Pemkab dan RSUD Bangil: Warga Pasuruan Terbebas dari Stunting

Pasuruan314 Dilihat

Pasuruan, medianasional.id – Wakil Bupati Mujib Imron optimis, Kabupaten Pasuruan sangat berpeluang besar terbebas dari stunting dalam waktu dekat. Dengan catatan, semuanya kompak bersinergi dalam percepatan penurunan kasus sekaligus upaya pencegahannya di masyarakat.

Disampaikan dalam dialog interaktif Talkshow Layanan Maslahat bersama Direktur RSUD Bangil, dr Arma Roosalina dan Dokter Spesial Anak, dr Deanty Ayu Putri, Gus Mujib sapaan akrab Wakil Bupati menggarisbawahi beberapa poin penting. Bahwa untuk mewujudkan Kabupaten Pasuruan bebas stunting sangat dibutuhkan kerjasama simultan dari berbagai pihak. Tidak hanya Pemerintah Daerah saja, melainkan juga melibatkan Pemerintah Desa, Tim Penggerak PKK sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting, Bidan Desa sebagai penanggung jawab pemeriksa balita, akademisi, pihak swasta dan masyarakat.

“Kami berharap, ada kerjasama dalam menjaga 1.000 kehidupan pertama yang sangat menentukan tumbuh-kembang anak selanjutnya. Kami mohon kepada para calon pengantin melakukan screening Elsimil. Tujuannya untuk mendeteksi resiko kehamilan. Mari kita bergerak bersama untuk mewujudkan generasi sehat, cerdas, kuat. Bersama-sama Dinkes, RS, Puskesmas dan instansi lainnya. Juga dukungan dari para akademisi dan pengusaha,” ujar Gus Mujib pada hari Rabu (22/2/2023).

Di sisi lain, Wakil Bupati mengapresiasi peran aktif semua unsur yang turut mendukung gerakan KASIH BERSANDING MESRA (Keluarga Bersih Bersama Sadari Stunting Menuju Keluarga Sejahtera).

“Kami ucapkan terimakasih kepada Dinkes, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana dan instansi terkait lainnya yang berperan aktif dan terus bersama-sama memaksimalkan gerakan KASIH BERSANDING MESRA. Alhamdulillah percepatan penurunan stunting signifikan sejak tahun 2019, 2020 dan 2021. Sekarang sudah 10,8 persen,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Bangil, dr Arma Roosalina menghimbau kepada seluruh masyarakat agar saling berperan dalam upaya pencegahan stunting. Misalnya dengan memberikan edukasi dan pemahaman tentang pola asuh yang tepat untuk anak. Seperti Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan memberikan ASI eksklusif untuk bayi hingga usianya genap 6 bulan dan lanjutkan hingga usianya 2 tahun.

“Masyarakat yang sudah memahami tentang stunting, ayo kita ajak saudara, kerabat, mohon untuk diinformasikan tentang upaya pencegahan stunting. Karena kedepannya, harapannya generasi muda ini lebih unggul dari segi kesehatannya juga. Pastinya harus terbebas dari stunting,” pintanya.

Ditambahkannya, keberadaan Klinik Tumbuh Kembang di RSUD Bangil dapat dimanfaatkan betul oleh para ibu yang memiliki balita. Tidak hanya pendampingan saja yang akan diberikan di sana, melainkan juga berfungsi mendeteksi dini pertumbuhan serta perkembangan anak. Termasuk bersifat edukatif dengan memberikan simulasi tentang apa yang harus dilakukan para ibu jika semisal ada gangguan pertumbuhan pada buah hatinya.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.