Musyawarah Relokasi Warga Cemplik RT 03 RW 16. Sugihwaras Alami Kebuntuan!!??

Pemalang375 Dilihat

 

ADVERTISEMENT

Pemalang – Medianasional id.

Entah apa rencana pemerintah kabupaten Pemalang Jawa Tengah , sehingga mengejutkan bahkan membuat geger warga rt 03 rw 16 Kelurahan Sugiwaras kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang Jawa Tengah.

Warga di undang untuk berkumpul di halaman Mushola BaitulMaqdis dengan agenda musyawarah rencana relokasi warga RT 03 RW 16 Kelurahan Sugihwaras ke sebelah timur Makam Syech Maulana Samsudin atau yang lebih di kenal SMS.

Acara musyawarah rencana relokasi di laksanakan pada hari Rabu sore 24 Agustus 2022 bertempat di halaman Mushola BaitulMaqdis. Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas PU Perkim, Camat Pemalang, Lurah Sugiwaras serta Tim Ahli dari pembangunan Kotaku Kota Tanpa Kumuh.

Sedangkan dari masyarakat hampir seluruhnya hadir bapak bapak ibu ibu tua muda kakek nenek semua mengikuti jalannya musyawarah. Turut hadir juga dari jajaran TNI POLRI, Dis Hub. acara yang sedianya di mulai pukul 15.30 WIB sempat molor 1 jam.

Dari pantauan awak media warga mulai berkumpul memadati teras mushola dan halaman secara lesehan dengan alas daklit plastik bahkan ada yang tidak dapat tempat duduk sehingga nongkrong berdiri di teras rumah warga dekat mushola.

Acara di bantu dengan menggunakan pengeras suara sederhana. awalnya suasana tampak kondusif, dari pihak pemerintah baik Lurah, Camat , dan Kepala Dinas PU Perkim Pemalang memberikan sambutan namun mengingat waktu sudah sore saat dari pihak KOTAKU memaparkan program warga mulai gejolak dari warga yang di wakili Nur Jedot segera minta sesi dialog mengingat waktu sudah sore.

Dalam paparan sebelumnya dari pihak Pemerintah memberi tahu akan adanya relokasi tempat tinggal mereka mengingat mereka saat ini menempati tanah TN atau Tanah Negara yang bukan hak miliknya. Lokasi yang akan di relokasi ada rencana untuk Pelabuhan. Warga nanti akan menempati rumah tipe 36 dengan bangunan permanen layak huni. Untuk bangunan warga di gratiskan namun untuk tanahnya warga harus membayar walaupun dengan cara nyicil , mungkin inilah yang memicu panasnya musyawarah sehingga warga sontak tidak sabar ingin mengutarakan uneg unegnya.

Perwakilan dari warga Nur Jedot langsung dengan suara tinggi mengatakan di hadapan para pejabat : Kami warga kalau ada keniatan pihak pemerintah merelokasi warga di sini boleh boleh saja yang penting transparan jelas di sini mau di gunakan untuk apa. Dan jangan berharap kami kami ini untuk nyicil, karena jangankan untuk mbayar tanah walaupun dengan cara nyicil perbulan wong untuk makan saja kembang kempis. saya selaku perwakilan warga dengan tegas menolak kalau warga di suruh mbayar tanah yang akan di tempati walau bangunan dan fasilitas lainya gratis. Tolong jangan paksa kami. Kami babat alas tak bertuan di sini sejak tahun 2001 dan mulai menempati tahun 2003 .

Saat di tanya awak Media Nur Jedot mengatakan: jumlah warga kurang lebih 150 KK ya sekitar 225 orang ,warga di sini itu warga kurang mampu, untuk makan saja sulit makannya kami menolak kalau harus membayar tanah di tempat yang baru ucap Nur Jedot.

URIPTO GD / Frj.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.