Proyek Pembangunan Jembatan Desa Podo, Menuai Polemik, Hingga Kuat Dugaan Mal Administrasi

Pekalongan512 Dilihat

Pekalongan,medianasional.id
Realisasi Pembangunan Jembatan Desa Podo Kecamatan Kedungwuni Kab. Pekalongan dari anggaran alokasi Dana Desa Tahun 2019 menuai perhatian, sehingga perlu dan pentingnya lembaga berwenang untuk menguak persoalan tersebut.

ADVERTISEMENT

Pasalnya dalam pantauan awak media, Selasa 29 Nopember 2022, melakukan investigasi dilapangan, dan melihat jelas kondisi fisik bangunan Jembatan terkini, yang nampak adanya keretakan yang cukup menyita perhatian.

Tentunya hal tersebut sangat di sayangkan, dimana Jembatan yang telan menelan uang negara, dan juga jarang dilalui angkutan transportasi, hanya dilalui transportasi roda dua dan mobil pribadi, serta lalu lalang masyarakat. Namun kendati demikian kondisinya sudah nampak adanya keretakan, di usia jembatan yang tergolong baru, kisaran kurang lebih 3 tahun.

Guna menggali keterangan lebih mendalam, awak media berkisaran pukul 8.29 WIB mendatangi Balaidesa Podo, Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan untuk mendapatkan penjelasan dari Kepala Desa Podo Mulyadi, namun yang nampak di balaidesa ada satu perangkat Desa, dan menyampaikan bahwa Pak Kades keluar, dan Sekdes pun juga keluar.

Lebih lanjut awak media menggali informasi dilokasi, dengan menemui warga inisial Y, ia membenarkan adanya keretakan yang cukup parah, Saya selaku masyarakat bertanya – tanya kenapa jembatan sebelah yang terlihar kuat, kokoh, namun justru yang ini, nampak ringkih, tidak sekuat sebelah,”ucap Y saat memberikan keterangan kepada awak media.

Mestinya kalau menurut Saya, utama pembangunan adalah kualitas, karena ini menyangkut hajat orang banyak, yang melewati jembatan,”terangnya.

Warga inisial D menuturkan, ia hanya bertanya tanya, kok bisanya jembatan yang satu menggunakan penahan baja yang ditaruh paling bawah membentang jembatan dan ukurannya bajanya juga besar dan sehingga pasti kuat, kalau dilihat ukuran bajanya biasa digunakan untuk penyanggah jembatan jalan jalan besar, dan baru diatasnya ada yang dicor, atau dibeton maupun di aspal, itu jelas kuat dan kokoh,”cletusnya.

“Namun kondisinya lain, dengan jembatan yang ini, justru dibawahnya terlihat cor atau beton, Saya kurang paham, tapi tentunya bukan baja, seperti jembatan sebelahnya, dan ini tentu menurut Saya jelas – jelas tidak akan bertahan lama, dan cepat rusak sebelum waktunya,”ungkapnya.

“Harusnya kalau satunya menggunakan penahan baja, yang ini harusnya sama menggunakan penahan baja, karena ini untuk menopang kekuatan jembatan yang diperuntukan warga yang melintas, sehingga pentingnya sekali, adanya rasa aman yang super aman, demi keselamatan warga yang lalu lalang, baik warga sekitar maupun warga luar desa Podo,”jelasnya dengan tegas.

Warga inisial S mengutarakan, apapun alasannya penahan cor dan baja yang pasti kuat baja, dan Saya justru heran dengan metode atau konsep Pemerintah Desa dalam hal Pak Kades, bisa – bisanya jembatan yang dibangun bersebelahan kok nampak mencolok perbedaan fisik jembatannya, ini yang justru menjadi pertanyaan sebagian masyarakat,”bebernya penuh heran.

“Ya karena kondisi fisik jelas mencolok perbedaan, sehingga terlihat kondisi tepi jembatan sudah mengalami keretakan, serta jalan aspal berdekatan nempel jembatan juga sudah bergelombang, rusak serta mengalami keretan, bahkan yang Saya rasa tak wajar lagi adanya keretakan di tepian jembatan yang nampak cukup fatal,” tegasnya.

Sedangkan Warga inisial M menyampaikan,”Sebagai warga bertanya tanya dalam batin? kenapa jembatan yang satu terlihat kokoh, kuat, setelah mas wartawan melihatkan ke Saya, baru saya sadar, pantas saja karena menggunakan penahan Baja, dan pegangan pejalan kaki juga terlihat kokoh karena di cor sehingga kokoh sekali.

“Namun sebaliknya jembatan yang satu ini, sudah penahannya paling dasar jembatan yang membentang menggunakan cor, dan kondisinya pegangannya juga menggunakan pipa besi yang nampak ala kadarnya, serta kondisinya juga sudah nampak tepian jembatan yang mengalami keretak, dan aspal juga rusak parah, wah ini bukan membingungkan,”celetusnya.

“Siapapun kalau mengamati antara jembatan ini dengan jembatan sebelah, perbedaan kelihat mencolok, pertanyaan Saya selaku warga, kenapa gak dibuat sama dengan jembatan sebelah, toh uang yang digunakan uang negara! bukan uang Kepala Desa, ini ada apa? kok bisa demikian,”tutupnya dengan terheran – heran.
(TIM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.