untuk membayar tukang dan membeli bahan bangunan, tidak akan cukup.
Seperti yang dilakukan Darsih warga RT 2 RW 2 yang juga menerima bantuan RTLH dan rumahnya kini sudah selesai diperbaiki dan ditembok. Walaupun dirinya harus membayar tukang Rp 100 ribu per hari, dirinya dan warga sekitar membantu tukang memperbaiki rumah. Sehingga, dalam waktu 17 hari sudah selesai.
Sebelumnya, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maemoen, bersilaturahmi dengan warga Desa Tempuran di Masjid Al Muttaqin yang belum selesai dibangun meski sudah menelan biaya Rp 4,6 miliar. Gus Yasin juga menyerahkan bantuan senilai Rp 40 juta agar masjid segera selesai dan dapat digunakan warga.
Di kesempatan itu, Gus Yasin juga menerima usulan warga seperti wajib madin bagi anak-anak kelas 1-6 SD karena prihatin dengan perkembangan teknologi ketika anak-anak memilih gadget ketimbang mengaji, serta usulan pembangunan bendungan.
“Kalau Madin diwajibkan, kami justru melanggar HAM. Demak sudah berupaya membuat program Matikan TV, Ayo Mengaji. Bahkan, Pemprov akan memberikan insentif kepada guru ngaji/madin. Ini bagian dari kami memperhatikan mental generasi,” terang Gus yasin.
Reporter. : Rozim/Leksono.
