Renovasi Ruangan Belum Selesai, 120 Anggota DPRD Jabar Ngantor di Ruangan Emergency

Bandung184 Dilihat

Bandung, Medianasional.id – Keterlambatan ruang kerja bagi anggota dewan ini, dikeluhkan oleh beberapa anggota DPRD Jabar, diantaranya H.Daddy Rohanady (FPGerindra), H.Ali Hasan (FPGolkar), H. Yunandar Eka Prawira (FPDIP), Hasbullah (FPAN).

ADVERTISEMENT

Menurut H.Daddy Rohanady, terlambatan ruang kerja bagi anggota dewan tidak seharusnya terjadi. Karena dari jauh-jauh anggaran untuk renovasi ruang kerja bagi 120 anggota DPRD Jabar hasil Pileg 2019 sudah dianggarkan dalam APBD Murni 2019 yang disimpan dimata anggaran Sekretariat Dewan.

Dalam pekerjaan fisik, sudah terjadi keterlambatan, yang seharusnya tuntas pada tanggal 9 September, baru dinyatakan tuntas pada tanggal 11 September 2019. Selain itu untuk pengadaan Meubelair kantor juga terjadi keterlambatan.

Berdasarkan hasil pemantauan medianasional.id dilantai 3 dan 4 gedung DPRD Jabar, ruang kerja untuk 120 angota dewan, baru ada 1 meja kerja plus kursi, 2 kursi tamu plus meja dan AC sudah terpasang. Peralatan kerja tersebut masih terbungkus plastik. Namun, belum ada Komputer, Printer, dan TV, Telepon. Bahkan ruangan, masih terlihat berdebu.

Daddy mengatakan, masalah belum siapnya ruang kerja bagi anggota yang sudah sebulan ini tentunya tidak terlepas dari tanggungjawab Sekretaris Dewan yang kurang tegas terhadap bawahannya terutama Bagian Umum.

“Sebulan kami ditempatkan di rungan kerja Emergency (Alat Kelengkapan Dewan/AKD-red). Entah sampai kapan kami menempati ruang emergancy ini ? ”, keluh Daddy.
Keluhan senada juga dilontarkan H.Ali Hasan, H.Yunandar dan Hasbullah. Bahkan rasa kekecewaan nampak jelas di wajah Ali Hasan, Yunandar dan Hasbullah.

“Terus terang kami kecewa atas kinerja Setwan yang cukup lambat dalam menyiapkan ruangan kerja bagi seluruh anggota Dewan”, tegas Ali Hasan.

Sementara itu, Sekwan Toto M.Toha saat hendak di konfirmasi sedang tidak ada ditempat. Bahkan ketika di konfirmasi ke Kabag Humas dan Protokol Setwan, Yedi Sunardi mengakui bahwa ruang kerja bagi 120 anggota memang belum siap.

Namun, saat ditanya kenapa terjadi keterlambatan, Yedi mengatakan, untuk lebih jelasnya silakan hubungi Bagian Umum Setwan saja.

Menurut Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Bambang Nugraha mewakili Kabag Umum dan Adminstrasi sudah purna bakti/ kosong, mengatakan, secara fisik ruangan sudah siap. Namun, untuk perlengkapan Meubelair kantor sebagian sudah ada dan disimpan dalam ruangan anggota masing-masing. Walaupun demikian, memang belum lengkap karena masih dalam proses pengadaan, seperti Komputer, Printar, TV, Telepon.

“Untuk komputer dan printer, ada beberapa anggota dewan minta diganti baru, karena usia komputer dan printer sudah lima tahun lebih, sehingga terpaksa kita lakukan lelang pengadaan dulu,” ujar Bambang.

Terkait ada permintaan penggantian Komputer dan Printer dan TV baru, secara tegas, Daddy dan Yunandar mengatakan, dalam beberapa pertemuan lintas fraksi, tidak pernah ada usulan permohonan permintaan penggantian Komputer, Printer maupun TV. Untuk itu, Daddy dan Yunandar meminta Kasubag Perlengkapan dan Pemiliharaan Bambang Nugraha untuk mengatakan, siapa anggota yang memintanya. sampaikan ke fraksi, tegas Daddy (Wakil Ketua FP Gerindara), dan Yunandar (Sekretaris FPDIP) ini.

Daddy memastikan, tidak ada seorangpun anggota FPGerindra minta komputer, printer dan TV baru untuk ruang kerja. Hal senada juga dilontarkan Yunandar. Ia mengatakan tidak ada anggota Fraksi PDIP minta komputer, printer, TV baru.

“Kami mendasak, agar secepatnya Setwan melengkapi Meubelair diruang kerja masing-masing anggota”, tegas Daddy.

“Pekerjaan Renovasi asal-asalan”

Selain itu, Yunandar juga menyoroti kualitas ruangan masing-masing anggota yang kurang rapih pekerjaannya. Masih banyak lantai ubin yang rusak, pecah, bolong dan goyah tidak melekat dengan baik. Beberapa pintu tidak tepat posisinya bahkan ada yg tidak bisa ditutup. AC belum bisa dipakai dan peralatan kerja belum ada.
Melihat kualitas pelapis dinding yang rendah dan sudah bergelombang, pintu mushola perempuan belum dibuat hingga perlengkapan di toilet yang sudah rusak, seperti keran air, gantungan baju, tempat sabun cuci dll.

“Terkesan pengerjaan ruangan kerja anggota Dewan asal jadi,” tegas Yunandar.

Perlu digaris bawahi, bahwa fungsi gedung ini adalah juga untuk menerima tamu dan masyarakat, sehingga seharusnya mempunyai tingkat kualitas pelayanan yang baik, tandasnya. (Riswandi)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.