Warga Kecewa dan Keluhkan Ambulance Pekon Tidak Standby di Pekon Kota Batu

Tanggamus374 Dilihat

Tanggamus, medianasional.id – Warga Pekon Kota batu Kecamatan Kota Agung mendadak mendatangi kantor pekon setempat untuk meminta klarifikasi kepada Sekretaris Desa (Sekdes) selaku PLT sementara Kepala Pekon Kota Batu terkait tidak standby nya ambulance pekon yang hendak digunakan warga. Senin malam (9/5/22).

ADVERTISEMENT

Kejadian tersebut bermula saat seorang warga pekon kota batu, Oktobiantoro menelepon Sekdes Halimi yang meminta izin memakai ambulan untuk membawa saudaranya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batin Mangunang, tetapi Sekdes sendiri tidak tahu sopirnya kemana berkata lewat telepon.

Dalam keterangannya, Okto memaparkan sebab musababnya berkumpulnya warga di kantor pekon.

“Kemarin Hari Minggu (8/5/22) sekitar pukul 10.00 WIB Saya dan keluarga ingin mengantarkan Bibi Mardiah (65) yang sakitnya sudah parah ke RSUD Batin Mangunang dengan menggunakan ambulan/fasilitas pekon. Karena posisi mendadak saya beritikat menelepon dahulu dan saat saya menelepon, sekdesnya bilang nanti dia telepon Sopirnya dulu, selang beberapa menit saya telepon kembali, sekdes menjawab bahwa sopir ambulan tidak mengangkat teleponnya, dan ia tak tahu sopirnya dimana. Lalu saya mencoba untuk bertanya/meminjam kunci serepnya, lagi lagi sekdesnya bilang nanti dulu, saya telpon Sopir cadangannya dulu,” kata Okto menirukan Sekdes.

Tambahnya, “karena mengingat Bibi saya dalam keadaan darurat, maka kami ambil tindakan untuk segera mengantarnya sendiri dengan meminjam mobil adik kami bernama Linda. Sudah hampir setengah jam kami di RSUD Batin Mangunang, tiba – tiba datanglah ambulan pekon yang dibawa oleh sopir cadangannya Roni. Ia menjelaskan kalau sopir tetap ambulancenya sedang keluar kota, tanpa pemberitahuan kepada sekdes,” jelas Okto.

Lanjutnya, “Selang beberapa waktu Bibi kami harus dirujuk ke RS Mitra Husada Pringsewu, dan akhirnya ia harus menghembuskan nafas terahirnya Minggu 8 Mei 2022 pada pukul 16.50 wib di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu,” jelas Okto.

Salah satu perwakilan keluarga Almarhumah Mardiah menjelaskan, bahwa keluarganya sudah legowo dengan kejadian ini, hanya saja ke depan jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi dan seharusnya pihak Aparatur pekon atau sekarang selaku PLT Kepala Pekon punya inisiatif sigap darurat untuk mencarikan supir darurat seperti memanggil warga yang bisa menyupir mobil.

“Atas kejadian ini kami selaku warga menyarankan kepada PLT pekon agar sekiranya membina supir ambulance pekon tersebut apabila dengan tidak standby dalam bekerja dapat memberikan informasi. Kami dari pihak keluarga hanya berusaha untuk lebih maksimal dalam ikhtiar, Saya menyarankan ke depan agar ketika sopir tetapnya pergi keluar kota maka harus ada sopir kedua atau dengan tindakan yang sigap mencari supir darurat sehingga kapanpun warga membutuhkan, ambulance siap standby,” harapnya.

Sementara saat dikonfirmasi awak media, Sekdes sekaligus PLT kepala pekon Halimi menjelaskan hal ini hanya mis komunikasi.

“Mengingat berhubungan hanya lewat telepon dan tidak bertemu langsung, malam ini kita coba meluruskan kesalah pahaman ini agar ke depan tidak terulang lagi. Terkait tuntutan warga tadi, sudah saya sampaikan Agar nanti bisa disampaikan kepada pejabat kepala pekon yang baru sebagai aspirasi masyarakat. Karena saat ini saya menjabat sebagai Sekertaris Desa dan kebetulan pada tanggal 28 April kemarin saya ditunjuk sebagai pelaksana tugas sementara untuk menjalankan roda pemerintahan pekon dengan keterbatasan keterbatasan yang saya lakukan,” pungkasnya. (Redi )

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.