Peran Muslimah di Tengah Wabah Covid-19

Peran Muslimah di Tengah Wabah Covid-19

ADVERTISEMENT

Oleh:
Siti Zulaeka
(Santri Pondok Pesantren Al-Fatah Paguyangan Brebes)

Dunia tengah diguncangkan dengan wabah baru yang sampai saat ini masih proses mencari penyembuhnya. Seluruh tenaga medis sudah dinobatkan menjadi garda terdepan dalam keadaan saat ini. Wabah covid-19 menyebar melalui air liur serta pernapasan dari manusia satu ke manusia lain. Satu manusia mampu menularkan kepada manusia dengan jumlah yang banyak. Pemerintah sudah sangat meyakinkan masyarakatnya untuk tetap tenang dalam menghadapinya. Paling penting adalah menjaga kesehatan tubuh serta rajin cuci tangan dan gunakan masker jika keluar rumah.

Pola solusi yang digaungkan pemerintah saat ini belum mencapai titik maksimal. Pasalnya semakin hari semakin menambah jumlah pasien yang positif covid-19. Sampai tanggal 01 Mei jumlah pasien sudah mencapai 10.111.000 dengan angka meninggal 789 dan sembuh sudah mencapai titik ribuan. Artinya tidak ada penurunan dalam hal positif sedangkan angka meninggal juga semakin bertambah jumlahnya. Jajaran pemerintah menyiapkan solusi untuk semua aktivitas dilakukan di rumah, termasuk menteri pendidikan Nadiem Kariem yang tidak meliburkan sekolah namun meminta semua pembelajaran dilakukan di rumah dari mulai bulan Maret hingga waktu tak ditentukan. Orang tua semakin pusing disibukkan dengan harus memberikan sebuah pengajaran di dalam rumah ketika anaknya merasa susah saat belajar.

Muslimah adalah sebutan untuk seorang perempuan yang beragama Islam. Seorang muslimah dengan adanya batasan-batasan yang dimiliki tentu terkadang bingung untuk melakukan setiap aktivitas yang dilakukan. Seorang muslimah nantinya akan menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Peran seorang muslimah sangatlah multitalenta atau harus serba bisa. Bagaimana tidak? Sebagian pekerjaan rumah harus diselesaikan dengan baik. mengasuh anak harus diselesaikan dengan baik. menjadi pelayan buat suaminyapun harus dilakukan dengan baik. apalagi bagi seorang muslimah yang sudah biasa bekerja di luar rumah, tentu kondisi saat ini sangat membuat dirinya semakin merasa kesulitan. Padahal banyak hal yang dilakukan di rumah bagi seorang muslimah.

Menjadi Madrasah,

Menjadi sekolah adalah ladang luas yang penuh dengan ilmu pengetahuan untuk diamalkan. Hakikatnya seorang perempuan adalah sebuah madrasah. Ia akan menjadi perantara dalam pengetahuan anaknya. Menjaga serta mendidiknya. Selain itu untuk menjadi madrasah tidak harus keluar rumah. Cukup dengan memberikan pembelajaran kepada anaknya adalah sebuah madrasah yang tak ternilai harganya. Sebab dengan langsung dari tangan sendiri, kita mampu mengetahui bagaimana kondisi atau tingkatan pengetahuan anaknya. Untuk menghilangkan kebosanan bahkan seorang muslimah bisa dengan bercanda atau bermain bersama anak-anaknya.

Menjadi Entrepainer

Siapa sangka, pengusaha harus seorang laki-laki. Mindset demikian yang kian memengaruhi laju semangat para perempuan untuk menjadi seorang pengusaha. Hal pekerjaan apapun tidak ada keterkaitannya dengan jenis kelamin selagi itu masih dalam produk halal. Setiap laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki kekuatan tidak ada yang dibedakan serta membedakan. Budaya yang masih menjamur saat ini ialah budaya patriarki dimana letak perempuan tetap tersimpan dibawah laki-laki bahkan bagi perempuan pendidikan itu tidak penting.

Dalam keadaan seperti ini, pereknomian sudah pasti mengalamai degradasi yang sangat kuat. Belum lagi kebutuhan yang harus terpenuhi. Bagi muslimah yang belum berkeluarga diantara peran yang diambil ialah mencoba untuk bisnis, hal demikian juga bisa membantu para relawan yang sedang bekerja di luar rumah. Menjadi pebisnis tidak harus keluar rumah, saat ini alat teknologi sudah hampir sama dengan otak manusia sangat canggih. Bahkan kita bisa berjualan hanya dengan meng aploid gambar di salah satu media sosial. Semua serba di telepon pintar dari mulai jualan, pembelian serta bayaran. Hal demikian sangat menunjang kebosanan dan membantu untuk memutuskan rantai penularan covid- 19.

Memperbaiki Rumah Tangga dan Bikin Agenda Tahun 2021

Bagi muslilah yang sudah mempunyai keluarga peran yang sangat penting adalah gunakan waktu karantina saat ini untuk memperbaiki rumah tangga. Bisa dengan mendekatkan kepada seuami dan juga mengakrabi anak-anak yang sering ditinggal kerja. Selain dalam hal itu alangkah baiknya semua keluar berkumpul membahas apa-apa saja yang kurang dalam rumah tangganya.

Saling mengevaluasi setiap dirinya, agar setelah wabah Covid-19 hilang, kekeluargaan semakin rukun. Artinya selama karantina atau lock down sistem pikiran kita tetap bekerja. Apalagi bekerja sama dengan sang suami, anak dan keluarga lainnya.

Menikmati hidup setiap perjalananya harus diperhitungkan. Bagaimana nanti kita akan berkativitas. Mencapai impian yang sudah ditargetkan agar segera ditunaikan. Membuat perencanaan untuk tahun 2021 sama saja kita tengah siap untuk menikmati bulan-bulan selanjutnya. Meskipun kadang manusia pembuat rencana Tuhan yang berkuasa. Namun, setiap manusia harus mempunyai mimpi. Seorang perempuan jangan hanya memikirkan bagaimana keadaan dapurnya saja, namun harus dipikirkan pencapaian apa saja yang nanti akan diperjuangkan di tahun selanjutnya. Bisa juga melanjutkan dari tahun sebelumnya karena ada beberapa yang tidak tercapai.

Keadaan wabah covid – 19 membawakan arti penting bagi seorang perempuan. Terutama seorang msulimah. Menjadi muslimah yang berwawasan luas sera berintelektual adalah hal wajib yang ada pada diri perempuan. Pasalnya perempuan semua adalah madrasah dan guru. Memiliki peran penting dalam dunia pendidikan untuk memberikan nutrisi pengetahuan untuk buah hatinya. Muslimah itu tidak lemah karena suatu musibah. Justru bagi seorang muslimah, musibah adalah suatu ujian yang datang untuk dituntaskan bukan untuk menjadi tangisan.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.