Peran Tim Dosen Politeknik Ambon dalam Bahasa Koa/Upa’a

Ambon, Maluku1616 Dilihat

Ambon, medianasional.id – Sebuah perjuangan yang patut diapresiasi telah dilakukan oleh tim dosen jurusan Teknik Sipil di Politeknik Negeri Ambon, terutama di Negeri Maneo Rendah, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Dipimpin oleh Mouren Wuarlela, mereka telah memulai sebuah proyek Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bertujuan untuk menghidupkan kembali bahasa daerah yang hampir punah di wilayah tersebut.

Bahasa daerah yang dimaksud adalah bahasa Koa atau Upa’a, namun sayangnya hanya sebagian kecil masyarakat yang masih menggunakan bahasa tersebut. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), bahasa Koa/Upa’a berstatus terancam punah karena hanya digunakan oleh kalangan penutur berusia 35 tahun ke atas dan lebih banyak dikuasai oleh generasi tua.

ADVERTISEMENT

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan bahasa ini adalah trauma masa lalu. Pada era 1960-an, para murid SD dilarang keras menggunakan bahasa Koa/Upa’a oleh guru mereka, yang mengubah sikap bahasa masyarakat secara drastis.

Sebagai langkah awal dalam proses revitalisasi bahasa Koa/Upa’a, tim PkM telah melaksanakan serangkaian kegiatan. Ini termasuk sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemertahanan bahasa, pencanangan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pendataan kosakata, dan pembuatan Laboratorium Konservasi Bahasa (LKB) Koa/Upa’a.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah budaya lisan yang kuat di Negeri Maneo Rendah, yang membuat sulitnya proses pewarisan bahasa secara tertulis. Namun, dengan langkah-langkah seperti pendataan dan dokumentasi bahasa, mereka berharap dapat melestarikan bahasa ini untuk generasi mendatang.

Selain itu, kegiatan kreativitas anak menggunakan bahasa Koa/Upa’a juga menjadi bagian penting dari upaya ini. Lomba tebak kata, bercerita, dan berhitung dalam bahasa Koa/Upa’a menjadi cara yang menyenangkan untuk memotivasi anak-anak dalam mempelajari dan menggunakan bahasa ini.

Mouren Wuarlela, Ketua tim PkM, menjelaskan bahwa, upaya ini adalah langkah awal yang signifikan dalam mempertahankan bahasa Koa/Upa’a. Dia menekankan, pentingnya konsistensi dalam penggunaan bahasa untuk menjaga keberlangsungan pemertahannya.

“Diharapkan dengan kolaborasi antara tim dosen, masyarakat, dan pemerintah setempat, revitalisasi bahasa Koa/Upa’a di Negeri Maneo Rendah dapat memberikan hasil yang positif dan melestarikan warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang,” ujarnya.

Saat diwawancarai oleh awak media pada Sabtu (17/2/24) di lokasi tersebut, Mouren Wuarlela juga menambahkan, “Revitalisasi bahasa Koa/Upa’a bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan komitmen dan kerja keras bersama, kita dapat menjaga keberlangsungannya.” ungkapnya.

” Dengan demikian, upaya ini bukan hanya menciptakan kesadaran akan kekayaan budaya lokal, tetapi juga memberikan harapan baru bagi kelangsungan hidup bahasa dan identitas budaya Negeri Maneo Rendah,” tutup Wuarlela.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.