Tahun 2017 Target Disdik Jabar Garap 100.000 Anak

Jawa, Jawa Barat81 Dilihat
Foto : Kabid SMA Disdik Jabar Yesa Sarwedi Hamiseno, M.Pd.

Bandung – Semenjak program sekolah terbuka pendidikan menengah dan pendidikan Jarak Jauh (SMA/SMK) digulirkan, ribuan anak usia sekolah kembali melanjutkan pendidikannya. Bahkan banyak juga peserta didik yang sudah menikah, ikut sekolah lagi untuk menamatkan pendidikannya.

 

ADVERTISEMENT

Kepala Bidang Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar), Yesa Sarwedi Hamiseno, M.Pd., mengatakan Disdik Jabar membuka pintu lebar bagi para anak didik yang ingin melanjutkan dan menamatkan sekolahnya. Kini, ada sekitar 50.000 siswa lebih yang sudah terdaftar untuk melanjutkan pendidikannya. Ditambah lagi dari perusahaan Apindo sekitar 10.000 siswa yang akan disekolahkan lagi.

 

Menurut Yesa, sekolah terbuka memiliki payung hukum yang tertuang dalam  Permendikbud Nomor 119 Tahun 2014 dan  Pergub nomor 16 tahun 2017 mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengenai anggaran Sekolah Terbuka, semester ini akan dialokasikan di anggaran perubahan.

 

“Mudah-mudahan dengan digulirkannya program Sekolah Terbuka dan PJJ ini angka partisipasi kasar (APK) beranjak naik. Alhamdulillah, semasa kepemimpinan Gubernur Ahmad Heryawan, APK pendidikan menengah meningkat signifikan. Target 90 pada tahun 2018, insya Allah tercapai,” ujar Yesa ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin.

 

Saat ini kita lebih masifkan lagi dengan memperbanyak dan memperluas ke seluruh kabupaten/kota se-Jabar. Termasuk penambahan pembangunan ruang kelas baru (RKB) Sekarang, ada 6 daerah yang sudah dijadikan pilot project, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Cianjur, Garut, Bogor, Sukabumi. Dari 6 daerah tersebut, sudah ada 4.000 anak bersekolah di Sekolah Terbuka. Namun, karena tahun ini saja ada 170.000 anak belum melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA, maka Disdik Jabar pada 2017 ini ingin menggarap sebanyak 100.000 anak.

 

“Asumsi kita 100.000 anak masih belum tercapai. Untuk mencapai jumlah 100.000 anak tersebut tidaklah mudah, karena masih ada persepsi masyarakat bahwa Sekolah Terbuka yang dilakukan oleh Disdik Jabar dianggap tidak serius. Padahal SMA/SMK Terbuka itu adalah sekolah formal yang menginduk ke sekolah regular, baik negeri ataupun swasta, dan mendapatkan anggaran dari Pemprov Jabar maupun Pusat, baik berupa BOS, maupun PMU-nya, sehingga tidak dikenakan biaya pendidikan alias gratis”, paparnya. (Riswandi)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.