Kuda Lumping Menjadi Hiburan Favorit Di Tanah Lampung

Pringsewu Medianasional.id — Peringati HUT Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia Kesenian Kuda Lumping masih menjadi hiburan favorit bagi masyarakat Pringsewu, dan terbukti bahwa hampir setiap Pekon di acara 17 Agustus tidak ketinggalan dengan hiburan yang satu ini.

.
Salah satunya yang dilakukan Pekon Podomoro, kecamatan Pringsewu, pada (19/08), setiap HUT Kemerdekaan RI masyarakat selalu di hibur dengan Kesenian Kuda Lumping, hiburan ini bukan cuma satu titik dalam satu Pekon, namun setiap dusun masyarakat secara sukarela untuk mengumpulkan dana dengan harapan masing masing Dusun bisa mengadakan acara sendiri sendiri.
.
Kepala Pekon Podomoro Didi Maryadi mengatakan, ia membenarkan bahwa masyarakatnya sangat antusias dengan hiburan kuda lumping, baik dari kalangan anak anak, dewasa hingga orang tua.
.
Lanjut Didi, sebagai kepala Pekon tentunya mendukung kepada pihak pihak yang masih tetap berjuang melestarikan budaya baik itu Kesenian yang dari pulau Jawa maupun Kesenian Lampung, iapun berharap akan selalu ada generasi yang siap untuk melestarikan budaya agar tidak punah.
Kuda lumping dan wayang kulit merupakan Kesenian yang dibawa dari pulau Jawa oleh pendahulu kita, namun untuk di wilayah Lampung khususnya Pringsewu kedua kesenian tersebut masih sangat digemari masyarakat, oleh sebab itu harapanya kebudayaan yang masih ada hendaknya kita jaga bersama agar tidak punah, mari kita lestarikan budaya kita, karena kebudayaan adalah merupakan kekayaan bangsa, hidup tanpa budaya atau hidup tanpa Seni adalah hampa,” Ucap Dedi.
Disampaikan Ketua panitia HUT Kemerdekaan ke-74 RI Desa Podomoro,(Supryo) , bahwa masyarakat Podomoro merupakan penduduknya yang homogen, dari berbagai suku dan berbeda Agama, namun tetap rukun, kebudayaan merupakan Seni, bahwa Seni tidak pernah memandang suku, terbukti banyaknya suku Lampung yang senang dengan Kesenian Kuda Lumping, bahkan bukan cuma sekedar nonton namun, kuda lumping sering di tampilkan sebagai hiburan dalam acara resepsi baik pernikahan maupun sunatan. Jadikanlah budaya sebagai alat kerukunan berbangsa dan bernegara, karena perbedaan merupakan Seni, dan Seni itu pada dasarnya adalah indah.” Tutupnya.
.
Rilis
Editor      Jumadi

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.