Ruang Isolasi Penuh, Sekda Wonosobo Membutuhkan Koordinasi Lebih Lanjut 

Wonosobo124 Dilihat

Wonosobo, medianasional.id – Pertambahan warga terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Wonosobo, pada Selasa (6/10/2020) mencapai 57 orang, alias menjadi penambahan paling tinggi selama masa pandemic wabah Sars COV-2 selama 8 bulan terakhir. Dengan penambahan tersebut, akumulasi COVID-19 positif pun melonjak ke angka 745 kasus, dengan rincian 389 telah dinyatakan sembuh, 331 masih dalam perawatan, dan 25 orang meninggal dunia. “Pertambahan pada hari ini sebanyak 57, sembuh 15 dan meninggal dunia 4 orang, sehingga secara kumulatif total konfirmasi positif telah mencapai 745 kasus,” tutur Sekretaris Daerah One Andang Wardoyo, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telpon pada Selasa petang (6/10).

ADVERTISEMENT

Kondisi tersebut, menurut Sekda membutuhkan koordinasi lebih lanjut mengingat telah penuhnya kapasitas ruang isolasi di 3 Rumah Sakit rujukan yaitu RSUD Setjonegoro, RSI Wonosobo dan RS PKU Muhamadiyah serta 4 gedung isolasi sementara, baik BLK Kertek, SKB Sidojoyo, Bapelkes Sumberan dan Gedung Eks Dinas Paperkan. “Kami telah meminta para Camat agar secepatnya bertindak dengan melakukan koordinasi kepada seluruh Kades dan Kepala Puskesmas di wilayah masing-masing agar warga yang terkonfirmasi COVID-19 positif dapat melaksanakan isolasi mandiri (Isman) di rumahnya,” lanjut Sekda. Pertambahan kasus yang kian pesat, diakui Sekda juga memerlukan perhatian semua pihak agar semakin intensif dan gencar untuk mengedukasi warga masyarakat terkait pentingnya pencegahan COVID-19 melalui gerakan 3M sesuai Protokol Kesehatan.

Dalam beberapa hari terakhir, juru bicara Gugus Tugas Kabupaten, dr Muhamad Riyatno melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, DR Jaelan juga telah menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran warga agar patuh terhadap prokes pencegahan COVID-19. “Ada tren peningkatan penemuan kasus konfirmasi dengan gejala sedang sampai dengan berat seperti terjadi kegagalan pernafasan hingga harus dipasang ventilator beberapa waktu terakhir,” terang Jaelan. Selain itu, tren kenaikan angka kematian juga menjadi perhatian, karena sejak minggu ke 32 penanganan, data kematian merangkak naik dan cenderung terjadi lebih cepat karena rata-rata pasien memiliki komorbid seperti penyakit Jantung, Hipertensi, dan Diabetes Melitus.

Di luar itu, jumlah sampel hasil swab kontak erat pada minggu ke 39 dan minggu ke 40, yang masih menunggu konfirmasi dari pihak Laboratorium disebut Jaelan mencapai 580 orang. “Harapan kami, agar kedepan jumlah kasus tidak semakin meningkat, setidaknya 4 hal ini mesti ditekankan yaitu mediasi kepada warga penolak swab, isolasi dan pulasara jenazah sesuai Prokes, kemudian sosialisasi dan edukasi secara intensif, lalu pengawasan pelaksanaan Prokes hingga ke tingkat desa, serta pengondisian warga agar tak menstigma dan mendiskriminasi sesama mereka yang terkena COVID-19,” tandasnya.

Reporter : Andika

Editor : Drajat

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.