Pringsewu Medianasional.id –Berjuang dan terus berjuang, tanpa ada rasa lelah, karena tidak ada kesuksesan yang sifatnya instan. Kesuksesan itu dilalui dari berbagai proses. Ibarat roda, untuk mencapai suatu puncak tentunya dimulai dari bawah terlebih dahulu. Itulah yang dialami Muhyin Nizom. Seorang wisudawan yang menempuh pendidikan tingginya hingga meraih gelar sarjana S,Kom, di STMIK.
Bekerja sebagai OB, tak membuat Muhyin Nizom melupakan pendidikannya. Di sela pekerjaannya, ia meluangkan waktu untuk mempelajari materi soal-soal ujian.
Sumber-sumber belajarnya pun bermacam-macam. Mulai dari membeli buku-buku soal ujian, hingga belajar dari buku-buku yang dilungsurkan teman-temannya yang telah sukses lebih dulu lulus di STMIK.
Hasil tak mengkhianati usaha. Kerja keras Muhyin Nizom selama itu terbayar ketika pada hari Kamis( 22/8/2019) namanya dinyatakan lolos dari STMIK
Nizom mengaku tantangan yang dihadapinya selain masalah keuangan adalah soal adaptasi.
Faktor sulitnya beradaptasi tersebut tak lepas dari stereotipnya tentang orang kota. Nizom mengaku, dirinya dulu menganggap anak-anak Pringsewu itu bersikap angkuh, namun belakangan ia menyadari bahwa anggapannya selama ini tak benar.
Hal itu dirasakan semasa berkuliah ketika dirinya melihat teman-temannya yang bisa menerima Nizom apa adanya tanpa melihat latar belakang maupun harta keluarga.
Bagi Nizom, lulus di STMIK merupakan berkat ridha dari Tuhan selain kerja keras yang menuntunnya. “Bila kamu berani bermimpi, itu artinya kamu juga harus berani kerja keras demi mimpi kamu itu,”Saran Nizom.
Alhamdulillah Wasyukurillah maha besar ALLAH SWT Terima Kasih Saya ucapkan Kepada Kedua ORANG TUA ku Semoga Kita semua dalam Lindungan ALLAH SWT , Acara Yudisium Berjalan Dengan Lancar ,dan semoga Amanah dengan Gelar yang saya perjuangkan Selama 4 tahun, harapan saya bisa bermanfaat untuk saya dan keluarga NH. Bagi saya ,cobaan ujian segala macam bentuk sudah saya jalani semua Alhamdulillah Dengan ridho allah Usaha dan cita cita meraih gelar sarjana sudah sampai selesai Amin.
.
Rilis Intan
Editor Jumadi
