Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar Gencarkan Promosi Wisata Candi Muara Takus

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar, Heri Susanto.

Kampar, medianasional.id – Objek wisata Candi Muara Takus yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, makin ramai dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara maupun domestik. Peningkatan itu salah satunya berkat upaya pemerintah Kabupaten Kampar untuk menggiatkan promosi objek wisata Candi Muara Takus tersebut.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar, Heri Susanto pada hari Jum’at (20/4) mengatakan kepada wartawan medianasional.id di ruang kerjanya, “jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya semakin meningkat. Contohnya saja pada 3 tahun terakhir ini kita ambil dulu, pada tahun 2015 pengunjungnya sebanyak +- 28.000, tahun 2016 pengunjungnya sekitar +- 32.000, dan pada tahun 2017 pengunjungnya sekitar 34.000, yang artinya pengunjung wisatawannya meningkat terus. Ini rata-rata yang berkunjung ke satu-satunya situs peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Untuk wisatawan asing yang berkunjung biasanya merupakan biksu dari Thailand, Myanmar, Vietnam, Singapura dan Malaysia”, ungkapnya.

Candi Muara Takus adalah situs candi tertua di Sumatra yang bersifat Buddhis dan arsitektur candi yang dibuat dari batu pasir, batu sungai dan batu bata ini juga mempunyai kemiripan dengan arsitektur candi-candi di Myanmar.

Candi di Kecamatan 13 Koto Kampar yang berjarak 128 Km dari Kota Pekanbaru arah ke Bukittinggi, Sumatra Barat, itu banyak dikunjungi oleh wisatawan minat khusus yang mempunyai ketertarikan terhadap sejarah serta wisatawan asing yang ingin melihat lokasi peribadatan mereka.

Selanjutnya Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar, Heri susanto menyatakan pengelolaan Candi Muara Takus berada di Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar, Sumatra Barat, namun agar pengelolaannya bisa berjalan lebih optimal, gubernur sudah menyurati kementerian terkait agar ada BPCB sendiri di Provinsi Riau.

“Dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Candi Muara Takus pihaknya telah memperbaiki sarana ke lokasi candi. Misalnya pemerintah telah membangun turap dan perbaikan jalan. Kini wisatawan yang akan berkunjung ke sana bisa menikmati perjalanan yang lebih nyaman,” terangnya.

Sarana di lokasi candi untuk keperluan pengunjung juga dibenahi, seperti toilet dan tempat bersantai, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar pun juga sudah melakukan perbaikan terhadap fasilitas yang masih kurang.

Upaya promosi yang dilakukan, menurut Heri, terus digencarkan melalui Kabid Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar.

Untuk kenyamanan wisatawan di lokasi, pihaknya sudah melakukan pembinaan terhadap masyarakat setempat dengan membentuk kelompok sadar wisata, dalam membantu wisatawan mendapatkan informasi tentang keberadaan Candi Muara Takus tersebut.

“Kita masih perlu waktu dalam menyediakan aksesibilitas, atraksi, dan fasilitas memadai bagi kenyamanan wisatawan yang berkunjung kesana,” ujar Heri.

Lebih lanjut, seorang wisatawan bernama Serly mengatakan kepada wartawan medianasional.id, “di komplek candi muara takus tersebut juga ada beberapa penjual makanan ringan dan minuman jadi tidak perlu panik kalau di tengah teriknya panas merasa kehausan. Sebab toiletnya juga lumayan bersih, dan juga ada Mushola. Selain itu di luar komplek candi banyak pohon rindang untuk berteduh, bahkan ada keluarga yang menggelar tikar dan santap siang di sini,” ujarnya.

Ketika memasuki lokasi candi pengunjung diberi tiket parkir dan biaya masuk sebesar Rp 5.000 per orang, tanpa ada biaya tidak resmi lainnya.

“Ada beberapa kotak sumbangan dari kardus terbuka, itupun tulisannya tidak diwajibkan. Kardus ini diletakkan di toilet dan di gerbang komplek candi. dan jumlah pengunjung ke candi muara takus ini kalau hari – hari biasa tidaklah banyak, sebab saat ramai biasanya memang hari libur di akhir pekan, atau saat ada tour sekolah dan keluarga,” ujarnya.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar mengatakan, “kalau masalah ini terhadap kawasan candi muara takus, memang sebagian dari kawasan itu telah dikuasai oleh Masyarakat. Kalau menurut penelitian terakhir lahan itu seluas +- 138 Ha. Hal – hal dasar di zona ini pun kita tidak bisa untuk menatanya disitu. Karena dalam zona itupun ada rumah penduduk seperti kios / warung, jadi itupun termasuk dalam zona bebas. Kalau masalah penataan untuk candi muara takus itu, pertama kita lakukan adalah penataan kawasan, sarana prasarana, infrastrukturnya tinggal penataan jalan di lingkungan itu, barulah sesuai dengan penataan bernuansa terhadap candi muara takus tersebut. Karena memang pada setiap tahunnya itu dalam peringatan waisak agama hindu dan budha ini mengadakan acara ritualnya di candi muara takus. Pada tahun 2018 ini mereka akan mengadakan juga kegiatan di sana pada tanggal 22 Mei mendatang mereka mengadakan bhakti sosial, dan selanjutnya pada tanggal 2 Juni nanti mereka akan mengadakan acara ritualnya. Sebab kita kemarin sudah kordinasi dengan panitianya, lalu panitianya sudah minta izin itu nanti akan diperkirakan sebanyak 1.500 orang yang akan mengikuti ritual itu, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sebab mereka banyak juga yang tidak mengetahui dimana posisi candi muara takus ini. Maka dari itu dengan adanya ikon ini mari kita promosikan supaya orang kenal dengan candi muara takus itu”, bebernya.

Harapan Plt. Kadis pariwisata kampar, Heri susanto, “dengan tertatanya candi muara takus ini tentunya akan meningkatkan wisatawan baik dalam negeri maupun sampai ke mancanegara. Tentunya itu akan berdampak dengan kunjungan wisatawan dan akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Sebab disitu sudah adanya penetapan reskusi kunjungan tentunya akan menigkatkan pendapatan asli daerah kita ini. Dan setelah itu kita akan mengembangkan juga tempat wisata lain yang ada di sekitar itu, seperti tempat wisata ulu kasok, pulau cabodak, dan danau rusa,” ujar Heri Susanto. (R. Tambunan)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.