Pun Edward Sambut Kedatangan Ganjar Pranowo di Tanah Lampung

Lampung Selatan, Medianasional.id -Suasana Sakral bernuansa Adat terlihat kental saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bertemu sejumlah Tokoh Adat di Provinsi Lampung.

ADVERTISEMENT

Salah satunya merupakan Sultan Sekala Brak Kepaksian Pernong, Paduka Yang Mulia (PYM) Sai Batin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Brigjen Pol (Purn) Drs. H. Pangeran Edward Syah Pernong, SH MH., Gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke-23 di Villa Batu Putu Bandar Lampung, Sabtu (22/1/22).

Sejumlah prosesi adat dilakukan, untuk menyambut kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Ganjar yang tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB langsung disambut oleh jajaran Panglima dan Hulubalang kerajaan. Setelah itu, Ganjar diarak menuju lokasi pertemuan oleh para penari pencak silat khakot.

Di sana Ganjar sudah disambut Pun Edward Syahpernong, sejumlah saibatin pangeran dan tokoh-tokoh adat. Dalam pertemuan itu, Ganjar kemudian diberi kopiah Lampung bertanduk atau Hanuang Bani dan disematkan pin emas kerajaan sebagai simbol diterimanya Ganjar menjadi keluarga kerajaan.

“Ya ini lencana kepaksian, sebuah lencana yang menandakan kekerabatan. Mudah-mudahan ini bisa semakin melekatkan hati pak Ganjar dengan masyarakat Lampung khususnya Kepaksian Sekala Brak Lampung,” kata Pun Edward.

Foto : istimewa

Kikat Hanuang Bani adalah penutup kepala dan atau kopiah khas masyarakat adat di Wilayah Kalianda (Way Handak) Lampung Selatan.

Pada Kikat Hanuang Bani ini memiliki dua tanduk layaknya Hanuang/Kambing Hutan yang berani, lihai dan cerdik. Memiliki kemampuan berjalan diatas tebing yang curam karena memiliki cengkraman yang tajam mencengkram tebing yang curam sekalipun.

Hanuang ini dulu berada di wilayah Sekala bekhak, yang mana kita ketahui di wilayah Sekala bekhak adalah dataran tinggi, dominan dengan tebing yang tinggi, bukit bukit yang tinggi dan curam, namun dengan keberanian, kecerdikan, dan kekuatannya ia mampu beradaptasi di perbukitan dan dataran tinggi.

Masyarakat adat Saibatin yang berada di Way Handak yang berasal dari Sekala Bekhak menjadikan Hanuang sebagai simbol kikat/Kain penutup kepala, dan kini dipakai oleh masyarakat adat Saibatin di Sepanjang Pesisir Lampung.

Lebih lanjut, Pun Edward mengatakan bahwa yang hadir disini semua merupakan kerabatnya, yang hadir dari berbagai daerah, yakni dari Lampung Timur, Lampung Utara, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pesisir Barat, Pesawaran dan juga Lampung Barat.

“Kepaksian pernong memelihara persaudaraan yang guyup dengan semua unsur, selain dari berbagai kabupaten tadi yang saya sebutkan, disini juga ada dari suku Bali yang juga sudah lama menjadi keluarga saya, dan juga dari marga Tionghoa yang merupakan adik bungsu saya,” paparnya.

Pun Edward  yang juga merupakan alumni Fakultas Hukum UGM ini juga menyampaikan bahwa, masyarakat Lampung sangat menjunjung tinggi nilai tolerasi dan juga kerukunan antar suku.

“Lampung merupakan salah satu wilayah yang memiliki nilai kehidupan yang luhur, menjaga hubungan yang baik disamping kekentalan nilai religius. Banyak corak berpakaian begitu juga bentuk toleransi di Lampung ini. Lampung ini hidup didaeah yang sangat subur, banyak sekali komuditas yang subur di Lampung, dan banyak sekali perkebunan yang di Lampung ini berdiri diatas tanah adat masyarakat Lampung. Atas kerjasama antara masyarakat dan masyarakat adat sehingga terjalinlan kedamaian dan keakraban didalam bermasyarakat,” papar beliau.

Mantan Kapolda Lampung ini pun berharap, semoga keberadaan pak Ganjar memberikan warna tersendiri, dan mudah-mudahan Kagama yang ada di Lampung ini akan berjaya.

Sementara Ganjar Pranowo yang merupakan anak dari seorang Polisi. Ternyata sejak dirinya masih berstatus sebagai mahasiswa di UGM, selalu mengikuti informasi jejak sipil yang masuk militer dan karirnya cemerlang.

“Bagi kami orang jawa, nama “Pernong” itu unik, jadi mudah diingat. Walaupun saya dan beliau (SPDB Pangeran Edward Syah Pernong) tidak akrab, namun jujur saya merasa dekat. Dari beliau jadi Reserse, Kapolres dan jadi Kapolda, saya terus mengikuti jejak karir beliau, dan saya adalah pengagum beliau. Dan Alhamdulillah hari ini bisa bertemu,” kata mantan Anggota DPR ini.

Politisi Partai Banteng ini mengatakan, bahwa dirinya sering mendengarkan cerita tentang Sultan Sekala Bekhak ini dari kakaknya.

“Kakak saya cerita, kalo dia itu (SPDB Pangeran Edward) polisi keren. Dan hari ini saya Surprise (Terkejut:red) betul, karena keluarga beliau sangat banyak sekali, dan pakaiannya sangat beragam. Biasanya kami di Jawa Tengah, setiap hari kamis pakai baju adat Jawa Tengah, setiap Kamis ke empat kami pakai baju adat nusantara, dan nanti saya akan pakai baju adat Lampung,” tegasnya.

Dan bukan tanpa alasan dirinya merasa dekat dengan Lampung, karena ternyata ada anak pakdenya (Kakak Ayahnya), yang dulu sempat mengasuh dirinya saat masih kecil, dan ternyata ada dan tinggal di Lampung.

“Ada tiga keluarga saya ada di Lampung, yang merupakan anak pakde saya, dulu ikut dengan keluarga saya, dari sebelum saya lahir sampai dengan ikut merawat saya sewaktu kecil. Kemudian mereka ikut Trasmigrasi ke Lampung dan akhirnya kami dipertemukan kembali. Ada yang di Pajang, Pringsewu dan Metro. Maka buat saya Lampung bukan tempat yang asing,” paparnya.

Selain merasa dekat dengan Lampung, orang nomor satu di Jawa Tengah ini pun merasa kagum dengan budaya dan menyukai makanan khas yang ada di Provinsi dengan Motto Sang Bumi Ruwa Jurai ini”.

“Kalau bicara budaya, tapi pak Edward sudah banyak bercerita. Dan kemaren kita menemukan bahwa, naturalisme disini sudah jalan sangat lama, dan penerimaan masyarakat terhadap masyarakat dari luar sangat baik, suku apapun, agama apapun, golongan apapun itu sudah terjadi sangat lama. Dan tidak bisa dibantah karena itu sudah terjadi dari ratusan tahun, dan kita harus banyak belajar dari Lampung,” ucapnya.

Usai ramah tamah, Ganjar dan Pun Edward kemudian makan siang bersama. Keduanya Nyeruit bareng, yakni makan makanan khas Lampung. Menu yang terdiri dari pindang ikan baung, pepes ikan Belida, sambal terasi dicampur nanas, sambal durian atau tempoyak serta lalapan itu disantap keduanya sambil ngobrol bersama dengan akrab.

“Wah ini luar biasa, Nyeruit dengan pak Edward satu meja penuh makanan. Ada berbagai macam ikan, ada yang besar, kecil. Sambal, nah ini cocok ada lalapannya. Saya suka lalapan,” ucap Ganjar saat makan bersama.

Pun Edward mengatakan, Kepaksian Sekala Brak menyambut dengan gembira dan bangga atas kunjungan Ganjar. Ganjar yang banyak kegiatan di Lampung masih menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi dengan Kepaksian Pernong dan tokoh adat Lampung lainya.

“Saya sangat bangga dan terharu, pak Ganjar mau menyempatkan diri bertemu saya dan keluarga saya dari Kepaksian Pernong Sekala Brak. Mudah-mudahan silaturahmi ini tidak akan putus demi kebaikan bersama,” ucap Pun Edward.

Sementara itu, Ganjar begitu terpukau dengan penyambutan Edward Syah pernong dan keluarganya. Ia yang awalnya berpikir hanya bertemu dengan beberapa keluarga Pun Edward, ternyata yang hadir cukup banyak dan semuanya adalah kerabat kerajaan.

“Sambutannya sangat hebat menurut saya, saya saja kaget dan terkejut. Ini luar biasa, di luar dugaan. Saya merasa tersanjung dan berterimakasih,” katanya.

Ganjar juga berterimakasih karena telah dianggap kerabat kerajaan setelah diberi Hanuang Bani dan pin emas. Ia berharap, pertemuan itu akan menjadi bagian dari simbol bagaimana membangun kekeluargaan, menyatukan dengan keberanian.

“Apalagi tadi kita Nyeruit bareng, itu makanannya top, sambelnya pedas, enak banget,” jelasnya.

Ganjar mengatakan, selama dua hari di Lampung dirinya merasakan seperti berada di daerah sendiri. Apalagi, di Lampung ada saudara yang tinggal di Pringsewu dan di Sukabumi.

“Jadi ada anaknya pakdhe saya yang merawat saya sejak kecil, dua orang ternyata tinggal di Lampung. Selain itu kemarin saya bertemu dengan para transmigran itu aslinya dari Purworejo, Kutoharjo, Bagelen dan lainnya. Itu kan daerah saya, makanya saya seperti bertemu dengan saudara-saudara sendiri,” pungkasnya.

Dalam pertemuan itu Pun Edward juga menerangkan sejumlah silsilah keberadaan Lampung baik kerajaan yg dulu ada hingga kesultanannya,para saibatin hingga tokoh adat yang hingga kini masih kental terasa. (Amin. P*)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.