Weh- wehan Tradisi Unik Asal Kota Kaliwungu Kendal Sambut Maulid Nabi SAW

Kendal231 Dilihat

Kendal, medianasional.id Kaliwungu sebuah Kota Kecamatan yang wilayahnya terletak di sebelah timur Kabupaten Kendal, dan berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Di kota ini banyak pesantren tradisional atau salaf, yang santrinya berasal dari berbagai kota di Indonesia, maka Kaliwungu di sebut juga Kota santri Kaliwungu.

Ada sebuah tradisi unik di kota kecamatan Kaliwungu ini, yaitu suatu tradisi yang konon hanya ada di kota kaliwungu ini saja. Tradisi itu disebut Weh wehan, ngewehi atau Ketuwinan yang di adakan setahun sekali yang katanya sudah ada sejak zaman para wali.

Weh – wehan yaitu suatu tradisi untuk memperingati kelahiran (Maulid) manusia suci Baginda Nabi Rosulullah Muhammad SAW, yang mana jatuh pada tanggal 12 Robiul awal atau Tahun Gajah sebutanya, yang waktunya di mulai sejak sore hingga malam hari menjelang sholat is’ya.

Di dalam weh – wehan atau ketuwinan tersebut kita saling memberikan atau tukar jajanan dan makanan kepada saudara, tetangga sekitar dan dengan maksud untuk saling menjaga tali silaturahmi antar saudara, weh – wehan biasanya di lakukan oleh anak – anak, tapi kadang juga remaja dan orang dewasa. Ada satu khas makanan di weh – wehan yaitu “Sumpil”, makanan ini berbentuk segitiga yang di bungkus dengan daun bambu terbuat dari beras dan di makan dengan sambel urap kelapa.

Tidak ketinggalan pula warga Dusun Mbalun Desa Kumpulrejo yang terletak di sebelah paling barat Kecamatan Kota Kaliwungu, ikut merayakan tradisi weh – wehan ini, senin 19/11/18 sore.

Seperti kata salah satu warga yang merayakan tradisi ini ibu Ngatini, “tradisi weh – wehan ini untuk peringati kelahiran Rosulullah Nabi Muhammad SAW, disini kita saling memberi makanan dan jajanan yang mana kita meneladani sifat nabi yang suka berbagi pada sesama, yang tujuan untuk saling silaturahmi antar tetangga dan saudara, katanya.

Ya semoga tradisi weh – wehan ini tetap ada sampai kapan pun tidak tergerus zaman, dan tetap di teruskan oleh anak cucu kita, imbuhnya.

Kearifan lokal seperti ini harus di jaga dan wajib di uri – uri jangan sampai punah, dengan mempertahankan budaya kerukunan saling memberi kepada sesama adalah perbuatan yang mulia sekali, baik untuk mebelajari generasi muda zaman sekarang agar suatu saat nanti tetap mempertahankan kerifan lokal seperti ini. Jelasnya

Kontributor : Saerozim

Editor : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.