Keterangan Kadis Dinkes, DidugaWarga Terpapar Covid-19 Harus Dijaga Ketat

    Desriani, Kadis Dinkes Mukomuko Dua Dari Kiri

Mukomuko,  medianasional.id – Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Desriani, SH mengatakan, terkait data dari tim gugus tugas penanganan covid-19.

“Berdasarkan data dari sore kemarin, Diduga ODP 103 orang, kemudian PDP dengan jumlah 4 orang yang masih dalam penanganan. OTG juga 4 bertambah dari sebelumnya. Untuk kemerin ada laporan dari puskesmas lubuk sanai (Kecamatan XIV Koto),” ujarnya.

Lanjut Kadis, Dalam pemeriksaan terhadap beberapa orang di Puskesmas Kecamatan XIV itu, ada 1 orang berdasarkan rapid test reaktif.  Katanya jika istilah bahasanya ada perlawanan antara virus dengan darah dalam tubuh. Dalam arti belum bisa dikatakan positif, kata Kadis.

Warga Kecamatan XIV Koto yang  diduga terpapar Covid-19 itu, lantaran hasil rapid tes yang telah dilakukan oleh tim medis hasilnya reaktif. Dan yang bersangkutan juga  baru pulang bepergian dari Padang yang diduga merupakan daerah terjangkit virus Corona. Sebagai mana keterangan Kadinkes Mukomuko, Desriani.

Pihak Pemerintah Kabupaten Mukomuko juga telah mengambil sampel cairan tenggorokan atau hidung untuk dilakukan swab tes. Kata Desriani, hasil Swab diperkirakan baru keluar sekitar tujuh hari.

“Hari ini rencananya kembali akan diambil sampel cairan tenggorokan kedua. Sampel ini akan dikirim ke Laboraturium Palembang melalui Dinkes Provinsi Bengkulu,” kata Kadis dalam keteranganya, didampingi Fungsional Epidemiologi, Asmaniar, SKM.

“Dari hasil dua kali Swab ini nanti, akan ada kesimpulan apakah yang bersangkutan ini positif atau negatif Covid-19,” terangnya.

Ditambahkannya, warga diduga terpapar virus Corona ini, tidak dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko. Ia melakukan karantina mandiri, dengan pengawasan dan penjagaan ketat.

Untuk penjagaan, ungkap Kadis, melibatkan beberapa pihak. Tenaga medis, pihak Kepolisian mulai dari Bhabinkamtibmas, Polsek dan juga Polres Mukomuko, termasuk juga Pemerintah Desa diminta turut mengawasi serta memberikan penjelasan dengan baik kepada warga tersebut.

“Mengapa penangan dilakukan dirumah. Maka itu yang paling epektif adalah karantina rumah, itu petujuk dari pusat ya, bukan kita saja. Mereka mau diobat, obat apa sedang mereka tak sakit. Tetapi itu, tadi gugus tugas harus benar-benar mengawasi. Jadi orang-orang yang dari zona merah, atau sering melakukan perjalanan, sebaiknya mengurangi serta membatasi bepergian jauh untuk menghidari kontak langsung,” tegas Desriani.(Aris)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.