Menyusuri Makam Bersejarah Minak Trio Deso

Lampung UtaraMakam Puyang Minak Trio Deso

Lampung Utara, redaksimedinas.com –  menyusuri Makam bersejarah Kabupaten Lampung Utara yaitu makam Minak Trio Deso yang terletak di seputaran Rimba Kekasan, Desa Skipi Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten setempat, dengan mengendarai kendaraan roda empat dengan jarak tempuh lebih kurang sekitar 45 Menit dari pusat kota Kotabumi, Jumat (24/11/1017)

ADVERTISEMENT

Saat memasuki area Rimba Kekasan (hutan menuju makam) disuguhkan dengan pemandangan hutan asri yang berisi puluhan ribu rumpun bambu dengan luas  berkisar lebih kurang sekitar 50 hektar,

Makam yang pertama dijumpai pada area tersebut ialah beberapa makam para algojo Minak Trio Deso, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri turun bukit dengan meniti anak tangga yang penuh misteri, yang dihiasi beberapa petak sawah petani dibawah bukit tersebut,

Selanjutnya, sampailah pada tempat yang menjadi tujuan utama, yaitu makam Minak Trio Deso, sesampainya disana  langsung berziarah, setelah itu diseberang makam yang dibentangi oleh pesawaran dan Kali Abung (Sungai) tampak ada tanah bekas galian, yang menjadi pertanyaan nya  untuk apa dan bekas apa tanah galian tersebut ???

 

Masyarakat sekitar yang berdomisili didesa Skipi, Hi Damri, mengatakan, tanah galian tersebut digali untuk membuat jalan untuk para petani yang hendak pergi lalu lalang ke lahan pertanian yaitu ladang sawah yang terletak didekat makam Minak Trio Deso,

“Tanah itu digali semata mata hanya untuk membuat badan jalan agar akses petani ke Sawah bisa semakin dekat tanpa berkeliling jauh, dan tanah yang tersisa itu nanti akan dijual kepada pembeli bukan dibuang ke sungai, dan itu sama sekali tidak berpengaruh atau merusak cagar budaya makam Minak Trio Deso,” Kata Damri.

Lampung UtaraMasyarakat Desa Skipi, Kecamatan Abung Tinggi Kabupaten Lampung Utara, Hi Damri

Dijelaskan Damri bahwa dirinya adalah asli penduduk setempat dan lebih tau sejarah puyang minak trio deso kalau ada tuduhan yang menyudutkan dirinya bahwa akan merusak dan menengelamkan cadar budaya itu salah,

“saya tidak berani merusak itu karna apa,sampai saat ini makan keramat tersebut masih sangat kami rasakan kekuatan gaibnya (sakti) itu setau saya warga disini, kalau ada tuduhan kepada saya akan merusak, maka saya siap dihukum allah dan kalau saya dianggap bersalah membuat jalan pakai alat saya dan tanah pribadi saya maka saya akan siap dipenjara,” Tegasnya.

Diakuinya bahwa dirinya merusak sebatang kayupun tidak berani apalagi mau merusak makam,
“kami warga disini jika tampa kepentingan masyarakat ramai kami tidak sanggup,”ujarnya.

Dirinya merasa kecewa dengan adanya hal yang menyudutkan dirinya dengan pemberitaan bahwa dirinya sudah merusak cagar budaya tersebut,

“orang baru sekali dua kali kemakam puyang sedangkan saya tingal dari lahir disini,saya kecewa saja seolah saya mau merusak cagar budaya, apa yang dituduhkan mereka kepada saya itu tidak benar,silahkan kalian lihat sendiri kelokasi kalau saya mengada ada, saya masih takut ajab allah dan puyang, karena bangunan kuburan puyang minak trio deso pun saya juga ikut membuat, dan saya yang ikut menjaga kok saya yang akan menghilangkan cadar budaya,”tukasnya.

Kemudian dirinya berharap kepada tokoh adat dan yang tau sil silah makam puyang, jangan cuma mendengar berita atau cerita silahkan turun kelokasi dan mengecek kebenarannya,dengan adanya pemberitaan didunia maya dirinya merasa kecewa.

 

“kami yang menjaga kok kami yang jadi viral didunia maya dituduh merusak, kalau saya berserah kepada yang kuasa biarlah allah yang membalas kejoliman yang saya terima, kalau dibilang saya merusak mana buktinya, pemerintah daerah sendiri dari  badan Lingkungan Hidup (BLH) sudah turun,kepolisian resort polres lampung utara sudah turun dan melihat langsung kelokasi,Kalau masalah ijin seminggu saya oprasi lahan batu ijin jadi saya baru gerak, pajak saya bayar, usaha saya pun usaha pribadi saya dan anak anak saya,” ucap Damri

 

Hal senada juga diamini oleh Sandi, masyarakat sekitar, menurutnya apa yang telah dilakukan oleh bapak Damri adalah hal yang mulia, bukan merusak justru pihaknya yang mati matian menjaga kelestarian makam bersejarah Minak Trio Deso.

“Kami masyarakat sekitar selalu menjaga destinasi cagar budaya ini, dan kami juga tidak sanggup mau mengotak atik atau merusak cagar budaya itu, karena makam itu adalah makam yang sangat bersejarah, “Ujar Sandi. (Deri)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.