Dandim Bacakan Sumpah Amukti Palapa di Hari Kebangkitan Nasional ke – 111 Tahun

Batang105 Dilihat

Batang, medianasional.id
Anggota TNI dari jajaran Kodim 0736 Batang menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke -111 tahun di tahun 2019 ini, dengan Inspektur Upacara Dandim 0736 Batang bertempat di lapangan Makodim Batang, Senin (20/5/2019).

Kegiatan Upacara Hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS) dipimpin langsung oleh Komandan Kodim 0736 Batang Letkol Kav Henry RJ Napitupulu, Dengan komandan upacara Kapten Inf Amin, kegiatan tersebut diikuti seluruh Perwira jajaran Kodim Batang, anggota Kodim dan PNS jajaran.

Dalam peringatan kali ini mengambil tema ” Bangkit Untuk Bersatu”. Kita bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kesempatan itu Dandim 0736 Letkol Kav Henry Rudi Judianto Napitupulu membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara, dalam naskah Sumpah Palapa yang ditemukan pada Kitab Pararaton tertulis: Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samanaisun amukti palapa”.

Memang ada banyak versi tafsiran atas teks tersebut, terutama tentang apa yang dimaksud dengan “amukti palapa”. Umumnya para ahli sepakat bahwa amukti palapa berarti sesuatu yang berkaitan dengan laku prihatin sang Mahapatih Gajah Mada. Artinya, ia tak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan Nusantara.

Sumpah Palapa tersebut merupakan embrio paling kuat bagi janin persatuan Indonesia. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke -111, 20 Mei 2019, kali ini sangat relevan jika dimaknai dengan teks Sumpah Palapa tersebut. Kita berada dalam situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat kita.

Apalagi peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadan Hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti, kita bisa seperti Mahapatih Gadjah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Yang telah mampu terus menghidupi semangat
persatuannya selama berabad-abad. Kuncinya ada dalam dwilingga salin suara berikut ini: gotong-royong.

Yel-yel “holopis-kuntul baris” adalah aba-aba nenek moyang kita di tanah Jawa,
digunakan sebagai paduan suara untuk memberi semangat ketika mengerjakan tugas berat yang hanya bisa dikerjakan secara bergotong-royong, bersama-sama.

Yel-yel ini disorakkan ketika kita membutuhkan gerak yang seirama, agar tujuan kita satu semata, bagaikan barisan burung bangau yang sedang terbang berbaris di angkasa.

Bukan hanya di tanah Jawa, semangat persatuan dan gotong-royong telah
mengakar dan menyebar di seluruh Nusantara. Ini dibuktikan dengan berbagai ungkapan tentang kearifan mengutamakan persatuan yang terdapat di seluruh suku, adat, dan budaya yang ada di Indonesia.

Dengan bertumpu pada kekuatan jumlah sumber daya manusia dan populasi pasar, Indonesia diproyeksikan akan segera menjemput harkat dan martabat baru dalam aras ekonomi dunia. Bersama negara-negara besar lainnya seperti Tiongkok, Amerika Serikat, India, ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi sepuluh besar, bahkan lima besar dunia, dalam 10 sampai 30 tahun mendatang. Kuncinya terletak pada hasrat kita untuk tetap menjaga momentum dan iklim yang tenang untuk bekerja. Kita harus jaga agar suasana selalu kondusif penuh harmoni dan persatuan.

Reporter : Puji_L

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.